IKLAN BULAN INI

Friday, 5 February 2010

Dua Dokter Diadukan ke Polisi

Jumat, 5 Februari 2010 | 9:40 WIB

Jakarta - SURYA- DITUDING melakukan malapraktik yang berujung kematian, dua dokter Rumah Sakit Bhakti Kartini, Bekasi Timur, dilaporkan ke Polrestro Bekasi oleh keluarga pasien.

Silviana Demina (40), pasien tersebut, meninggal dunia hari Kamis (4/2).

Menurut suaminya, Noldy Pratasis (33), Silviana meninggal karena tidak mendapat perawatan yang sesuai dengan standar dari pihak rumah sakit. Tindakan medis yang dilakukan bukan membuat istrinya membaik, melainkan lebih parah.

Noldy telah melaporkan kasus yang dia anggap malapraktik itu ke Polrestro Bekasi hari Rabu (3/1), saat istrinya koma. Dia menganggap dua dokter, Hdy dan Arn, tidak memberikan pelayanan medis sesuai standar kepada istrinya.

Warga Taman Wisma Asri RT 04/22, Telukpucung, Bekasi Utara, ini mengatakan, pada 20 Oktober 2009 Silviana mengeluh sakit perut sehingga dibawa ke RS Bhakti Kartini. Setelah seminggu dirawat, ibu empat anak itu menjalani operasi. “Dokter pertama yang menangani awalnya bilang istri saya terkena gangguan usus buntu, tapi menjelang operasi dikatakan istri saya mengalami infeksi usus bernanah dan teroid. Mana yang benar, saya jadi enggak mengerti,” tuturnya.

Seusai dioperasi, Silviana dibawa ke ruang intensive care unit (ICU). Setelah sebulan menjalani perawatan, dia pun diperbolehkan pulang.

Seminggu di rumah, ternyata sakit pada perutnya kambuh. Dia pun dirawat lagi di ruang intermediate seminggu di rumah sakit yang sama sebelum diperbolehkan pulang.

Rupanya beberapa hari di rumah kondisi Silviana tak membaik. Noldy pun mengalihkan perawatan istrinya ke RS Hermina. Seminggu menjalani perawatan di rumah sakit itu, Silviana kembali dirujuk ke RS Bhakti Kartini.

“Operasi kedua di RS Kartini itu tanpa persetujuan saya. Itu ditandatangani pasien sendiri. Sehari sebelum operasi istri saya justru pulang, bukannya istirahat di rumah sakit,” ujar Noldy.

Menurut dia, sampai lebih dari seminggu setelah operasi kedua itu Silviana tak juga sembuh. Selanjutnya dilakukan mediasi antara keluarganya dan pihak RS Bhakti Kartini, ditengahi perwakilan RS Hermina. Sesuai permintaan Silviana, perawatan akhirnya dipindahkan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.

“Sebelum istri saya dirujuk ke RS Mitra Keluarga, pihak RS Bhakti Kartini menyatakan secara lisan akan mengganti seluruh biaya perawatan istri saya hingga sembuh. Bukannya sembuh, istri saya justru koma,” ujar Noldy.

Warta Kota yang mendatangi RS Bhakti Kartini, Rabu (3/1), untuk meminta konfirmasi perihal kasus ini hanya ditemui oleh koordinator keamanan bernama Hardi. “Ibu (Direktur, Neneng DN—Red) sedang rapat di luar. Tidak tahu kembali atau tidak. Tinggalkan saja nomor telepon, nanti dihubungi,” tuturnya.

Karena pihak rumah sakit tak kunjung menghubungi, Warta Kota kembali menyambangi RS Bhakti Kartini, Kamis (4/1), dan kembali ditemui Hardi. “Direktur rumah sakit sedang ada seminar di Bandung bersama para kepala bagian. Setelah seminar dilanjutkan dengan raker seminggu,” tuturnya.

Kapolrestro Bekasi Kombes Imam Sugianto membenarkan adanya laporan dari Noldy itu. “Belum bisa disimpulkan malapraktik, karena keluarganya belum selesai dimintai keterangan,” tuturnya saat dihubungi kemarin. Ichwan Chasani/warta kota

http://www.surya.co.id/2010/02/05/dua-dokter-diadukan-ke-polisi.html
Read more ...

Persaingan Distributor Obat Kian Tajam

Sabtu, 6 Februari 2010 - 9:12 WIB

BANDUNG (Pos Kota) – Persaingan distribusi obat antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan swasta semakin ketat dan tajam, akibat pertumbuhan usaha distributor swasta yang cenderung tidak terlalu terikat dengan kewajiban sosial, yakni kewajiban memasok obat-obatan ke daerah terpencil dan pulau terluar, dengan pelayanan terbaik dan harga terjangkau, seperti yang diwajibkan kepada BUMN.

Deputi Bidang Usaha dan Jasa Lainnya Kementerian BUMN, Muchayat, di sela-sela Rapat Kerja Nasional BUMN distributor farmasi, Jumat (5/2) di Bandung mengatakan, dari Rp 33 triliun nilai perdagangan farmasi nasional, dalam tahun 2009, sekitar 90 persen, atau lebih dari Rp 30 triliun, dinikmati distributor swasta. BUMN distributor farmasi, yakni PT Indofarma Global Medika, Kimia Farma Trading dan Rajawali Nusindo, hanya menikmati share Rp. 3 triliun.

Menurut Muchayat, ke depan BUMN distributor farmasi harus melakukan langkah-langkah strategis, diantaranya menggunakan jaringan pemasaran secara bersama-sama, baik jaringan dalam negeri, yang dimiliki PT Indofarma Global Medika dan Kimia Farma, maupun jaringan perdagangan internasional yang dimiliki PT Bio Farma, karena memasuki 2010, BUMN distributor farmasi ditargetkan menguasai 20 persen dari perdagangan produk farmasi senilai Rp. 38 triliun.

“Dengan melakukan sinergitas, BUMN distributor farmasi, bisa memperluas penguasaan pasar dan mempertahankan harga, tanpa menurunkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.

Dirut PT Bio Farma Iskandar dan Indofarma Global Medika, Ary Gunawan menyambut baik penggunaan jaringan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri, maupun luar negeri, secara bersama-sama. Dengan kekuatan 117 cabang pemasaran dan 1.211 personal di seluruh Indonesia, distribusi farmasi akan semakin merata dan harganya tetap terajngkau, kata kedua petinggi BUMN bidang farmasi ini. (chevy/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/02/06/persaingan-distributor-obat-kian-tajam
Read more ...

IRT Mengeluh, Cabe Merah Tak Stabil

Kamis, 04/02/2010 08:00 WIB

Eri Mardinal - Padang Ekspres

Ibu-ibu rumah tangga (IRT) kembali dipusingkan dengan melonjaknya harga cabe merah di pasaran. Jika biasanya mereka membeli dengan harga Rp26 ribu per kilogram, kini harganya melonjak drastis menjadi Rp30 ribu perlikogram.

“Baru saja minggu kemarin harganya turun, sekarang harganya sudah naik lagi. Minggu lalu cabe masih bisa saya beli Rp25 per kilogram, sekarang sudah naik Rp30 ribu per kilogram. Belum lagi harga kebutuhan lainnya. Kondisi seperti ini sangat membuat para IRT merasa terbebani,” keluh Ida (40) seorang IRT di Simpangempat.

Kenaikan harga cabe merah ini, kata Ida karena menurut para pedagang barang yang dibelinya dari agen juga tinggi, makanya mereka terpaksa pula menaikkan harga jual. Akibatnya masyarakatlah yang merasakan pedihnya harga kebutuhan dapur ini.

Dia menambahkan kalau setiap berbelanja dirinya biasa membeli 1 kilogram cabe merah, namun karena harganya naik, terpaksa harus mengurangi dengan hanya membeli setengah kilogram saja. Ini dilakukan agar kebutuhan pokok lainnya dapat terpenuhi.

Keluhan yang sama juga diutarakan, Umi (38) warga lainnya. Dia cukup terkejut dengan kenaikan harga cabe merah yang begitu drastis. Padahal pada minggu lalu, katanya harga cabe merah masih di kisaran Rp24 ribu perkilogram. Kini malah harganya telah menembus Rp30 ribu per kilogram.

“Bagaimana kita tidak pusing memikirkannya tiba-tiba saja harga melonjak naik. Ini baru satu barang, kalau seandainya barang-barang kebutuhan pokok lainnya juga ikutan naik, bisa stres kita dibuatnya,” keluhnya sembari berharap semoga dalam minggu ini, harga cabe merah bisa kembali normal lagi.

Di tempat terpisah, beberapa pedagang yang ditemui Koran ini, salah seorangnya Inur mengungkapkan terpaksa menaikkan harga cabe merah karena barang yang didapatkannya tersebut juga naik dengan harga tinggi dibanding minggu lalu.

“Sehingga, para pedagang mau tidak mau harus menaikan harga jual. Kalau dijual sama dengan harga minggu lalu, maka pedagang bisa rugi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, naiknya harga jual cabe merah ini lebih disebabkan karena persedian stok cabe merah di tingkat agen juga menepis. Pengaruh cuaca yang tidak menentu, sedikitnya mengakibatkan petani mengalami kegagalan panen. Sehingga pasokan cabe merah ke tingkat pengecer atau pedagang berkurang.

Sementara itu, harga komoditas lainnya seperti beras kualitas I masih di harga rata-rata Rp8250 per Kg, minyak goreng curah Rp10 ribu per Kg, gula Rp12 ribu per Kg, bawang merah Rp10 ribu per Kg. Sedangkan harga daging sapi masih Rp70 ribu per Kg, dan daging ayam Rp15 ribu per kilogram. [*]

http://www.padang-today.com/?today=news&id=13352
Read more ...

Efek Tambahan Asap Rokok di Ruang Tertutup

Jumat, 05 Februari 2010 11:00 WIB

Penulis : Ikarowina Tarigan

BAHAYA asap rokok di udara (secondhand smoke) tidak hanya berbahaya bagi mereka yang tidak merokok. Studi terbaru mengungkap bahwa perokok yang menghisap asap rokok mereka sendiri dalam ruang tertutup berisiko lebih besar mengalami gangguan kesehatan terkait asap rokok.

Studi menunjukkan, perokok yang menghisap 14 batang rokok sehari dan menghisap asap rokoknya sendiri karena merokok di ruang tertutup mengalami penambahan risiko yang setara dengan menghisap 2,6 batang rokok lagi.

Hasil ini, terang peneliti, membantah asumsi sebelumnya yang menyatakan bahwa bahaya tambahan akibat menghisap asap rokok yang telah dihembuskan (secondhand) bisa diabaikan jika dibandingkan dengan risiko asap rokok yang secara langsung dihisap oleh perokok.

"Dalam mempelajari kesehatan perokok aktif, asap yang dihirup secara aktif atau pasif harus selalu dipertimbangkan," terang peneliti Maria Teresa Piccardo dari National Cancer Research Institute di Genoa, Italia, seperti dikutip situs webmd.com

Dalam studi yang dipublikasikan di Environmental Health ini, peneliti menganalisis kontribusi paparan asap rokok dari luar (secondhand smoke) terhadap total karsinogen (komponen penyebab kanker dalam tembakau) pada 15 perokok yang bekerja sebagai agen surat kabar di Italia.

"Kami memilih agen surat kabar karena mereka bekerja sendirian di dalam kios kecil. Artinya, setiap asap tembakau di udara yang dihirup sangat berkaitan dengan jumlah asap rokok dari agen berita tersebut," tambah Piccardo.

Hasil menunjukkan, sumbangan karsinogen dari paparan asap luar (secondhand smoke) setara dengan 15 hingga 23 persen rokok biasa dan 21 hingga 34 persen rokok ringan (light cigarettes).

Rata-rata perokok dalam studi tersebut menghisap 14 batang rokok. Dengan menghisap kembali asap rokok mereka sendiri dari udara, tambahan karsinogen yang masuk ke tubuh mereka setara dengan menghisap 2,6 batang rokok reguler lagi.

Selain itu, menghirup asap dari perokok lain dalam lingkungan setara dengan paparan karsinogen dari 1,3 batang rokok reguler lagi.

Temuan ini, menurut peneliti, mengindikasikan bahwa paparan karsinogen total dari kebiasaan merokok perokok itu sendiri serta paparan asap dari luar harus diperhitungkan dalam menentukan risiko kesehatan merokok. (IK/OL-08)

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/02/05/2135/2/Efek-Tambahan-Asap-Rokok-di-Ruang-Tertutup-
Read more ...

Mensos Tolak Razia Anak Jalanan

Thursday, 21 January 2010 06:43

Jakarta - Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri menolak razia anak jalanan karena akan mempersulit pengungkapan fakta kekerasan pada mereka. Alternatifnya, Mensos meminta gubernur se-Indonesia untuk mendata anak jalanan dan berbagai permasalahan yang rentan menyerangnya. Sikap tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Mensos yang dikirimkan ke seluruh Gubernur se-Indonesia. "Kami meminta Gubernur dan jajarannya menghindari tindakan razia.

Tindakan ini juga rentan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia," kata Salim dalam press release yang diterima detikcom, Kamis (21/1/2010). Sebagai gantinya, pemerintah provinsi diharapkan mendata anak jalanan dan permasalahan yang rentan dihadapi oleh anak-anak jalanan. Langkah ini penting guna membuat kebijakan stategis bagi perlindungan hak-hak anak. Selanjutnya, Salim meminta pemerintah daerah membuat program pemberdayaan keluarga terutama kemiskinan dan kesehatan.

