IKLAN BULAN INI

Friday, 5 February 2010

Penderita Kanker Payudara Menurun, Kanker Rahim Melonjak

Kamis, 04/02/2010 11:25 WIB

Irna Gustia - detikHealth

Jakarta, Kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) masih mencatat kasus kanker terbesar di Indonesia. Jumlah kanker payudara masih paling besar hanya saja trennya mulai menurun. Sedangkan jumlah kanker serviks terus mengalami peningkatan.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama mengatakan dibanding tahun 2006, kanker payudara sedikit menurun sebelumnya 8.327 kasus (19,64%) menjadi 8.227 kasus (16.85%). Tetapi kanker leher rahim naik dari sebelumnya 4.696 kasus (11,07%) menjadi 5.786 kasus (11,78%).

Menurutnya, kanker yang paling banyak kasusnya adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasar SIRS 2007 kanker payudara sebanyak 8.227 kasus (16.85%) dan kanker payudara 5.786 kasus (11.78%). Menurut estimasi Globocan IARC (2002) insidens kanker payudara adalah 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim 16 per 100.000 perempuan.

Dr Tjandra Yoga mengatakan sejak dibentuk Direktorat PPTM (termasuk di dalamnya Subdit Kanker) tahun 2006, pengendalian kanker dilaksanakan secara terpadu. Pengendalian kanker dilaksanakan melalui 4 kegiatan pokok yaitu pencegahan factor risiko, deteksi dini, surveilans epidemilogi, dan penyebaran informasi (KIE).

Saat ini program pengendalian kanker diutamakan pada kanker tertinggi yaitu kanker leher rahim dan payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6 provinsi (6 kabupaten) dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan di 11 kabupaten/kota, menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan
Clinical Breast Examination (CBE).

Daerah tersebut adalah Jawa Tengah: Kab Kebumen, Kab Pekalongan, Kab Wonosbo. Jawa Timur: Kab Gresik, Kab Trenggalek, Kota Malang, Kota Kediri. Jawa Barat: Kab Karawang, DIY: Kab Gunung Kidul. Sulsel: Kab Gowa. Sumut:
Kab Deli Serdang.

Di lain pihak, LSM juga melakukan kegiatan yang sama di 7 lokasi yang berbeda yaitu Tasikmalaya (Jabar), Bali, DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalsel), Manado (Sulut), Medan (Sumut), dan Jawa Timur

"Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk pengobatannya. Di sisi lain, informasi tentang kanker dan pencegahannya masih minim," kata Dr Tjandra Yoga dalam keterangan persnya memperingati hari kanker sedunia, Kamis (4/2/2010).

Menurut Riskesdas 2008, tumor atau kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7%. Prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk.

Dr Tjandra Yoga juga mengatakan, masih banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi seperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat, adanya persepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar seperti kanker tidak dapat disembuhkan, penyakit yang memalukan, dan percaya terhadap klenik dalam pengobatan kanker. Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah kanker sedini mungkin. Di sisi program, kanker belum menjadi prioritas terutama di daerah.

Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan primer dilakukan dengan promosi, edukasi pola hidup sehat dan mencegah faktor risiko kanker serta pengkajian dan pengembangan vaksin tertentu.
2. Pencegahan sekunder dengan deteksi dini (skrining) dan pengobatan segera.
3. Pencegahan tersier dengan pengobatan komprehensif dan perawatan paliatif.

"Depkes akan terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia melalui program-program yang terukur," kata Dr Tjandra Yoga.

Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara mempunyai target 80% perempuan usia 30-50 tahun untuk di skrining sehingga diharapkan terhindar dari kedua kanker tersebut. Pada tahun 2014 Depkes menargetkan 25% kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE.

(ir/fah)

http://health.detik.com/read/2010/02/04/112503/1292721/763/penderita-kanker-payudara-menurun-kanker-rahim-melonjak


Share This Post →


No comments:

Post a Comment