Kamis, 4 Februari 2010 | 8:36 WIB
MALANG - Surya- Hampir 40.000 keluarga (tepatnya 39.846) di Kabupaten Malang, belum punya rumah. Mereka bisa jadi masih menumpang di rumah orangtua atau mengontrak. Kondisi ini membuat prihatin Pemkab Malang.
Menurut catatan Kantor Perumahan Kabupaten Malang, kekurangan terbesar ada di Kecamatan Turen mencapai 7.140 unit, disusul Pakis, Dampit, Kromengan, Kepanjen, Sumbermanjing Wetan, Bantur, Poncokusumo, Wagir dan Dau. “Angka backlog (kekurangan) memang tinggi. Tapi mereka tetap tinggal di rumah namun masih nebeng di rumah orangtua atau mertua,” ungkap Ir M Nasri Abd Wahid MEng Sc, Kepala Kantor Perumahan Kabupaten Malang di ruang kerjanya, Rabu (3/2).
Sementara di tingkat nasional mencapai 8 juta unit rumah dan Provinsi Jawa Timur mencapai 540.000 unit. Menurut Nasri, data kekurangan rumah di Kabupaten Malang ini sebenarnya menjadi potensi tersendiri bagi pengembang perumahan, khususnya rumah sehat sederhana (RSh) yang banyak berada di Kabupaten Malang. Sebab, jika dalam setahun pengembang bisa membangun 8.000 unit RSh, maka dalam lima tahun angka kekurangan itu bisa dikurangi secara signifikan.
Tapi dipastikan kebutuhan akan rumah selalu ada karena selalu ada perkawinan baru dan pasangan baru pasti memerlukan rumah baru juga. Begitu juga warga yang telah memperoleh pekerjaan dan gaji tetap pasti mulai memikirkan mendapatkan rumah. Begitu juga para PNS golongan I dan II. Menurut Nasri, pada 2009, terdata 2.500 unit RSh terbeli dan diharapkan pada 2010 bisa meningkat menjadi 2.700 unit. “Permintaan terus tumbuh, tapi nampaknya pengembang RSh idle(macet/tidak jalan),” katanya.
Lokasi perumahan yang berada di Kabupaten Malang ada di sembilan kecamatan yang umumnya berbatasan dengan Kota Malang dengan jumlah pengembang mencapai 84 perusahaan. n vie
http://www.surya.co.id/2010/02/04/40000-keluarga-tak-punya-rumah-sendiri.html
No comments:
Post a Comment