Pemda membuat data yang berisi profil anak jalanan, identifikasi korban kekerasan, dengan dipandu tenaga kesejahteraan sosial kecamatan," tambahnya. Guna memuluskan langkah tersebut, Mensos meminta koordinasi pemprov dengan pemkab/pemkot dalam rangka meningkatkan keterpaduan pelayanan kesejahteraan sosial anak. Jika semua data tersebut telah terkumpul, maka akan dilakukan gerakan nasional penarikan anak jalanan dari jalan," pungkasnya.

rri.co.id/dodo

http://www.rri.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=5595:mensos-tolak-razia-anak-jalanan&catid=17:sosial&Itemid=207
Read more ...

Beras Operasi Pasar Tak Terbeli, Konsumsi Singkong Meluas

Sabtu, 6 Februari 2010 | 03:16 WIB

Cirebon, Kompas - Warga miskin yang mengonsumsi singkong di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ternyata tidak hanya ditemukan di Kecamatan Kapetakan. Dalam sebulan terakhir, jumlah warga yang mengonsumsi singkong karena tak mampu membeli beras di temukan di tiga kecamatan lain, yakni Suranenggala, Gegesik, dan Klangenan.

Kecuali Klangenan, tiga kecamatan lain masuk kategori kawasan penghasil beras dan berlahan subur. Sejak sebulan terakhir, para buruh tani dan warga miskin memilih mengurangi konsumsi beras dan menggantinya dengan ubi atau singkong karena tingginya harga beras yang mencapai Rp 6.000 per kilogram. Adapun harga singkong atau ubi saat ini rata-rata Rp 1.500 per kg, lebih mahal dibandingkan dengan harga biasanya, Rp 1.000-Rp 1.250 per kg.

”Tak mungkin beli beras terus. Jadi, kalau tak dapat beras, ya, diganjal ubi atau singkong,” kata Turmin, pengemudi becak dan buruh tani dari Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jumat (5/2).

Hal yang sama diungkapkan Casna, buruh tani dari Desa Gegesik, Kecamatan Gegesik. Dengan penghasilan Rp 25.000, sekarang keluarganya hanya makan nasi satu kali sehari. Dua kali di antaranya diganjal ubi atau singkong.

Tasrib Abubakar, Wakil Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia di Cirebon, mengatakan, harga beras seharusnya jangan mahal, idealnya Rp 5.000 saja. Itu sebabnya, operasi pasar tidak efektif karena harga beras operasi pasar Rp 5.500 tak terjangkau buruh tani. ”Pemerintah harus mengusahakan lebih murahlah,” kata Tasrib, sambil menyebut jumlah buruh tani di Kabupaten Cirebon yang lebih dari 100.000 dari total 2 juta penduduk kabupaten itu.

Dia mengakui, makan singkong memang jadi tradisi hampir semua buruh, khususnya pada Desember-Januari, seusai masa tanam.

Jika harga singkong sekarang juga naik menjadi Rp 1.500 per kg, harga menir (beras berbulir pecah lebih dari 50 persen) juga naik Rp 3.000-Rp 4.000 per kg. Menir ini sejak sebulan lalu laris dibeli karena murah.

Bupati Cirebon Dedi Supardi mengakui masih ada dua daerah yang paling rawan pangan di Cirebon, yakni Kapetakan dan Suranenggala. Selama ini warga miskin disuplai oleh beras jatah untuk orang miskin. ”Singkong dan ubi, kan, langkah diversifikasi untuk mengatasi mahalnya pangan,” kata Dedi. (NIT)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/06/03160349/beras.operasi.pasar.tak.terbeli.konsumsi.singkong.meluas.
Read more ...

Puluhan Warga Ngasem Keracunan Gas Blok Cepu

Jumat, 5 Pebruari 2010 19:19 WIB

Bojonegoro (ANTARA News) - Semburan gas H2S (hidrogen sulfida) diduga dari lokasi tambang minyak Blok Cepu yang dikelola Mobil Cepu Limited (MCL), meracuni puluhan warga Desa Brabowan, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.

Ada 50 warga warga Desa Brabowan, Kecamatan Ngasem, yang menghirup bau busuk gas H2S dari lokasi GOSP (gas oil separation plant) dan sebagian di antaranya mengalami muntah-muntah dan pusing, " kata Ketua Forum Masyarakat Blok Cepu, Supolo, Jumat.

Sampai saat ini masih ada dua warga, Marfuah (45) dan Sikin (43), yang masih menjalani perawatan intensif dengan bantuan oksigen karena menderita keracunan serius. "Lainnya ada 20 warga yang menjalani obat jalan," kata Kapolsek Gayam, Iptu Subarata.

Gas meracuni warga ketika api yang ada di atas flare pit di lokasi GOSP Blok Cepu di Desa Katur, Gayam, dan Begadon, mati.

Menurut Supolo, sejak pagi hari sebenarnya warga sudah mencium bau tidak sedap. Namun, bau betul-betul menyengat setelah api pembakaran di atas flare pit mati.

"Angin ketika itu bertiup ke arah barat menuju Desa Brabowan," katanya.

Diperkirakan, matinya api di flare pit dan munculnya bau tidak sedap berlangsung sekitar 1 jam dan setelah api di flare pit menyala kembali, bau menyengat mirip telur busuk tersebut berangsur hilang.

Menurut Supolo, warga tetap dengan tuntutan semula, meminta kompensasi atas keberadaan GOSP yang sering menimbulkan kecemasan di kalangan warga di sekitarnya, karena seringnya muncul bau tidak sedap.

Menurut Iptu Subarata, polisi masih menyelidiki penyebab matinya api di flare pit yang mengakibatkan menyebarnya bau tidak sedap itu. "Kami masih terus melakukan penyelidikan," katanya menjelaskan.

(Ant/S026)

http://www.antaranews.com/berita/1265372343/puluhan-warga-ngasem-keracunan-gas-blok-cepu
Read more ...

Cegah Chikungunya, Diskes Lebak Gelar Pengasapan

04/02/2010 20:09

Liputan6.com, Lebak: Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (4/2), menggelar pengasapan di sebelas desa sebaran chikungunya. Pengasapan tersebut dimulai sejak hari ini dan bakal digelar secara berkesinambungan.

Dari pantauan SCTV, pengasapan tidak hanya berlangsung di sekitar rumah. Petugas juga menyusuri sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, musala, dan kantor desa. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan nyamuk aedis aegepty yang menyebarkan virus bisa dibasmi.

Sementara itu, jumlah penderita chikungunya di Kecamatan Bayah bertambah menjadi tujuh orang. Ketujuhnya berasal dari dua desa yang belum pernah terjangkit chikungunya. Dengan demikian, total penderita penyakit ini sudah mencapai 240 orang.

Dari sebelas desa yang diserang chikungunya, Desa Sawarna tercatat sebagai wilayah terparah dengan penderita mencapai 113 orang. Disusul Desa Darmasari, Pamubulan, dan Bayah Barat. Meski telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa, para pasien hanya dirawat di rumah masing-masing [baca: Chikungunya Masih Menghantui Warga Lebak].(OMI/ADO)

http://kesehatan.liputan6.com/berita/201002/262295/Cegah.Chikungunya.Diskes.Lebak.Gelar.Pengasapan
Read more ...

Warga Miskin Lebih Sadar Bayar PBB

Sabtu, 6 Februari 2010 - 10:06 WIB

GAMBIR (Pos Kota) – Meski wilayahnya merupakan kawasan padat penduduk, kumuh dan miskin, namun tingkat kesadaran warga Kelurahan Kampung Rawa, Johar Baru, Jakpus, dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sangat tinggi. Terbukti menjadi yang terbaik dalam pencapaian pengumpulan PBB se-Jakpus.

”Ini sangat membanggakan, meski kawasan padat penduduk, kumuh dan miskin namun pencapaian PBB-nya sangat tinggi,” kata H. Usmayadi, Asisten Tata Pemerintahan (Tapem) Jakpus, pada acara penyerahan Surat Penagihan Pajak Terhutang (SPPT) PBB Tahun 2010, Jumat (5/2).

Kelurahan Kampung Rawa untuk PBB Tahun 2009 mencapai 175,50 persen, disusul Kebon Melati 149,72 persen dan Duri Pulo 135,57 persen. Tingkat kecamatan, diraih Johar Baru 112,28 persen, Tanah Abang 108,14 persen dan Gambir 106,78 persen.

Pencapaian PBB Jakpus tahun 2009 melampaui target dengan pencapaian 100,72 persen atau Rp402 miliar dari target Rp391 miliar. Tahun ini target PBB sebesar Rp393 miliar, dengan jumlah SPPT PBB 215.571 lembar dengan nilai pajak Rp450 miliar. (tarta/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/02/06/warga-miskin-lebih-sadar-bayar-pbb
Read more ...

PLN Targetkan Hemat Subsidi Rp35 Triliun

Senin, 25 Januari 2010 16:46 WIB

Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) menargetkan program penghematan subsidi melalui pengalihan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) ke batubara dan gas senilai total Rp35 triliun per tahun.

Dirut PLN Dahlan Iskan dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta Senin mengatakan, program pengalihan BBM ke batubara ditargetkan menghemat Rp20 triliun, sedang gas Rp15 triliun per tahun.

"Kami akan bangun 150 unit PLTU skala kecil berkapasitas 740 MW di luar Jawa seperti Sabang, Nias, Maluku Utara, dan Sorong guna mengatasi krisis listrik dalam dua tahun ke depan ini," katanya.

Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang menambahkan, PLTU skala kecil akan menggantikan PLTD-PLTD yang boros memakai BBM atau dioperasikan hanya saat beban puncak saja.

Dahlan melanjutkan, guna mendukung program pembangunan PLTU kecil tersebut, pihaknya meminta kebijakan pasok batubara ke dalam negeri (DMO) dengan besaran 30 persen.

Kebijakan DMO tersebut, katanya, juga mesti disertai harga yang khusus.

"Kalau memakai harga pasar, maka makna DMO tidak tercapai," ujarnya.

Dahlan juga mengatakan, pihaknya akan mengalihkan pemakaian BBM ke gas di sejumlah pembangkit yang seharusnya berbahan bakar gas, namun masih memakai BBM.

Menurut dia, sekarang PLTG yang seharusnya memakai gas, namun masih membakar minyak berjumlah 5.000 MW.

"Saya sebut pembangkit ini "salah makan". Kalau pengalihan ini bisa dilakukan, maka terdapat penghematan Rp15 triliun per tahun," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya telah memperoleh kepastian dari pemerintah bahwa pasokan gas buat pembangkit "salah makan" bisa terpenuhi September 2011.

Pasokan gas tersebut terutama berasal dari terminal gas alam cair yang direncanakan dibangun di tiga lokasi yakni Medan, Jakarta, dan Jatim.
(*)

http://www.antaranews.com/berita/1264412788/pln-targetkan-hemat-subsidi-rp35-triliun
Read more ...

Puluhan Angkot dan Angdes Terjaring

Bukittinggi | Jumat, 05/02/2010 20:23 WIB

Langgar Lalulintas

Ikhwan Salim - Posmetro Padang

Seiring dengan sudah berakhirnya masa sosialisasi Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalulintas selama tujuh bulan, Polresta Bukittinggi sudah mulai menindak langsung angkutan umum yang melanggar lalulintas.

Setidaknya dalam patroli yang digelar Satlantas Polresta Bukittinggi beberapa waktu lalu, puluhan angkutan kota (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes) diamankan di Mapolresta Bukittinggi.

Seperti disampaikan Kabag Ops Polresta Bukittinggi Kompol Arief Budiman SIK didampingi Kasat Lantas AKP Nasir, Jumat (5/2), kalau selama ini himbauan dan penindakan lebih didominasi oleh kendaraan roda dua. Namun, kali ini penindakan sudah mulai ditujukan pada angkutan umum.Berdasarkan patroli yang dilakukan.

Terdapat banyak kesalahan yang dilakukan oleh sopir angkutan umum di dalam kota secara kasat mata. Bagi kendaraan yang terbukti melakukan kesalahan langsung ditindak dan diamankan, sebab masa sosialisasi tentangt Undang-undang baru lalulintas sudah berlangsung selama sekitar tujuh bulan dan hal itu dirasa sudah cukup untuk langsung menerapkan peraturan yang baru. [*]

http://www.padang-today.com/?today=news&id=13403
Read more ...

Keluarga Bilqis Berencana Dirikan Yayasan

Jumat, 05 February 2010, 20:25 WIB

SEMARANG--Keluarga Bilqis Anindya Passa (17 bulan) yang menderita atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang sempurna) berencana mendirikan suatu yayasan sebagai dedikasi atas kepedulian masyarakat untuk Bilqis. "Kami sendiri belum menentukan nama yayasan itu, namun yayasan itu rencananya didirikan untuk membantu anak-anak lain yang memiliki nasib sama seperti cucu saya," kata Ocam Syamsier, kakek Bilqis di Semarang, Jumat.

Menurut dia, ide untuk mendirikan yayasan Bilqis tersebut muncul, mengingat Kementerian Kesehatan siap menanggung biaya operasi cangkok hati bagi Bilqis, sementara uang yang terkumpul dari Koin Cinta Bilqis sampai saat ini terus mengalir. "Uang yang terkumpul dari Koin Cinta untuk Bilqis sudah mencapai lebih dari Rp1 miliar, dan saat ini bantuan masih terus bertambah," katanya.

