Kamis, 4 Februari 2010 | 8:45 WIB
Jakarta - surya- Pengungkapan kasus pembobolan dana nasabah lewat ATM (Automatic Teller Machine) terus menunjukkan kemajuan. Setelah sehari sebelumnya menyebut ada oknum pejabat bank terlibat pembobolan dana nasabah, kemarin Mabes Polri mengungkapkan bank mana yang dimaksud.
Tersangka berasal dari Bank Central Asia (BCA) dengan inisial AS. Oknum tersebut sebetulnya telah ditangkap pada, Sabtu (30/1) lalu, dan kini masih menjalani pemeriksaan intensif pihak kepolisian.
Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang, oknum BCA itu adalah salah-satu dari 37 tersangka pelaku pembobolan dana nasabah yang telah ditangkap. Meski demikian, Edward menyebutkan, oknum tersebut tidak terkait dengan pembobolan ATM yang baru-baru ini banyak terjadi di sejumlah bank di Bali.
“Saya membenarkan ada tersangka dari pihak BCA. Tetapi, sementara ini dalam kasus yang berbeda dari apa yang kita kembangkan di Bali,” kata Edward kepada wartawan di Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/2).
Edward menjelaskan, polisi masih mendalami keterlibatan oknum BCA itu dalam pembobolan ATM di Bali. Namun, oknum itu ditangkap karena diduga sebagai pelaku pembobolan dana nasabah dengan modus lain.
“Apakah itu masih link (kaitan, Red) dengan kasus di Bali, nanti tentu kita selidiki. Masih sangat prematur kita simpulkan. Tapi, memang benar ada tersangka dari pihak BCA. Namun, ini masih belum terkait dengan yang di Bali melainkan dalam kasus lain seperti data-data kartu kredit dan sebagainya,” jelas dia.
Secara terpisah, pihak BCA mengakui memang ada salah satu karyawannya yang ditahan di Mabes Polri terkait kasus penyelidikan pembobolan ATM. Wakil Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, oknum BCA yang disebut-sebut sebagai pejabat sebuah bank ternama itu bekerja di BCA sebagai supervisor di Bandung.
“Setelah kami teliti lebih lanjut, ada satu karyawan kartu kredit berpangkat supervisor di Bandung yang ditahan oleh pihak kepolisian atau Mabes Polri,” ujarnya melalui pesan singkatnya, Rabu ( 3/2 ) malam.
Diterangkan, oknum itu ditahan karena melakukan penggandaan kartu dan pengintipan PIN dengan korban berjumlah empat orang nasabah. Meski demikian, menurutnya, hingga kini oknum tersebut masih diselidiki pihak kepolisian apakah mempunyai keterkaitan dengan jaringan pembobol rekening ATM di Bali.
“Sejauh info yang kami dapat, pelaku ini belum dapat dikatakan tersangkut dengan kasus ATM Bali yang heboh itu, karena penyidikan polisi masih sedang berjalan,” jelasnya.
Jahja megakui, sejauh ini pihak kepolisian telah banyak membantu perseroan untuk mengungkap kasus pembobolan ATM. Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Ito Sumardi dan Kadivhumas Mabes Polri, Irjen Pol Edward Aritonang terkait kasus dan penangkapan oknum tersebut.
Disebutkan Mabes Polri, oknum tersebut dibekuk setelah polisi mendapat informasi dari beberapa tersangka pembobolan ATM yang ditangkap sebelumnya. Mabes Polri berharap, dari hasil penyelidikan terhadap pejabat bank tersebut bisa diperoleh informasi baru lainnya.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya, kasus pembobolan dana nasabah lewat ATM mencuat pada akhir Januari lalu. Secara massal, kasus ini pertama kali ditemukan di Bali. Namun, kemudian muncul laporan dari berbagai daerah tentang kasus yang sama. Sejauh ini, kerugian terkait kasus pembobolan dana lewat ATM itu mencapai sekitar Rp 17,4 miliar.
Ada berbagai dugaan modus yang dilakukan pelaku untuk membobol dana nasabah lewat ATM. Di antaranya dengan memasang skimmer (alat perekam data magnetik yang terdapat pada kartu ATM, Red) di mesin-mesin ATM.