Ia juga enggan menyebutkan kapan realisasi pendirian yayasan tersebut, seraya mengatakan rencana itu masih akan dipikirkan.
Menurut dia, pihak keluarga juga masih memikirkan uang yang terkumpul tersebut untuk proses perawatan Bilqis sebelum dan setelah operasi, mengingat waktunya masih panjang.

Pihak keluarga, kata dia, mengucapkan rasa terima kasih yang sangat mendalam atas perhatian dan kepedulian seluruh masyarakat Indonesia dalam Koin Cinta untuk Bilqis. "Hal itu menandakan masyarakat Indonesia memiliki rasa kemanusiaan dan kasih sayang yang tinggi," katanya.

Sementara terkait pendonor hati untuk Bilqis, ia mengatakan, saat ini sudah banyak orang yang menawarkan diri untuk menjadi donor, bahkan beberapa di antaranya langsung datang kepada pihak keluarga. "Ada beberapa yang hanya menyampaikan lewat telepon dan ada pula yang datang untuk menawarkan diri sekaligus menengok kondisi Bilqis di RS (RSUP dr Kariadi Semarang)," katanya.

Akan tetapi, kata dia, dirinya tidak sempat mencatat identitas pihak yang bersedia menjadi donor bagi Bilqis, mengingat jumlahnya yang cukup banyak. "Seingat saya, ada tiga orang yang menawarkan diri untuk menjadi donor Bilqis, mereka berasal dari Semarang, Magelang, dan Demak, namun sepertinya belum ada satu pun yang diperiksa oleh dokter," kata Syamsier.

Red: siwi
Sumber Berita: antara

http://www.republika.co.id/berita/103379/keluarga-bilqis-berencana-dirikan-yayasan
Read more ...

30 Provinsi belum Bebas Flu Burung

Sabtu, 06 Februari 2010 08:12 WIB

SUKABUMI--MI: Sebanyak 30 provinsi di Indonesia masih belum terbebas dari penyebaran penyakit flu burung, yang berdampak pada larangan ekspor unggas ke luar negeri secara menyeluruh, kata Menteri Pertanian (Mentan) RI Suswono.

Seusai mencanangkan gerakan nasional Peternak Sehat dan Ternak Sehat di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2), Suswono menegaskan, kini pemerintah memprioritaskan penanganan kasus flu burung, sehingga pada tahun berikutnya, ada sejumlah provinsi lainnya yang terbebas dari penyakit tersebut.

Menurut dia, penanganan kasus flu burung tetap dilakukan oleh Komnas flu burung dan didalamnya termasuk Menteri Pertanian. Keberadaan Komnas Flu Burung sendiri dalam waktu dekat ini akan segera diganti dengan kelembagaan yang baru.

Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan baru ada tiga provinsi yang bebas flu burung, yakni Maluku Utara, Gorontalo, dan baru-baru ini Kalimantan Barat.

Mentan mengatakan, jika masalah flu burung bisa diatasi, maka Indonesia bisa memanfaatkan peluang ekspor ke luar negeri yang luar biasa, tetapi potensi sektor perunggasan di Indonesia yang sudah terealisasi baru mencapai 60 persen.

"Salah satu penyebabnya adalah flu burung. Gerakan pencanangan peternakan sehat ini merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi penyebaran flu burung," tutur Suswono.

Pemeliharaan unggas nantinya tidak terbuka atau dilepas karena tidak akan menguntungkan dan sangat rentan terhadap penyebaran penyakit dan sulit untuk mengendalikannya.

Di tempat yang sama, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, mendukung upaya penanganan flu burung yang dilakukan pemerintah pusat, antara lain, dengan melakukan kegiatan pengetatan atau 'bio security', pemusnahan unggas positif flu burung, vaksinasi ternak unggas yang sehat.

Ia menjelaskan, pada awal tahun 2010 ini, di Kabupaten Sukabumi, telah terjadi satu kasus kematian massal unggas sebanyak 569 ekor. "Kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, sehingga permasalahan flu burung segera diatasi," ujarnya. (Ant/OL-03)

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/06/121541/71/14/30-Provinsi-belum-Bebas-Flu-Burung
Read more ...

Dahlan: 2012 Listrik Tidak ‘Byar Pet’ Lagi

Saturday, 06 February 2010 08:45

SIDOARJO - Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan, mengatakan PT PLN akan kembali memfungsikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) September 2010 mendatang setelah sebelumnya menggunakan bahan bakar solar. Menurut dia, penggunaan bahan bakar solar memboroskan keuangan hingga Rp15 triliun per tahun.

"Pemerintah berjanji memasok gas sesuai kebutuhan," katanya saat peluncuran listrik prabayar di Desa Sruni Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, tadi malam.

PLN, kata dia, juga akan membangun 150 pembangkit listrik baru di luar Jawa. Ini dilakukan agar pasokan listrik di luar Jawa terjaga.

Dahlan bertekad pada 2012 nanti tak ada lagi masalah kelistrikan ditingkat hulu. Diantaranya, seluruh pembangkit harus beroperasi secara maksimal serta mengganti seluruh travo bermasalah. "Agar tak ada lagi pemutusan listrik. Biar tidak byar pet lagi," katanya.

Direktur operasional PT PLN Persero Jawa-Bali, I Gusti Ngurah Adyana mengatakan PLTG Grati, Pasuruan dan Gresik secara teknis didirikan menggunakan bahan bakar gas. Jika pasokan gas stabil, kapasitas produksi listrik justru akan meningkat.

PLTG Gresik yang berbahan bakar solar, kata dia, hanya mampu memproduksi listrik sebanyak 1900 mega watt. Padahal, jika menggunakan gas justru kapasitasnya naik hingga 2200 mega watt.

Editor : ANGGRAINI LUBIS
(dat03/tem)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=87679:dahlan-2012-listrik-tidak-byar-pet-lagi-&catid=18:bisnis&Itemid=95
Read more ...

40 Persen Kanker Bisa Dicegah, Asalkan..

Jumat, 5 Februari 2010 | 09:34 WIB

KOMPAS.com — Hingga saat ini kanker masih jadi momok menakutkan. Padahal, hampir 40 persen penyakit kanker bisa dicegah asalkan kita mau berhenti merokok, mengurangi alkohol, tidak makan berlebihan, olahraga teratur, dan mendapat vaksin pencegah infeksi.

Langkah-langkah pencegahan tersebut disampaikan para pakar dalam rangka Hari Kanker Sedunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), satu dari delapan kematian setiap harinya disebabkan oleh kanker. Jumlah itu melebihi AIDS, TBC, dan malaria. WHO mengingatkan, tanpa adanya perubahan, kematian akibat kanker secara global bisa mencapai 17 juta pada tahun 2030 dari 7,6 juta saat ini.

Dalam laporan yang dilansir The International Union Againts Cancer, para ahli mengungkapkan, 21 persen dari seluruh jenis kanker disebabkan karena infeksi, seperti virus HPV yang menyebabkan kanker leher rahim serta infeksi hepatitis yang menyebabkan kanker hati.

Saat ini sudah tersedia vaksin pencegah kanker, tetapi baru tersedia di negara-negara maju. Tak heran jika 80 persen kematian akibat kanker leher rahim terjadi di negara miskin dan berkembang.

"Para pembuat kebijakan di seluruh dunia punya kesempatan dan kewajiban untuk melakukan vaksin demi menyelamatkan hidup banyak orang. Mereka juga perlu mengampanyekan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko kanker," kata Cary Adam, Ketua International Union Againts Cancer, dalam siaran persnya.

Para pakar berpendapat, penyakit kanker yang umum diderita masyarakat di negara maju, seperti kanker paru, payudara, dan usus besar, sebenarnya bisa dicegah jika mereka mau mengubah gaya hidupnya.

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/05/09340150/40.Persen.Kanker.Bisa.Dicegah.asalkan...
Read more ...

Fauzi Bowo Berjanji Tambah Transportasi Massal

Sabtu, 06 Februari 2010 | 09:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam acara "Aksi Peduli Keselamatan Lalu Lintas", Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, mengutarakan lagi rencananya untuk menambah jumlah alat transportasi massal.

Dalam awal pidatonya, Fauzi memaparkan kondisi Jakarta yang sering macet. Ia menyebutkan faktor makin seringnya muncul kemacetan, selain karena bertambahnya jumlah kendaraan, adalah karena pemerintah belum mampu menambah ruas jalan.

"Susah terlaksana karena masalah pembebasan jalan," kata dia, di Taman Lalu Lintas Saka Bhayangkara, Cibubur, Sabtu (6/2).

Karena itu, yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mengurangi kemacetan adalah dengan menambah jumlah transportasi massal seperti bus. "Busway akan kami perluas hingga Kabupaten Bekasi dan Tangerang. Kami juga akan merevitalisasi kereta api dan mulai merekonstruksi kereta bawah tanah," ujar Fauzi.

Sebelumnya, usai rapat pimpinan di kantornya pada Senin (1/2), Fauzi sudah menyebut rencana Pemda DKI untuk menambah lima koridor busway. Hanya, belum jelas kapan rencana tersebut dapat diimplementasikan, mengingat rencana penambahan koridor busway belum masuk dalam APBD tahun ini.

ISMA SAVITRI

http://www.tempointeraktif.com/hg/layanan_publik/2010/02/06/brk,20100206-223915,id.html
Read more ...

Kemendiknas Akui Dapat Rapor Merah

Jumat, 05 February 2010, 20:23 WIB

JAKARTA--Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, mengakui salah satu program 100 harinya mendapatkan rapor merah dari hasil evaluasi yang disampaikan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kunto Mangkusubro, Jumat (5/2).

Program yang dimaksud adalah program penguatan kemampuan bagi 30 ribu kepala sekolah dan pengawas.
"Maknanya kan berarti penilainnya serius. Kami tidak penuhi target, harus dilihat secara adil karena duduk perkaranya sampai dapat rapor merah posisi terahir mencapai 27.800," ujar Nuh, saat ditemui di Depok, Jumat (5/2).

Dari 30 ribu target yang harus dicapai, kata Mendiknas, pihaknya baru menyelesaikan 93 persennya sampai Februari 2010 atau 27.768 kepala sekolah dan pengawas. "Kurang satu pun akan tetap akan dinilai merah," katanya.

Padahal, dalih Nuh, sampai hari terakhir, Kemendiknas sebenarnya sudah merampunglkan program tersebut. Hanya saja belum membuat dan menyerahkan laporan rampung 100 persen.

Program penguatan pengawas dan kepsek, kata Nuh, juga sudah rampung, report itu dibuat sebelum hari Selasa lalu saat di Cipanas. ''Sudah selesai tapi ada keterlambatan kasih laporan,'' ujar Nuh.

''Kami hormati tapi secara substansi sudah selesai programnya hari Jumat. Sudah 93 persen, tapi karena maunya seratus, ya alhamdulillah nggak apa-apa, rapor merah tapi nilainya 93,'' canda Nuh.

Red: endro
Reporter: Annisa Mutia

http://www.republika.co.id/berita/103378/kemendiknas-akui-dapat-rapor-merah
Read more ...

Apel dan Banyak Manfaat Kesehatan

05/02/2010 - 15:45

INILAH.COM, Jakarta - Apel dipastikan mengandung banyak manfaat untuk kesehatannya. Asalkan jangan membuang kulitnya. Inilah manfaat kesehatan yang dikandung apel.

Jangan membuang kulit apel. Alasannya sederhana saja, karena kulit apel mengandung quercetin - zat yang dibutuhkan guna meningkatkan kadar antioksidan guna mencegah berbagai macam penyakit.

Hasil penelitian para ahli dari Cornell University menyatakan bahwa hanya apel, buah yang memiliki quercetin. Itu sama artinya apel mampu menyediakan antioksidan setara 1.500mg vitamin c dari ekstrak apel segar dari apel ukuran medium.

Lalu hasil penelitian juga menunjukan, satu apel yang dimakan setiap hari mampu mengurangi kolestrol hingga 10%. Zat fitokimianya berfungsi melawan radikal bebas dan menekan kadar kolestrol jahat (LDL). Dan, seratnya yang tinggi, dipastikan mampu menahan datangnya lapar.

Sementara ity Dr. barry Sears dalam bukunya The Top 100 Zone Foods menyatakan apel adalah buah luar biasa yang sanggup mengontrol gula darah. "Apel adalah sumber serat yang dapat larutdengan baik, terutama pectin yang membantu kadar insulin, memperlambatpengeluaran gula ke dalam aliran darah. Pectin juga mampui mengurangi kadar kolesterol dengan mengurangi pengeluaran insulin," paparnya.

Semua hasil itu, sebenarnya sudah terbukti sejak zaman mitologi. Kala itu, buah apel sudah dikaitkan dengan penyembuhan penyakit bagi Dewa Apollo. Menurut tabib Hippocrates dan Galen, kebiasaan memakan buah apel sangat menguntungkan bagi pencernaan. Itu karena apel yang sudah dimakan mulai menjamur, dan efeknya sangat baik untuk pencernaan.

http://www.inilah.com/news/read/gaya-hidup/2010/02/05/328091/apel-dan-banyak-manfaat-kesehatan/
Read more ...

RSUDAM Tolak Jamkesda Pasien dari Lamteng

Sabtu, 6 Februari 2010

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung menolak pembayaran melalui jaminan kesehatan daerah (jamkesda) untuk pasien dari Lampung Tengah, kemarin (5-2).

Pembayaran jamkesda yang dilayani selama ini hanya pasien dari Bandar Lampung dan Lampung Barat karena kedua pemerintah daerah telah melakukan kerja sama (MoU) dengan pihak rumah sakit.

Sedangkan pembayaran melalui jamkesda dari kabupaten lainnya ditolak sebelum ada kerja sama dengan rumah sakit Pemerintah Provinsi Lampung tersebut.

Hal itu dialami pasien rujukan dari Lampung Tengah (Lamteng), Pringsewu, Lampung Timur, Tanggamus, dan Lampung Selatan. Salah satunya, Cici Dwi Sulistiani (16), warga Baruno Poncowati, Terbanggibesar, Lampung Tengah.

Cici menderita usus buntu. Ketika keluarganya melakukan pembayaran menggunakan jamkesda, pihak RSUDAM menolaknya.

Direktur RSUDAM Abdul Moeloek memberikan kebijakan kepada pasien itu untuk meminta rekomendasi dari Bupati Lampung Tengah untuk menggunakan jamkesda. Tenggat yang diberikan hingga Senin (8-2) mendatang.

Menurut pihak rumah sakit, kabupaten yang telah melakukan kerja sama baru Pemkot Bandar Lampung dan Pemkab Lampung Barat.

Keluarga Cici menuturkan sebelum dibawa ke RSUAM, Cici sempat dirawat di RSUD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah. Karena tidak sanggup dan peralatan di sana tak lengkap, ia dirujuk ke RSUDAM. Cici juga sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Islam Bandarjaya.

Ternyata bukan hanya Cici yang mengalami nasib serupa. Sejumlah pasien dari sejumlah kabupaten juga sama, kecuali Bandar Lampung dan Pemkab Lampung Barat.

Beberapa pasien yang dirujuk dari rumah sakit daerah tersebut telah membawa berkas-berkas jamkesda. Namun, pegawai administrasi RSUDAM tidak dapat berbuat banyak. Pihak rumah sakit hanya bisa memberikan kebijakan memberikan waktu untuk pasien mengurus rekomendasi dari bupati masing-masing. n MG9/K-3

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010020604360023
Read more ...

Efektivitas Pola Baru Subsidi Perumahan

Kamis, 4/2/2010 | 18:03 WIB

oleh BM Lukita Grahadyarini

Ke manakah arah program pembangunan perumahan rakyat? Pertanyaan itu terasa menggelitik tatkala menguat keraguan masyarakat terhadap komitmen pemerintah untuk merumahkan rakyat. Setidaknya 8,6 juta penduduk Indonesia saat ini tak bisa memiliki rumah dan jumlah itu masih mungkin bertambah.

Program bantuan pembiayaan perumahan yang digulirkan pemerintah sejak tahun 2007 bagi masyarakat menengah ke bawah, atau disebut program subsidi perumahan, tersandung sejumlah persoalan. Sepanjang tahun 2009, misalnya, subsidi kepemilikan rumah susun sederhana milik (rusunami) hanya tersalur untuk 62 unit dari total pengajuan subsidi sebanyak 2.000 unit.

Program subsidi perumahan menjanjikan masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 4,5 juta per bulan memperoleh bantuan uang muka rumah ataupun subsidi selisih bunga kredit. Hunian bersubsidi berupa rumah susun sederhana milik yang harganya dipatok maksimum Rp 144 juta per unit dan rumah sederhana sehat dengan harga maksimum Rp 55 juta per unit.

Subsidi diberikan kepada tiga kelompok sasaran, yakni masyarakat berpenghasilan Rp 3,5 juta-Rp 4,5 juta per bulan (kelompok I), berpenghasilan Rp 2,5 juta-Rp 3,5 juta per bulan (kelompok II), dan berpenghasilan Rp 1,2 juta-Rp 2,5 juta.

Untuk konsumen rumah susun sederhana, nilai bantuan uang muka rumah Rp 5 juta-Rp 7 juta. Adapun untuk subsidi selisih suku bunga, kelompok I dikenai bunga 9,85 persen selama empat tahun. Kelompok II sebesar 8,85 persen untuk masa enam tahun dan kelompok III sebesar 7 persen selama delapan tahun. Jika tenor subsidi selisih bunga itu berakhir, konsumen rumah susun dikenai suku bunga pasar.

Dalam sebuah seminar pembiayaan properti di Jakarta, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengaku kecolongan. Kepemilikan rumah susun sederhana milik yang seharusnya diprioritaskan untuk rakyat kecil telah menjadi ladang investasi. ”Ada yang membeli rusunami untuk investasi kos-kosan,” ujarnya.

Guna menekan distorsi program perumahan rakyat, pihaknya berencana menggulirkan program baru subsidi, berupa subsidi langsung dengan cara menekan suku bunga kredit pada kisaran 7-8 persen per tahun selama jangka waktu pinjaman. Harapannya, masyarakat menengah ke bawah teringankan dalam mencicil rumah sehingga daya beli meningkat.

Pemerintah sedang mempersiapkan pembentukan lembaga penyedia fasilitas likuiditas yang berfungsi memberikan tambahan modal bagi perbankan dan tanpa dikenai bunga. Dengan demikian, bank diharapkan mampu menekan biaya pinjaman perumahan sehingga suku bunga kredit perumahan dan kredit konstruksi akan turun.

Permodalan lembaga penyedia likuiditas itu rencananya dihimpun dari APBN dan instansi yang memiliki tabungan perumahan seperti Bapertarum, serta Jamsostek. Penerapan pola subsidi baru dengan fasilitas likuiditas ditargetkan efektif mulai pertengahan tahun 2010.

Sebagai ilustrasi, dana pembiayaan perumahan berasal dari APBN tahun 2010 sebesar Rp 3,1 triliun, Bapertarum Rp 3 triliun, Jamsostek Rp 3 triliun, dan asuransi Rp 3 triliun. Dengan asumsi APBN dan Bapertarum mengenakan suku bunga kredit nol persen, sedangkan Jamsostek dan asuransi mengenakan suku bunga 4 persen, bunga kredit dapat dipangkas separuhnya menjadi 2 persen.

Jika ditambah dengan dana perumahan yang disediakan perbankan sebesar Rp 12 triliun, terkumpul dana pembiayaan perumahan total Rp 24 triliun. Apabila suku bunga kredit bank 13 persen per tahun, kumulatif suku bunga kredit dari pembiayaan bank dan nonbank itu menjadi 15 persen (13 + 2 persen) dibagi dua sehingga berada di kisaran 7,5-8 persen.

Dengan pola baru itu, pemerintah berniat menghapus harga patokan maksimum rumah bersubsidi, baik rumah susun sederhana milik maupun rumah sederhana sehat. Kriteria penghasilan konsumen yang berhak mendapat subsidi juga akan dikaji ulang. Pemerintah optimistis, dengan keringanan suku bunga kredit, masyarakat berpenghasilan Rp 4,5 juta per bulan sanggup membeli rumah seharga Rp 200 juta.

”Ke depan, kemampuan memiliki rumah murah akan ditentukan oleh tingkat penghasilan konsumen, masa cicilan, dan suku bunga kredit,” ujar Suharso.

Perubahan regulasi

Pola baru yang ditawarkan pemerintah disambut baik oleh kalangan pengembang. Ketua Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia Teguh F Satria mengungkapkan, pola baru itu akan memecah kebuntuan pembiayaan rumah rakyat. Keringanan bunga kredit konstruksi akan menggairahkan pengembang untuk membangun rumah rakyat.

Adapun Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga mengatakan siap mendukung program pembiayaan perumahan. Namun, diperlukan perubahan regulasi agar Jamsostek bisa lebih leluasa mengelola aset bagi pembiayaan perumahan.

Pihaknya, kata Hotbonar, kini sedang merumuskan perubahan regulasi untuk menyesuaikan peran Jamsostek dalam pembiayaan perumahan. Revisi dilakukan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Investasi Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. ”Kami perlu tahu persis rencana pola pembiayaan dari Kementerian Perumahan Rakyat supaya bisa disesuaikan dengan revisi aturan Jamsostek,” ujar Hotbonar.

Saat ini Jamsostek menawarkan skim pinjaman uang muka rumah untuk masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 4,5 juta per bulan dengan jangka waktu 10 tahun dan suku bunga 3-6 persen. ”Kami berharap segera diadakan forum koordinasi antara Jamsostek dan Kementerian Perumahan Rakyat supaya ada sinkronisasi dalam kebijakan pembiayaan perumahan,” ujar Hotbonar.

Jamsostek berencana menerapkan program link deposit mortgage, yakni penyimpanan dana khusus di bank-bank BUMN untuk pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 4 triliun. Dengan program itu, penyaluran dana perumahan diperluas tidak hanya untuk masyarakat menengah ke bawah, tetapi juga masyarakat kelas menengah. Plafon dana KPR direncanakan mencapai Rp 150 juta per debitor.

Adapun suku bunga KPR rencananya dipatok sebesar suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) plus 2 persen. Jika saat ini suku bunga LPS sebesar 6,75 persen, suku bunga kredit untuk dana Jamsostek menjadi 8,75 persen, atau di bawah bunga pasar. Penerapan link deposit mortgage kini menunggu persetujuan dari Menteri BUMN.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Iqbal Latanro mengaku belum mengetahui secara detail pola baru subsidi perumahan yang ditawarkan pemerintah. Namun, pihaknya siap mendukung pola baru pembiayaan itu jika dimungkinkan. Dicontohkan, jika dana BTN digabung dengan APBN, suku bunga kredit perumahan bisa ditekan ke level 7 persen.

Pertanyaannya kemudian, sejauh mana efektivitas perubahan pola subsidi bagi masyarakat menengah ke bawah? Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat, pola baru subsidi cenderung mengabaikan kesulitan masyarakat menengah ke bawah dalam membayar uang muka rumah. Padahal, salah satu persyaratan utama dalam pembelian rumah adalah pelunasan uang muka.

Biaya uang muka yang dikenakan kepada konsumen sebesar 20-30 persen dari harga jual rumah. Kesulitan melunasi uang muka rumah mempersulit konsumen dalam mengajukan kredit ke perbankan. Dengan pola subsidi lama berupa bantuan uang muka rumah sebesar Rp 5 juta-Rp 6 juta, konsumen masih kesulitan melunasi uang muka. Beban itu tentu semakin berat jika bantuan uang muka dihentikan.

Kekhawatiran lain muncul seiring rencana pemerintah untuk menghapus patokan harga maksimum rumah bersubsidi. Penghapusan ketentuan harga itu dikhawatirkan mendorong pengembang untuk menjual rumah bersubsidi dengan harga semakin tinggi sehingga sulit terjangkau dan pola baru menjadi sia-sia.

Jika kita menengok ke belakang, kendati pola subsidi lama mematok harga maksimum rumah bersubsidi, nyatanya sebagian rumah susun sederhana milik dijual dengan harga di atas ambang batas. Konsumen dibebani dengan biaya fasilitas gedung, seperti kolam renang, pusat kebugaran, parkir, dan jogging track.

Di beberapa lokasi, harga rumah susun bersubsidi melampaui Rp 200 juta per unit. Memasuki tahun 2010, sejumlah rumah susun bersubsidi bahkan tidak lagi bersedia menjual unit subsidi. Dengan kondisi itu, bisa ditebak, konsumen menengah ke bawah berpenghasilan Rp 4,5 juta per bulan tidak sanggup menjangkau rumah bersubsidi, apalagi jika harganya dilepas ke mekanisme pasar!

Ali mengatakan, karut-marut program perumahan rakyat sudah seharusnya disikapi pemerintah dengan menyiapkan pola subsidi perumahan secara matang. Pola subsidi yang diusung pemerintah harus ditopang oleh komitmen sumber pendanaan secara serius dan kinerja lembaga pengelolaan pembiayaan yang optimal.

Program pembiayaan akan efektif jika mampu mengakomodasi keringanan uang muka rumah, suku bunga kredit yang rendah selama masa angsuran, dan harga patokan rumah yang terjangkau.

Adapun verifikasi kelayakan konsumen oleh perbankan menjadi katup pengendali yang efektif untuk mencegah penyaluran subsidi salah sasaran. Alangkah indahnya jika mimpi jutaan rakyat kecil untuk memiliki rumah layak huni terwujud. Itu bukanlah sekadar mimpi di siang bolong seandainya semua pihak punya komitmen untuk mewujudkannya. (Sumber: KOMPAS Cetak, Kamis, 4 Februari 2010)

LKT
Editor: ksp

http://properti.kompas.com/read/xml/2010/02/04/18030921/Efektivitas.Pola.Baru.Subsidi.Perumahan
Read more ...

Perlukah Dokter Meresepkan Obat Semu ke Pasien?

Jumat, 08/01/2010 17:08 WIB

Nurul Ulfah - detikHealth

New York, Obat yang tidak berisi bahan apa-apa atau dikenal dengan obat kosong, semu atau plasebo, kini sedang menjadi tren. Di Amerika, penggunaan obat plasebo meningkat karena terbukti berhasil menangani beberapa penyakit kronis. Dokter pun banyak meresepkan obat semu ini pada pasien.

Obat plasebo berfungsi dengan cara memberikan efek psikologis dan keyakinan untuk sembuh. Efek itu ternyata memiliki kekuatan lebih besar daripada efek bahan-bahan kimiawi dalam obat-obatan sesungguhnya.