Polisi menduga kuat ada keterlibatan pihak outsourcing (lembaga luar) yang bekerja sama dengan pejabat bank tersebut. Pasalnya, penempatan peralatan skimmer tidak mungkin dikerjakan oleh orang-orang biasa.
Sampai saat ini pihak Mabes Polri tengah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian Interpol untuk melacak dua pelaku pembobolan ATM asal Kanada dan Australia. Kedua warga asing ini terendus setelah Polda Metro Jaya menangkap komplotan Alex Rusli alias Jie Giat alias Edwin Sanjaya Joe, 39.
Alex Cs terlibat dalam kasus pembobolan ATM BCA dengan modus menggunakan alat skimmer. Peristiwanya terjadi Agustus 2009 lalu. Modus yang diperagakan komplotan Alex Rusli ini sangat mirip dengan peristiwa pembobolan ATM di Bali. Kini Alex dan delapan anak buahnya sedang menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dari pengakuan Alex, dia bekerja sama dengan Ming-Ming dan Edward di Australia dan Val yang ada di Kanada.
Hari Panen
Kata Edward, hingga kemarin sore, kepolisian telah menangkap 37 orang terkait pembobolan dana lewat ATM di sejumlah wilayah di Indonesia. Empat pelaku di antaranya baru ditangkap polisi, Selasa (2/2) malam. Salah seorang pelaku adalah warga Surabaya dan diduga sebagai otak atau aktor intelektual dalam salah-satu sindikat pembobolan itu.
Edward menjelaskan, dari 37 pelaku itu, tujuh di antaranya merupakan pelaku pembobolan di Bali. Di antara 37 pelaku, ada yang saling berkaitan atau berada dalam jaringan yang sama. Mereka bekerja dengan berbagai modus untuk mencuri data digital kartu ATM nasabah.
“Tangkapan tadi malam (Selasa malam, Red) termasuk tersangka yang sangat signifikan perannya dalam jaringan ini. Yang bersangkutan berperan sebagai penghubung, pengambil uang, dan penghimpun hasil kejahatan,” papar Edward.
Dari pemeriksaan terungkap, para pelaku melancarkan aksinya pada waktu-waktu tertentu. Mereka beraksi pada waktu yang mereka sebut “hari panen”, yaitu hari-hari ketika para nasabah menyimpan banyak uang di tabungan.
“Mereka (pelaku) menggunakan istilah hari panen,” ucap Edward.
Edward menjelaskan, hal itu diketahui dari barang bukti laptop yang disita dari para pelaku. Mereka telah membuat perencanaan waktu-waktu untuk beraksi. Mereka menandai waktu-waktu dengan hari panen. “Di situlah mereka biasanya bergerak,” ucapnya.
Hari panen itu biasanya adalah tatkala nasabah banyak menyimpan uang untuk keperluan berlibur, hari besar, weekend, dan sebagainya, tambah Edward.
Pada laptop, kata dia, polisi juga menemukan data-data korban selanjutnya. “Data-data ini masih dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana sasaran berikutnya atau daftar korban yang mereka bobol rekeningnya,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Perbanas (Perhimpunan Bank Swasta Nasional) Jatim, Herman Halim mengatakan, terkuaknya aktor di balik pembobolan dana nasabah bank yang ternyata ‘orang dalam’ bank membuktikan bahwa selama ini sistem kerja teknologi ATM sebetulnya tidak ada masalah.
“Kalau ternyata penyebabnya melibatkan orang internal, berarti yang bermasalah adalah SDM-nya, sedangkan sistem tidak bermasalah apa-apa,” kata Herman yang juga Direktur Utama Bank Maspion saat dihubungi Surya, Rabu (3/2) malam
Ia menganjurkan, nasabah tidak perlu panik meskipun memiliki simpanan dalam bank yang karyawannya diduga tersangkut pembobolan dana nasabah. lewat ATM.
“Saya pikir, dari sisi internal mereka sebetulnya sudah berulang-ulang melakukan koreksi itu. Sejak puluhan tahun BCA berdiri, buktinya berapa banyak sih kasus yang merugikan nasabah?” jelasnya.nwarkot/kompas.com/ant/ ame
http://www.surya.co.id/2010/02/04/pejabat-bca-terlibat-bobol-bank.html
No comments:
Post a Comment