Peneliti Amerika pernah sukses menggunakan obat plasebo dalam mengobati beberapa pasien psoriaris. Studi sebelumnya juga pernah menyebutkan bahwa efek plasebo berhasil menyembuhkan pasien lupus. Keberhasilan efek plasebo menangani penyakit psoriaris ini dipublikasikan dalamJournal Psychosomatic Medicine.

Penyakit psoriaris dipilih oleh peneliti sebagai bahan percobaan karena termasuk penyakit kronis yang berhubungan dengan sistem imun dan stres. Psoriaris disebabkan karena tubuh memproduksi sel-sel kulit yang berlebih sehingga kulit cepat mati dan menyebabkan rasa sakit. Penyakit ini menimpa sekitar 4 juta orang Amerika.

"Kami berhasil membuktikan bahwa obat plasebo bisa menangani penyakit psoriaris. Ada kemungkinan obat plasebo juga bisa digunakan untuk mengobati penyakit lainnya terutama yang berhubungan dengan stres," kata Robert Ader, PhD, MD(hc), profesor dari University of Rochester School of Medicine & Dentistry seperti dilansir Blisstree, Jumat (8/1/2010).

Meski demikian, Profesor Ader mengatakan bahwa efek plasebo tidak akan menolong pasien yang sedang dalam kondisi tidak sadar atau mengganti suatu bahan yang tidak dapat diproduksi tubuh. Contohnya, obat plasebo tidak bisa mengobati penyakit diabetes tipe 1 yang kekurangan hormon insulin.

Keberhasilan teknik plasebo dalam menangani penyakit psoriaris membuktikan bahwa obat yang sebenarnya kosong dan tidak mengandung zat kimia apapun bisa menangani penyakit kronis lainnya seperti asma dan multiple sclerosis.

Efek plasebo lebih menekankan faktor psikologis dan keyakinan untuk sembuh. Namun yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat plasebo adalah dorongan psikologis yang harus dilakukan terus menerus.

Para peneliti pun setuju bahwa obat plasebo punya beberapa keuntungan dibanding obat asli karena:

1. Mengurangi efek samping bahan kimia yang masuk ke tubuh
2. Mengurangi risiko kecanduan obat atau keracunan
3. Mengurangi biaya pengeluaran untuk penyembuhan penyakit karena harganya yang lebih murah

(fah/ir)

http://health.detik.com/read/2010/01/08/170801/1274558/766/perlukah-dokter-meresepkan-obat-semu-ke-pasien
Read more ...

Program Bidang Kelistrikan Sukses

Kamis, 4 Februari 2010

*Sisa 10 Persen Masyarakat Belum Nikmati Listrik

POSO- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso terus mengupayakan seluruh masyarakatnya untuk bisa menikmati listrik. Tak terkecuali di perkotaan, komitmen pemerintahan Piet Inkiriwang-Thalib Rimi dalam hal penerangan listrik, juga digalakan di seluruh wilayah pedesaan serta wilayah-wilayah terpencil.

Meski belum sepenuhnya berhasil, namun setidaknya sudah hampir seluruh masayarakat di Kabupaten Poso bisa menikmati listrik. Bukan hanya listrik yang berasal dari PLN, tapi juga listrik yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini (PLTM), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) yang pelaksanaan proyeknya ditukangi Pemkab Poso.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Poso, Arimuel Santo, melalui Kabid Kelistrikan, M Taslim Halide, mengatakan, sejak tahun 2006 hingga 2009, Pemkab Poso telah membangun 6 unit pembangkit listrik tenaga Mikrohidro (PLTMH). Enam PLTMh tersebut dibangun di enam desa berpotensi listrik (memiliki debit air sungai cukup,red) namun belum memiliki listrik.

Enam desa yang dibangun PLTMh adalah Desa Lengkeka dan Desa Toare di Kecamatan Lore Barat, Desa Doda Kecamatan Lore Tengah, Desa Dulumai, Desa Uelincu, dan Desa Pandjoka di Kecamatan Pamona Utara. “Program kelistrikan Pemkab Poso kurun lima tahun terakhir terbilang berhasil dan sukses. Dulu desa-desa itu gelap, karena tak terjangkau jaringan listrik. Tapi syukurlah sekarang desa-desa tersebut sudah terang dengan proyek PLTMh yang dikerja oleh Pemkab Poso,” ujar mantan Camat Poso Pesisir ini, kemarin (3/2).

Selain membangun PLTMh, Pemkab Poso juga mendapat bantuan pembangunan sejumlah PLTM dari Pemerintah Pusat. Diantaranya adalah di Desa Sawidago, Pamona Utara. Bukan itu saja, tahun 2009 lalu Pemkab Poso juga mendapat bantuan pemasangan jaringan listrik PLN interkoneksi Taripa-Pape senilai Rp12 miliar.

“Bantuan (PLTM dan jaringan PLN interkoneksi) sampai ada,b erkat upaya dan loby Pemkab Poso ke Pemerintah Pusat,” ujar Taslim Halide. Pada tahun ini, Pemkab Poso kembali mengusul penambahan lanjutan jaringan PLN interkoneksi Pape-Korobono sepanjang 3 kilometer. Hingga saat ini, lanjut Taslim Halide, jumlah masayarakat yang belum menikmati listrik terus berkurang. Jika tahun 2006 kebawah masyarakat yang belum menikmati listrik mencapai angka 20 persen, maka sekarang (hingga awal 2010) tinggal 10 persen. 10 persen masayarakat Kabupaten Poso yang belum menikmati listrik adalah mereka yang berdomisili di desa-desa terpencil dan tidak memiliki potensi sungai, untuk dibangun PLTM atau PLTMh.

“Semua desa yang tidak punya jaringan listrik PLN, tapi memiliki potensi air sungai yang cukup, sudah dibangunkan PLTM atau PLTMh. Dan desa yang belum dibangunkan PLTMh adalah desa yang tidak memiliki potensi air sungai yang cukup,” jelas Taslim.

Bagi desa yang belum memiliki listrik namun tidak mempunyai potensi air untuk membangun PLTMH, maka solusinya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Proyek PLTS ini hanya bisa dibangun dengan bantuan langsung dari Pemerintah Pusat.

“Dan alhamdulillah, tahun 2010 ini, Poso mendapat bantuan PLTS sebanyak 70 unit,” katanya bangga. Bantuan PLTS 70 unit tersebut akal dialokasikan di Desa Bekakao Kecamatan Lore Selatan. (bud)

http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Banjarbaru&id=63047
Read more ...

Kalender Sekolah Kocar-Kacir

Sabtu, 6 Februari 2010 | 09:21 WITA

UN Dipercepat

BORONG, POS KUPANG.COM--Jadwal pelaksanaan ujian nasional (UN) yang dipercepat dari April ke Maret 2010 membuat kalender kegiatan sekolah "kocar-kacir", diubah total untuk persiapan menghadapi UN.

Seminari St. Pius XII, Kisol, Manggarai Timur (Matim) ikut merasakan dampak percepatan UN tersebut, dimana kelender/jadwal persiapan untuk semester VI harus diubah total disesuaikan dengan jadwal UN.

Kepala SMP-SMA Seminari, St. Pius XII, Kisol, Rm. Emilianus Sarimas, Pr. S.Fil, S.Pd yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/2/2010), mengatakan, dengan dimajukan UN, maka semua program yang telah dibuat untuk semeter VI harus diubah semuanya. "Program dalam kalender akademik kita menjadi kocar-kacir. Kita harus menyesuaikan lagi," katanya.

Meski UN dipercepat satu bulan, Sarimas optimis 36 siswa SMA dan 51 siswa SMP kelas III akan lulus dalam UN.

Mengenai persiapan menghadapi UN, ia mengatakan, tidak melakukan persiapan ekstra. "Persiapan sama seperti tahun sebelumnya. Ada les tambahan dua jam setiap hari kecuali Rabu dan Sabtu. Try out minggu ini satu kali, dan satu kali di akhir Februari," jelasnya.

Menurutnya, pengenalan bahan ujian tahun lalu dan pembahasan LJK sudah sering dilakukan. Namun yang paling penting adalah motivasi terhadap anak-anak.
Wakil Kepala SMPK St. Stanislaus Borong, Bernadus Ngapan, ditemui terpisah mengaku jadwal UN dipercepat berpengaruh pada persiapan siswa. "Kita harus mengikuti aturan perubahan jadwal UN dengan les tambahan yang sebelumnya empat hari seminggu menjadi lima hari seminggu. Try Out sudah kami lakukan tanggal 8 Januari dan pada 8 Februari nanti," jelas Ngapan.

Kepala SMPN 1 Borong, Drs. Ferdinandus Jerau, mengaku siswanya sudah siap mengikuti UN. "Percepatan jadwal UN tidak berpengaruh terhadap kelulusan siswa karena semua persiapan sudah dilakukan. Sosialisasi kepada orangtua murid sudah dilakukan, kisi-kisi soal sudah dibagi, pembahasan SKL, les tambahan sudah dilakukan termasuk try out dan hasilnya sudah 82 persen," jelasnya.

Kepala SMAK Pancasila-Borong, Rm. Aleksius Saridin Hiro, Pr, ditemui terpisah mengaku saat ini persiapan siswa menghadapi UN baru 35 persen. Hal ini lantaran waktu bagi siswa cuma satu bulan untuk mempersiapkan diri. "Meskipun waktu persiapan kurang, kita tetap berusaha maksimal dengan memberikan les tambahan, bimbingan sore hari untuk membahas soal tahun lalu dan SKL dari internet. Try out juga sudah kita lakukan tiga kali," kata Romo Leksi. (gg)

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/42892/kelender-sekolah-kocar-kacir
Read more ...

Polisi Tolerir Pembalakan Kayu untuk Membangun Rumah

Sabtu, 06 Februari 2010 | 08:22 WIB

TEMPO Interaktif, Balikpapan - Kepolisian Daerah Kalimantan Timur mentoleransi tiga alasan pembalakan kayu di perbatasan. Alasan pertama untuk membangun rumah, tempat ibadah dan rumah adat. "Alasan itu masih ditoleransi oleh polisi," kata Kepala Polda Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Mathius Salempang, hari ini seusai bertemu dengan perwakilan DPRD Kalimantan Timur.

Mathius memahami sebagian besar hutan di Kalimantan Timur merupakan hutan rakyat. Sehingga sebagian masyarakat pedalaman masih mengandalkan hidupnya dari hasil hasil hutan.

Namun saat hasil pembalakan dipergunakan untuk hal lain, Mathius memastikan para pelaku harus berhadapan dengan aparat penegak hukum. Menurut dia, sehubungan hal ini, polisi tidak pandang bulu dalam pemberantasan pembalakan.

Sebelumnya, Polda Kaltim menyita puluhan ribu batang kayu di Kalimantan Timur. September 2009 10 ribu batang kayu berbagai jenis diamankan polisi. Disusul November 2009, polisi membongkar 13 kontainer penuh dengan kayu dan ribuan kubik kayu di Kutai Timur.

SG WIBISONO

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/06/brk,20100206-223908,id.html
Read more ...

Kemajuan Puskesmas Terkendala Anggaran

Friday, 05 February 2010 17:26

ANGGRAINI LUBIS

MEDAN – Minimnya anggaran membuat banyak pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Medan, harus tertinggal dibanding rumah sakit, atau praktek umum lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Kami bukan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang memiliki dana sendiri. Anggaran kami semuanya tergantung pada dinas kesehatan,” ujar kepala puskesmas Teladan, Refrini, kepada Waspada Online, tadi sore.

Refrini mencontahkan, tahun 2008 -2009 puskesmas Teladan memiliki dokter spesialis anak, THT, penyakit dalam, kandungan, dan paru. Namun, kini tinggal satu dokter spesialis yaitu, spesialis kandungan. “Saya tidak tahu mengapa, mungkin masalah anggaran, karena semuanya tergantung dinas,” katanya.

Selaku kepala puskesmas, katanya, pihaknya amat berharap puskesmas yang dipimpinnya bisa seperti puskesmas di Jakarta. “Saya baru melakukan kunjungan ke puskesmas Tebet di Jakarta. Wah rasanya ingin sekali puskesmas seperti itu. Mereka bahkan memiliki anggaran sendiri, dan dalam setahun hasilnya bisa miliaran,” katanya.

Refrini berharap dinas memberikan kemandirian kepada puskesmas, sehingga bisa membuat rencana yang mudah dalam memajukan puskesmas. “Kami memang melakukan penyuluhan, namun sekedar apa yang ditunjuk oleh dinas bukan apa yang kami ingin lakukan,” katanya.

Padahal, katanya, banyak sekali rencana yang diinginkan puskesmas untuk diwujudkan, namun semuanya terkendala pada persetujuan dinas, dan anggaran.

Editor: SATRIADI TANJUNG
(dat01/wol-mdn)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=87598:-kemajuan-puskesmas-terkendala-anggaran&catid=14:medan&Itemid=27
Read more ...

Toyota Minta Maaf

Jumat, 5/2/2010 | 22:15 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Presiden Toyota Akio Toyoda, Jumat (5/2/2010), meminta maaf kepada pemilik Toyota di mancanegara karena disuruh datang ke bengkel untuk memperbaiki (recall) mobilnya yang mengalami gangguan pedal gas. Kendati demikian, Toyoda, cucu pendiri Toyota dan CEO Toyota Motor Corporation, masih mempertimbangkan untuk melakukan pemanggilan atau tidak terhadap Prius berkaitan dengan persoalan rem.

Berbicara dengan tergesa-gesa dalam sebuah konferensi pers, Jumat, Toyoda berjanji akan meningkatkan kerja pengawasan kualitas (quality control). Toyota, katanya, juga sedang menyiapkan sebuah komite khusus di mana dia sendiri yang akan memimpinnya.

Komite itu nantinya akan melakukan pengecekan internal, memperhatikan komplain konsumen, dan mendengarkan para ahli untuk menjamin kualitas produk.

"Saya secara pribadi minta maaf," kata Toyoda dalam bahasa Jepang. "Banyak pelanggan yang dilanda kekhawatiran meskipun sebenarnya kendaraan mereka baik-baik saja," tambahnya.

Menurut Toyoda, pihaknya telah bergerak cepat meminta pemilik Toyota datang ke bengkel agar mobilnya diperbaiki. Sampai saat ini sudah 4,5 juta kendaraan yang diminta datang ke bengkel. Sekitar 50 persen terjadi di Amerika Serikat.

Para dealer juga beradu cepat mengganti pedal gas dengan yang baru untuk mencegah gangguan tersebut terulang. "Percayalah, kami selalu menempatkan pelanggan sebagai yang utama," kata Toyoda ketika ditanya wartawan.

Mengenai Prius, Toyoda menyatakan akan sesegera mungkin diambil keputusan meskipun belum bisa dipastikan.

MSH
Editor: zbj
Sumber : AP

http://otomotif.kompas.com/read/xml/2010/02/05/22155939/Toyota.Minta.Maaf
Read more ...

Tiga Balita Sakit dan Kelaparan Ditelantarkan Orangtuanya

Rabu, 3 Februari 2010 11:56 WIB

Metrotvnews.com, Tangerang: Apa yang ada dalam benak pasangan orangtua Lerry dan Diana ketika meninggalkan tiga anaknya? Para tetangga memergoki dan langsung menerobos masuk ke rumah Lerry dan Diana di rumah kontrakan mereka di Petir, Sipondoh, Tangerang, Banten, ketika mendengar jerita ketiga balita. Sejak empat hari Diana pergi dari rumah. Demikian juga ayahnya, Lerry, sudah pergi selama seminggu.

Naasnya, selama lima hari di rumah ini ketiga balita hidup sendiri. Mereka tak makan maupun minum. Saat ditemukan mereka dalam kondisi kelaparan dan sakit. Farel yang berumur dua tahun, Rafal tiga tahun dan Putri Aprillia berumur sembilan bulan, mungkin tak pernah menyangka ayah dan ibunya tega melakukan ini.

Para tetangga menyatakan, kedua orangtua balita itu pergi karena saat ini rumah tangga dilanda prahara rumah tangga dan persoalan ekonomi. Menurut Desi, tetangga Diana, selama ini ibu ketiga balita bekerja di salah satu tempat hiburan malam di Jakarta. Sedangkan Lerry sudah lama di pergi dari rumah kontrakannya dan tak juga kembali.

Kini Putri Aprillia dirawat oleh pemilik kontrakan rumah mereka. Sedangkan Farel dan Rafal dirawat di Yayasan Tjut Nya Dien, Tangerang, tempat penampungan anak-anak terlantar. Ketiganya masih terus menunggu orangtuanya membawa mereka pulang kembali.(DOR)

http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newscatvideo/sosbud/2010/02/03/99033/Tiga-Balita-Sakit-dan-Kelaparan-Ditelantarkan-Orangtuanya
Read more ...

Waspadai Efek Samping 'Hair Extention'

Sabtu, 6 Februari 2010 | 06:55 WIB

KOMPAS.com — Teknologi sambung rambut (hair extention) bak sentuhan ajaib yang bisa mengubah tampilan seseorang dalam sekejap. Dalam hitungan jam, Anda bisa mengubah rambut bob simetris menjadi panjang terurai berkat hair extention. Tak heran jika hair extention banyak dicari kaum wanita, khususnya yang senang bereksperimen dengan pelbagai gaya rambut.

Namun, belakangan ini sejumlah pakar rambut justru menyatakan bahwa hair extention berbahaya. Di Inggris bahkan muncul ide pelarangan hair extention setelah menjamurnya salon yang menawarkan jasa sambung rambut dengan harga murah tanpa diiringi dengan kualitas.

The Trichological Society, sebuah kelompok pakar rambut, menyatakan, penyambungan rambut yang dikerjakan secara sembarangan bisa menyebabkan kebotakan di tempat tertentu serta apolecia (kerontokan rambut dalam jumlah besar dan mengarah pada kebotakan).

"Orang yang melakukan hair extention berharap penampilannya menjadi makin cantik, tetapi yang sering terjadi sebaliknya. Memakai rambut yang disambung dengan lem dalam waktu lama bisa merusak rambut secara permanen," kata Barry Stevens, pakar rambut.

Laporan yang dipublikasikan dalam The British Journal of Dermatology juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai efek samping dari hair extention. Para peneliti di Amerika Serikat dan Italia juga menyatakan, masalah yang ditimbulkan oleh teknologi sambung rambut banyak dialami konsumen hair extention.

Setelah bertahun-tahun meneliti ribuan kulit kepala dan rambut wanita, Barry Stevens dan koleganya berpendapat, penyambungan rambut yang biasanya menggunakan lem, dijahit, atau disambung dengan cincin metal harus dilarang.

"Hair extention menarik setiap helai rambut. Selain berat, rambut yang disambung juga tidak menyerap air dan bisa menjadi rontok dengan cepat," katanya. Ia juga menyebutkan, karena sedang menjadi tren, banyak salon yang menawarkan rambut sambungan dengan harga murah. Padahal, kualitas rambut juga menentukan kesehatan rambut dan kulit kepala.

"Rambut yang murah sering kali tersangkut di sisir atau kusut. Akibatnya, kita harus memaksanya dan menyebabkan rambut rontok," ujarnya.

Ide pelarangan sambung rambut mendapat tentangan dari para hairdresser. Shola Rose, salah seorang penata rambut senior di London, Inggris, mengatakan, orang yang melakukan hair extention seharusnya melakukan perawatan rutin.

"Konsumen kami selalu diingatkan untuk melepas rambut dan mencucinya secara berkala sehingga terhindar dari masalah rambut," katanya. Namun, ia juga mengakui banyak salon yang tidak melakukan prosedur penyambungan dengan benar.

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/06/06555969/Waspadai.Efek.Samping.Hair.Extention
Read more ...

Lalu Lintas Trans Kalimantan Terganggu Jembatan Putus

Sabtu, 06 Februari 2010 | 08:46 WIB

TEMPO Interaktif, Palangkaraya - Akibat jembatan putus, lalu lintas di Jalan Trans Kalimantan di Provinsi Kalimantan Tengah yang menghubungkan Palangkaraya dengan Kabupaten Katingan sejak kemarin pagi hingga tadi malam terhambat. Satu dari dua jembatan di Kilometer 45 di Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya putus akibat diterjang banjir.

Menurut Wardiman, sopir travel Palangkaraya-Katingan, jembatan yang diterjang banjir adalah jembatan dari arah Kota Kasongan Palangkaraya. Seluruh badan jembatan tertutup air setinggi dua meter, dan arusnya cukup deras. Tak ada kendaraan yang bisa melalui jalur tersebut.

Semua kendaraan dialihkan ke jalur Palangkaraya - Kota Kasongan. Akibatnya terjadi kepadatan dan antrean kendaraan. "Tak ada kendaraan yang berani lewat, jembatan, termasuk besi penghalang tak kelihatan karena tertutup air," katanya.

Kepala Dinas Pekertjaan Umum Kalteng Ben Brahim yang dihubungi Tempo mengatakan banjir telah menyebabkan jembatan putus. Pihaknya akan mengevaluasi jembatan itu, apakah akan ditinggikan. "Atau dilakukan pengerukan pada alur kiri-kanan jembatan,” ujarnya

Menurut dia, banjir yang terjadi di Km. 45 ini baru terjadi selama 20 tahun belakanga ini. Sebelumnya tidak pernah terjadi banjir . Mungkin ini akibat perubahan ekosistim karena pembabatan hutan. "Saya sudah perintahkan Kepala Sub Dinas Bina Marga Dinas PU Kalteng Ridwan Manurung untuk memantau keadaan dilapangan karena dirinya tengah meninjau jalan di perbatasan Kalbar-Kalteng," kata dia.

Kepala Sub Dinas Bina Marga Kalteng Ridwan Manurung ketika dihubungi mangatakan saat ini jembatan yang banjir sudah bisa dilalui kembali dan lalulintas kembali normal. Dia mengaku sejak kemarin pagi sudah di lokasi banjir bersama aparat kepolisian yang untuk mengatur lalu lintas.

"Jembatan kini sudah bisa kembali dilalui karena ketinggian air sudah turun dari dua meter menjadi sekitar 15 cm sehingga bisa dilewati kendaraan,” ujarnya.

KARANA

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/06/brk,20100206-223911,id.html
Read more ...

Pelabuhan Makassar Siap Buka Layanan 24 Jam

Sabtu, 6 Februari 2010 08:07 WIB

Metrotvnews.com, Makassar: Sekretaris Kementerian Negara BUMN Said Didu turun langsung memantau kesiapan sejumlah pelabuhan Indonesia. Salah satu yang dikunjungi adalah pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/2). Selain meninjau salah satu kapal, Said melihat kesiapan terminal peti kemas.

Menurut Said Didu, Pelabuhan Makassar telah siap memberikan pelayanan 24 jam. Pelayanan ini dilakukan untuk mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN-China yang mulai berlaku sejak Januari lalu. Ini juga sebagai bagian program 100 hari Pemerintahan Presiden Yudhoyono. Menurut Said Didu, Pelabuhan Makassar masih memerlukan peningkatan infrastruktur.(DOR)

http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/02/06/99237/Pelabuhan-Makassar-Siap-Buka-Layanan-24-Jam
Read more ...

Penderita Kanker Payudara Menurun, Kanker Rahim Melonjak

Kamis, 04/02/2010 11:25 WIB

Irna Gustia - detikHealth

Jakarta, Kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) masih mencatat kasus kanker terbesar di Indonesia. Jumlah kanker payudara masih paling besar hanya saja trennya mulai menurun. Sedangkan jumlah kanker serviks terus mengalami peningkatan.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama mengatakan dibanding tahun 2006, kanker payudara sedikit menurun sebelumnya 8.327 kasus (19,64%) menjadi 8.227 kasus (16.85%). Tetapi kanker leher rahim naik dari sebelumnya 4.696 kasus (11,07%) menjadi 5.786 kasus (11,78%).

Menurutnya, kanker yang paling banyak kasusnya adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasar SIRS 2007 kanker payudara sebanyak 8.227 kasus (16.85%) dan kanker payudara 5.786 kasus (11.78%). Menurut estimasi Globocan IARC (2002) insidens kanker payudara adalah 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim 16 per 100.000 perempuan.

Dr Tjandra Yoga mengatakan sejak dibentuk Direktorat PPTM (termasuk di dalamnya Subdit Kanker) tahun 2006, pengendalian kanker dilaksanakan secara terpadu. Pengendalian kanker dilaksanakan melalui 4 kegiatan pokok yaitu pencegahan factor risiko, deteksi dini, surveilans epidemilogi, dan penyebaran informasi (KIE).

Saat ini program pengendalian kanker diutamakan pada kanker tertinggi yaitu kanker leher rahim dan payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6 provinsi (6 kabupaten) dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan di 11 kabupaten/kota, menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan
Clinical Breast Examination (CBE).

Daerah tersebut adalah Jawa Tengah: Kab Kebumen, Kab Pekalongan, Kab Wonosbo. Jawa Timur: Kab Gresik, Kab Trenggalek, Kota Malang, Kota Kediri. Jawa Barat: Kab Karawang, DIY: Kab Gunung Kidul. Sulsel: Kab Gowa. Sumut:
Kab Deli Serdang.

Di lain pihak, LSM juga melakukan kegiatan yang sama di 7 lokasi yang berbeda yaitu Tasikmalaya (Jabar), Bali, DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalsel), Manado (Sulut), Medan (Sumut), dan Jawa Timur

"Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk pengobatannya. Di sisi lain, informasi tentang kanker dan pencegahannya masih minim," kata Dr Tjandra Yoga dalam keterangan persnya memperingati hari kanker sedunia, Kamis (4/2/2010).

Menurut Riskesdas 2008, tumor atau kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7%. Prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk.

Dr Tjandra Yoga juga mengatakan, masih banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi seperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat, adanya persepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar seperti kanker tidak dapat disembuhkan, penyakit yang memalukan, dan percaya terhadap klenik dalam pengobatan kanker. Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah kanker sedini mungkin. Di sisi program, kanker belum menjadi prioritas terutama di daerah.

Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan primer dilakukan dengan promosi, edukasi pola hidup sehat dan mencegah faktor risiko kanker serta pengkajian dan pengembangan vaksin tertentu.
2. Pencegahan sekunder dengan deteksi dini (skrining) dan pengobatan segera.
3. Pencegahan tersier dengan pengobatan komprehensif dan perawatan paliatif.

"Depkes akan terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia melalui program-program yang terukur," kata Dr Tjandra Yoga.

Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara mempunyai target 80% perempuan usia 30-50 tahun untuk di skrining sehingga diharapkan terhindar dari kedua kanker tersebut. Pada tahun 2014 Depkes menargetkan 25% kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE.

(ir/fah)

http://health.detik.com/read/2010/02/04/112503/1292721/763/penderita-kanker-payudara-menurun-kanker-rahim-melonjak
Read more ...

Bulog Diminta Jaga Kualitas Raskin

Sabtu, 6 Februari 2010

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Komisi II DPRD Provinsi Lampung meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Lampung menjaga kualitas beras untuk keluarga miskin (raskin) yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung Ahmad Junaidi Auli mengungkapkan beras merupakan kebutuhan pokok utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Jadi tidak benar kalau masyarakat miskin hanya mendapatkan beras dengan kualitas buruk.

"Banyak masyarakat miskin yang mengeluhkan kualitas raskin. Ada yang kutuan, pecah, atau berbau tidak sedap. Jadi kami minta Bulog berupaya menjaga kualitas berasnya," kata Junaidi saat hearing dengan Bulog Lampung, Jumat (5-2).

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi II lainnya, Nurzaini. Menurut dia, walaupun raskin ini dibeli dengan harga yang murah, Bulog jangan sampai terkesan asal-asalan dalam pemilihan kualitasnya. "Kami sudah sering turun ke lapangan. Masyarakat miskin mengeluhkan kualitas beras yang seperti batik itu. Ada hitam-hitamnya dan setelah dimasak malah buyar. Kami juga tahu kalau kualitas raskin tidak mungkin disejajarkan dengan beras super. Tapi setidaknya, ya jangan terlalu jelek," kata wakil dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bulog Lampung Novi Indiarto mengakui kualitas raskin tidak bisa disamakan dengan kualitas beras yang dipasarkan secara umum. Jenis gabahnya pun, menurut dia, berbeda. Sebab raskin memiliki kadar air 14%. Dengan kadar air seperti ini, menurut Novi, beras dapat bertahan hingga maksimal 6 bulan sehingga saat akan didstribusikan kepada masyarakat beras tersebut masih layak dikonsummi. "Ya memang jelas kualitasnya lebih rendah. Kalau beras yang dijual untuk umum kan kadar airnya lebih tinggi. Beras seperti ini biasanya hanya mampu bertahan hingga dua minggu. Sedangkan raskin tentu harus lebih lama bertahan. Tapi kami juga menjamin raskin yang dapat dibeli masyarakat tidak mampu dengan harga murah ini masih layak konsumsi," ujarnya.

Menurut Novi, untuk mempertahankan kualitas raskin, Bulog juga telah melakukan beberapa perawatan pada raskin di Gudang Bulog, seperti spraying, fumigasi, fogging, dan lainnya. "Perawatan ini dilakukan untuk menghindarkan raskin dari serangan hama, seperti kutu, bakteri, dan lain sebagainya," kata Novi. Dengan perawatan seperti ini, kata Novi, kerusakan beras dapat diminimalisasi, tapi tentu saja tidak dapat disamakan dengan kualitas beras yang dijual di pasaran. MG3/E-1

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010020604360057
Read more ...

8.142 Warga Terserang ISPA

Sabtu, 6 Februari 2010 | 09:38 WITA

Malaria dan Diare: Enam Meninggal Dunia

MBAY, POS KUPANG, COM ---Data tahun 2009 menyebutkan, sebanyak 8.142 warga Kabupaten Nagekeo terserang infeksi saluran pernapasan atas (Ispa). Penyakit ini disebabkan faktor perubahan cuaca (iklim) dan kekurangan air bersih.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, dr. Benyamin Boli di ruang kerjanya, Jumat (5/2/2010).

Dokter Boli menjelaskan, penyakit Ispa berhubungan dengan pergantian musim dari panas ke musim hujan. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor debu. Selain ispa, malaria falsiran menempati peringkat II dengan jumlah penderita sebanyak 5.945 orang dan diare menduduki peringkat ketiga dari 10 jenis penyakit dominan di Nagekeo.

Penyakit malaria falsifarun yang terjadi sepanjang tahun 2009 menyebabkan tiga warga meninggal dunia. Sedangkan penyakit diare menyebaban tiga orang meninggal dunia.

Dia menambahkan, beberapa penyakit lain yang dialami warga di daerah ini selama tahun 2009 antara lain, gizi kurang 538 penderita, rabies 315 penderita, termasuk satu orang meninggal dunia. Gizi buruk dialami 22 penderita dimana dua korban meninggal dunia yang disebabkan cacat bawaan.

Selain itu, terdapat tiga kasus kematian akibat HIV/AIDS dari 15 pengidap penyakit mematikan ini. Kasus demam berdarah (DBD) sebanyak 13 penderita dimana satu orang meninggal dunia. Angka kematian ibu dan anak juga masih tinggi yakni tujuh orang ibu meninggal dunia dan 38 bayi meninggal dunia.

Menurut Dokter Boli, jumlah kasus yang terjadi sepanjang tahun 2009 cenderung menurun dibandingkan tahun 2008. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran dan partisipasi warga untuk berperilaku hidup sehat terus meningkat. Selain itu, upaya meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap -penyakit tersebut terus dipantau setiap saat oleh dinas terkait.

”Kesehatan lingkungan merupakan faktor pendukung yang harus menjadi perhatian bersama,” katanya.

Dia menjelaskan program kesehatan lingkungan, pengobatan dan pelayanan, promosi kesehatan harus berjalan terpadu. (ee)

10 Penyakit Dominan di Nagekeo
1. Ispa
2. Malaria dengan pemeriksaan laboratorium
3. Malaria klinis
4. Sendi/rematik
5. Infeksi penyakit usus
6. Diare
7. Korban lakalantas
8. Tekanan darah tinggi
9. Penyakit kulit inveksi
10. Alergi kulit

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/42899/8142-warga-terserang-ispa
Read more ...

Rehabilitasi Sekolah Jadi Ajang Pungli

Jumat, 29 Januari 2010 | 10:37 WIB

Warta Kota/Ichwan Chasani

Gambir, Warta Kota

Program rehabilitasi 48 gedung sekolah negeri di Jakarta dengan anggaran senilai Rp 48 miliar malah menjadi ajang pungutan liar bagi orangtua murid. Tidak ada anggaran yang dialokasikan untuk pindah sekolah sehingga biayanya dibebankan kepada orangtua yang memindahkan sementara anaknya ke sekolah lain.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi E DPRD DKI Ichwan Jayadi, Kamis (28/1) di Jakarta. Ia menyatakan, biaya pemindahan ke sekolah penampung tidak dianggarkan APBD.

"Ujung-ujungnya orangtua murid lagi yang dipungut dan mereka menganggap ini pungutan liar karena seharusnya Dinas Pendidikan sudah memperhitungkan adanya biaya pindah. Nyatanya dinas tidak pernah mengusulkan biaya itu dalam satu paket meskipun kegiatan rehab total sekolah setiap tahun selalu ada," katanya.

Dalam kegiatan reses DPRD DKI beberapa waktu lalu Ichwan banyak menyerap keluhan orangtua murid soal pungutan di sekolah berkaitan dengan rehabilitasi sejumlah sekolah pada tahun 2009. Biaya pindah perabot sekolah ke tempat sekolah penampung sementara dibebankan ke orangtua dengan nilai bervariasi tergantung jarak tempuh dan berapa banyak barang yang diangkut.

Biaya pemindahan perabot SD lebih sedikit dibanding SMP dan SMA yang menelan biaya paling besar karena ada peralatan laboratorium dan sebagainya. Ongkos memindahkan perabot dan sewa gedung untuk menampung peralatan laboratorium maupun ruang kelas untuk proses belajar- mengajar, per siswa SMA mencapai Rp 300.000-500.000.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto mengakui, dalam penyusunan anggaran memang tidak terpikirkan adanya biaya mengungsi bagi sekolah yang direhab total. Selama ini biaya itu tidak dimasukkan dalam satu paket anggaran rehab total.

"Terima kasih untuk masukannya, kami akan carikan solusi masalah ini. Hanya sekarang memang kami belum menemukan solusi terbaik," katanya.

Menurut Taufik, yang lebih rawan adalah pemindahan siswa dan perabot SD dan SMP yang direhab karena tidak ada dana komite sekolah seperti halnya SMAN. Kebutuhan biaya pindah dan sewa tempat untuk proses belajar- mengajar atau menampung peralatan laboratorium yang dibebankan kepada orang tua murid akan lebih besar.

"Memang selama ini tidak ada pos anggaran pemda untuk pemindahan perabot dan lainnya bagi sekolah yang direhab total," tambahnya. Di samping itu, tidak ada biaya untuk kontrak gedung atau sekolah karena memang belum ada harga satuannya. Disdik masih kesulitan menetapkan parameter yang digunakan untuk mengajukan usulan anggaran sewa sekolah sementara. "Karena itu ke depan akan diusahakan semua biaya itu masuk dalam satu paket dalam anggaran rehab total per sekolah," tutur Taufik.

Ia menambahkan, karena situasinya darurat dan rehab bangunan sekolah harus dilaksanakan, maka perlu dicarikan solusi terbaik. "Biaya pindah dan sewa sekolah sementara ini akan kami ajukan dalam APBD perubahan nanti," katanya. (moe)

http://www.wartakota.co.id/read/news/20745
Read more ...

Diperkirakan Masih Gawat hingga Maret

Friday, 05 February 2010 09:59

Manado Masih Rawan DBD

MANADO—Bukan untuk menakut-nakuti, namun ini menjadi warning agar masyarakat di Tikala lebih waspada lagi. Dari 9 kecamatan, pasien DBD terbanyak adalah warga Tikala. Seperti data Dinas Kesehatan (Dinkes), terdapat 59 kasus dengan 2 pasien meninggal. Setelah Tikala, di kecamatan Malalayang terdapat 45 kasus, dan 2 warganya meninggal dunia.
Selanjutnya berturut-turut Kecamatan Mapanget (22 kasus), Sario (19 kasus), Wanea (18 kasus), Singkil (18 kasus), Tuminting (17 kasus) dengan 2 warga meninggal dunia. Di kecamatan Wenang, meski hanya 7 kasus, namun terdapat 2 korban meninggal dunia. Yang selamat adalah kecamatan Bunaken. Tidak ada kasus DBD ditemukan di sana. Totalnya, ada 198 kasus, dengan 8 orang anak meninggal dunia.
Menurut Camat Tikala, Drs Herry Saptono, Januari lalu pasien DBD dari Tikala sangat banyak. ”Sebab kondisi wilayah di sini umumnya terdiri atas rawa-rawa dan hutan,” katanya.. Menurutnya, saat ini, semua komponen masyarakat sudah dikerahkan untuk melaksanakan program kerja bakti massal pembersihan lingkungan. ”Agar mereka sadar dan peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kecamatan bersama Puskesmas Tikala sudah melaksanakan fogging di beberapa kelurahan seperti Tikala Baru, Ranomuut, Perkamil, Dendengan Dalam serta Banjer,” bebernya.
Kepala Bidang P2L Dinkes, Noldy Mandolang SSos dan staf teknis DBD, dr Joy Sekeon mengatakan, tidak adanya kasus DBD di Bunaken disebabkan warga setempat yang begitu giat memberantas sarang nyamuk bahkan sangat peduli dengan sanitasi lingkungan mereka. ”Kecamatan Bunaken memang patut dicontoh oleh kecamatan yang lain,” pungkasnya
Camat Bunaken, Drs Speiner Tahulending, saat dimintai keterangan, mengungkap kunci utama mereka adalah selalu menerapkan pola 3M dan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk.
Sementara itu, pantauan wartawan koran ini di beberapa rumah sakit seperti RSUD Prof Kandou, RS Pancaran Kasih, RS Teling, RS Sitti Maryam serta RS Advent Teling, banyak pasien DBD yang sementara dirawat intensif. “Pasien kami saat ini ada 9 orang,” ucap Wakil Kepala RS Teling, Dr Anton Rumambi. (old)

http://www.mdopost.com/
Read more ...

CSR Pertamina Sosialisasikan Gunakan LPG Aman

Friday, 05 February 2010 23:16

MEDAN - Dalam rangka peringatan bulan K3 (Keselamatan, dan Kesehatan Kerja) tahun 2010, tim HSE (Health, Safety, & Environment) Pertamina Pemasaran Region I terus memberikan sosialisasi pelatihan tata cara penggunaan paket konversi LPG 3 kg yang benar.

“Sosialisasi penggunaan kompor LPG sebagai bentuk kepedulian Pertamina untuk masyarakat. Dengan pengetahuan tentang pentingnya menjaga keselamatan terutama dalam penggunaan elpiji dalam kehidupan sehari hari, maka akan meminimalkan terjadinya bencana yang tidak diinginkan,” ucap asisten customer relation Pertamina Pemasaran BBM Retail Region I, Rustam Aji, kepada Waspada Online, malam ini.

Seperti kemarin, kata Rustam, masyarakat di sekitar lokasi Pertamina, bertempat di gedung Serbaguna kantor Pemasaran Region I mengikuti pelatihan tata cara penggunaan paket konversi LPG 3 kg yang benar. Peserta terlihat antusias menyaksikan secara serius, bagaimana menggunakan gas Elpiji secara aman.

Dijelaskan, pihak dari G-Serve Pertamina juga memperagakan bagaimana cara menggunakan kompor elpiji 3 kg yang baik dan benar. Mulai dari cara pemasangan regulator, selang penghubung, sampai ke penggunaan dasar kompor elpiji, yaitu bagaimana cara menghidupkan dan mematikan kompor secara benar, agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat berakibat fatal.

“Jika penggunaannya benar, maka tidak akan ada masalah. Itu sebabnya kita harus mengetahui dengan baik tata cara penggunaan kompor dan tabung elpiji tersebut,” ujarnya.

Peserta juga diberikan penjelasan penanganan jika LPG mengalami kebocoran. “Yang penting jangan panik dan bingung bila tercium bau gas. Segera buka semua ventilasi ruangan, tutup kran regulator, dan lepas regulator dari tabung gas,” jelasnya.

Kegiatan ini adalah bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina kepada lingkungan sekitar. “Program CSR Pertamina difokuskan di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.

Editor : SATRIADI TANJUNG
(dat03/wol-mdn)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=87636:csr-pertamina-sosialisasikan-gunakan-lpg-aman&catid=14:medan&Itemid=27
Read more ...

Sales Gadungan Tipu 50 Ibu Rumah Tangga

Jumat, 5 Februari 2010 | 16:48 WIB

Palmerah, Warta Kota

Sekitar 50 ibu rumah tangga menjadi korban penipuan komplotan penjahat yang berpura-pura jadi salesman menawarkan peralatan rumah tangga di kawasan Cipete Utara, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (4/1).

Ibu-ibu itu menyetorkan uang Rp 350.000 kepada sekelompok anak muda yang menjadi salesman gadungan itu sebagai tanda jadi (DP) pembelian barang seperti blender, panci, rice cooker, dan sebagainya

Para salesman itu berjanji akan mengantarkan barang pesanan dua jam setelah pembayaran DP tersebut. Namun ditunggu sampai setengah hari kawanan yang menawarkan perabotan rumah tangga itu tidak datang juga.

Kasusnya kemarin segera dilaporkan ke Polrestro Jakarta Selatan. Belakangan diketahui kelompok penipu itu beraksi serentak di RW 03, RW 07, dan RW 11 dengan korban lebih dari 50 orang.

Ny Minah (37) dan Ny Atik (35) yang ditemui di Mapolrestro Jakarta Selatan mengatakan, mereka tertarik ingin membeli barang yang ditawarkan itu karena kualitas barang yang ditawarkan cukup bagus dan bisa dibayar secara angsuran selama 10 bulan atau 10 kali.

Peminat diwajibkan menyetor DP dan bila pesanan datang uang DP itu dikembalikan. Selanjutnya pembeli tinggal membayar cicilan sekali sebulan. Para ibu membayar dan tertipu. (yos)

http://www.wartakota.co.id/read/news/21162
Read more ...

Diabetes Dapat Berujung pada Cuci Darah

Sabtu, 6 Februari 2010 | 07:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pengidap diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Salah satu kondisi buruk dan mahal ialah gagal ginjal yang menyebabkan pengidap terpaksa cuci darah.

”Pasien cuci darah terbanyak biasanya pengidap diabetes dan kemudian diikuti darah tinggi,” ujar Dante Saksono Harbuwono, spesialis penyakit dalam dari Divisi Metabolik dan Endokrin Universitas Indonesia, dalam acara ajang wicara tentang diabetes pada Women Health Expo, Jumat (5/2/2010).

Sekadar gambaran, pada studi di Amerika, dari 100 persen pasien cuci darah, sekitar 43 persen di antaranya merupakan pengidap diabetes, 28 persen pengidap darah tinggi, dan selebihnya karena penyakit lain.

Penyakit kronis

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang timbul akibat kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah tinggi itu disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Gula darah dapat meningkat karena makanan, stres, sakit, dan obat-obatan tertentu.

Dante mengatakan, apabila gula darah tidak terkontrol, dapat terjadi komplikasi. Komplikasi berhubungan dengan perubahan metabolik. Di ginjal, misalnya, terjadi gangguan atau perubahan pada sirkulasi serta fungsi penyaringan.

Di dalam ginjal terdapat jutaan pembuluh darah kecil yang berfungsi sebagai penyaring guna mengeluarkan produk sisa dari darah. Kadar gula darah yang tinggi membuat ginjal menyaring terlalu banyak darah.

Setelah beberapa tahun, sistem penyaring akan bocor sehingga protein keluar di urine. Kerja ginjal yang berat tersebut menyebabkan ginjal kehilangan kemampuan menyaring darah sehingga terjadi gagal ginjal. Kontrol terhadap gula darah dan tekanan darah akan memperkecil kemungkinan kerusakan ginjal.

”Tekanan darah juga harus dijaga agar tidak tinggi karena ikut berpengaruh terhadap fungsi juga,” ujarnya. Cara menjaga kadar gula darah dan tekanan darah, antara lain, dengan diet yang tepat, olahraga teratur, dan konsumsi obat jika diperlukan.

Timbunan lemak

Komplikasi lainnya ialah gangguan terhadap jantung. Sekitar 75-80 persen kematian pada diabetes karena kelainan jantung dan pembuluh darah. Hal ini karena timbulnya timbunan lemak di pembuluh darah sehingga aliran darah terhambat. Jika itu terjadi di pembuluh darah jantung, dapat menimbulkan serangan jantung.

Selain itu, komplikasi juga dapat menimpa pembuluh darah lain di mata (kebutaan), kelamin, kaki, dan otak.

Faktor pencetus diabetes melitus, antara lain, adalah kurang gerak, makan berlebihan, kehamilan, dan kekurangan produksi hormon insulin. Diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan sehingga berbagai komplikasi dapat dicegah.

Dante mengatakan, masalah diabetes tipe II semakin serius. Jumlah pengidap terus bertambah. Di Jakarta, misalnya, tahun 1980, prevalensi diabetes sebesar 2,8 persen dan pada 2005 menjadi 12,1 persen.

Salah satu kendala penanganan diabetes adalah pasien tidak mencari informasi yang benar dan mencoba mengobati sendiri. Pengidap, misalnya, beranggapan, mengonsumsi yang pahit-pahit, seperti brotowali, pare, atau buah mengkudu, akan melawan diabetes.

Sering kali setelah mengonsumsi bahan-bahan itu pengidap lalu tidak melakukan kontrol lagi terhadap penyakitnya. Persoalan lain ialah kepatuhan pengidap yang rendah. Setelah tidak ada gejala, kemudian pola hidup pengidap kembali buruk. (INE)

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/06/07005074/Diabetes.Dapat.Berujung.pada.Cuci.Darah
Read more ...

Disperindag Diminta Bertindak Tegas

JUMAT, 05 FEBRUARI 2010 | 14:09 WITA

SUNGGUMINASA -- Anggota DPRD Kabupaten Gowa meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gowa bertindak tegas pada dua perusahaan yang diduga memproduksi makanan mengandung boraks.

Pasalnya, Disperindag hanya memberikan langkah pembinaan kepada dua perusahaan itu, sementara saat ini sudah ada instruksi agar kedua perusahaan itu ditindaki. Wakil ketua DPRD, Rahmansyah mengatakan, setelah adanya lansiran dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar, Disperindag jangan lama mengambil tindakan terhadap kedua perusahaan itu. Jika berlarut-larut, dikhawatirkan berdampak pada masyarakat.

Langkah yang harus diambil adalah menarik semua produksi kedua perusahaan itu. "Walaupun kedua perusahaan itu binaan Disperindag, tapi jangan terlalu lama. Jangan sampai berdampak pada masyarakat," jelas Rahmansyah.

Lebih jauh, dia mengatakan, sebaiknya pihak Disperindag melakukan evaluasi secepatnya. Jika kedua perusahaan itu dinyatakan positif menggunakan boraks, maka harus langsung ditindak. "Saya pikir BBPOM Makassar juga memiliki landasan kuat menyebutkan kedua perusahaan itu mencampurkan bahan makanan berbahaya itu," jelas Rahmansyah.

Kepala Disperindag Kabupaten Gowa, Abdul Kahar Atjo Kamis, 4 Februari, mengaku akan memberikan perhatian terhadap tanggapan tersebut. Dia mengatakan, pihaknya masih akan terus melakukan pembinaan terhadap kedua perusahaan itu.

Dia menambahkan, hasil tes sampel yang dilakukan Disperindag Gowa ternyata tidak membuktikan jika kedua perusahaan yang disebutkan tersebut menambahkan bahan makanan berbahaya jenis boraks. Oleh karena itu, dia hanya akan melakukan pembinaan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, BBPOM Makassar melansir 72 jenis produk pangan yang mengandung bahan berbahaya. Khusus untuk kabupaten Gowa, terdapat dua produk yang dianggap berbahaya oleh BBPOM. Kedua produk itu adalah Mie Curah Halus cap Lumba-Lumba yang di produksi oleh Sumber Pangan Gowa dan Bakso Curah merek Bakso Yammi yang merupakan produk Fadilla Mks-Gowa. (eka)

http://lokalnews.fajar.co.id/read/81304/98/disperindag-diminta-bertindak-tegas
Read more ...

Pemkot Tasikmalaya Sediakan Subsidi Rp 4 Juta bagi Ibu yang Akan Melahirkan

[ Jum'at, 05 Februari 2010 ]

TASIK - Kaum ibu di Kota Tasikmalaya yang akan melahirkan tidak perlu gundah memikirkan biaya persalinan. Pemkot Tasikmalaya menyediakan subsidi Rp 4 juta bagi ibu yang akan melahirkan. Hanya, subsidi yang dianggarkan lewat dinas kesehatan (dinkes) itu diberikan kepada ibu yang menjalani persalinan dengan risiko tinggi.

Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya drg H Ahmad Harris menjelaskan, subsidi tersebut tidak hanya diberikan untuk persalinan di rumah sakit pemerintah. Namun juga berlaku bagi persalinan berisiko tinggi yang dilakukan di rumah sakit swasta. "Kalau biaya persalinannya sampai Rp 7 juta, misalnya, yang bersangkutan cukup membayar Rp 3 juta," terang Harris.

Selain subsidi Rp 4 juta untuk ibu melahirkan, dinkes memberikan kemudahan lain. Warga Tasikmalaya yang berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, bisa jadi tidak dipungut biaya. "Klaim penagihan dari RSHS untuk pasien kurang mampu dari Tasikmalaya dikirim ke dinkes. Dinkes Tasikmalaya yang akan membayarnya," tegas Harris.

Sumber dananya, menurut dia, adalah APBD Jabar. Untuk warga Tasikmalaya yang berobat ke RSHS, dialokasikan Rp 2,5 miliar.

Kebijakan tersebut, ujar Harris, merupakan kebijakan Pemprov Jabar melalui Pemkot Tasikmalaya. Sebelumnya, dana itu baru disimpan di dua daerah di Bandung dan baru 2010 ini dialokasikan juga untuk Tasikmalaya. (tin/jpnn/ruk)

http://www.jawapos.com/
Read more ...

Wednesday, 3 February 2010

40.000 Keluarga Tak Punya Rumah Sendiri

Kamis, 4 Februari 2010 | 8:36 WIB

MALANG - Surya- Hampir 40.000 keluarga (tepatnya 39.846) di Kabupaten Malang, belum punya rumah. Mereka bisa jadi masih menumpang di rumah orangtua atau mengontrak. Kondisi ini membuat prihatin Pemkab Malang.

Menurut catatan Kantor Perumahan Kabupaten Malang, kekurangan terbesar ada di Kecamatan Turen mencapai 7.140 unit, disusul Pakis, Dampit, Kromengan, Kepanjen, Sumbermanjing Wetan, Bantur, Poncokusumo, Wagir dan Dau. “Angka backlog (kekurangan) memang tinggi. Tapi mereka tetap tinggal di rumah namun masih nebeng di rumah orangtua atau mertua,” ungkap Ir M Nasri Abd Wahid MEng Sc, Kepala Kantor Perumahan Kabupaten Malang di ruang kerjanya, Rabu (3/2).

Sementara di tingkat nasional mencapai 8 juta unit rumah dan Provinsi Jawa Timur mencapai 540.000 unit. Menurut Nasri, data kekurangan rumah di Kabupaten Malang ini sebenarnya menjadi potensi tersendiri bagi pengembang perumahan, khususnya rumah sehat sederhana (RSh) yang banyak berada di Kabupaten Malang. Sebab, jika dalam setahun pengembang bisa membangun 8.000 unit RSh, maka dalam lima tahun angka kekurangan itu bisa dikurangi secara signifikan.

Tapi dipastikan kebutuhan akan rumah selalu ada karena selalu ada perkawinan baru dan pasangan baru pasti memerlukan rumah baru juga. Begitu juga warga yang telah memperoleh pekerjaan dan gaji tetap pasti mulai memikirkan mendapatkan rumah. Begitu juga para PNS golongan I dan II. Menurut Nasri, pada 2009, terdata 2.500 unit RSh terbeli dan diharapkan pada 2010 bisa meningkat menjadi 2.700 unit. “Permintaan terus tumbuh, tapi nampaknya pengembang RSh idle(macet/tidak jalan),” katanya.

Lokasi perumahan yang berada di Kabupaten Malang ada di sembilan kecamatan yang umumnya berbatasan dengan Kota Malang dengan jumlah pengembang mencapai 84 perusahaan. n vie

http://www.surya.co.id/2010/02/04/40000-keluarga-tak-punya-rumah-sendiri.html
Read more ...