Senin, 31 Mei 2010 - 10:36 wib
YOGYAKARTA – Pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dinilai masih belum merata. Sebagai wujud kepedulian sekaligus ingin menumbuhkan semangat belajar ABK, digagaslah lomba kreativitas anak inklusif dan umum taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Benteng Vredeburg, Minggu, 30 Mei, kemarin. Ketua Panitia Lomba kreativitas Sarwadi di sela-sela acara mengungkapkan, acara tersebut dilaksanakan untuk memperingati bulan pendidikan yang jatuh pada Mei.
Menurutnya, pendidikan merupakan hak semua warga negara, sehingga siapapun berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. ”Bagi kami, pendidikan tidak pernah mengenal status sosial, jenis kelamin, kondisi fisik, ataupun perbedaan lainnya. Namun pada kenyataannya, kami merasa pendidikan belum merata utamanya terhadap kepedulian pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Sarwadi mengungkapkan,lomba tersebut merupakan wadah untuk mempertemukan anak-anak umum dengan ABK di dalam satu persepsi tentang persamaan. Selain itu, mereka juga bermaksud memperkenalkan model pendidikan inklusif bagi orang tua ABK maupun anak umum. ”Kami ingin mempertemukan anak umum dengan ABK. Karena kami yakin setiap anak pasti mempunyai suatu kelebihan yang hebat, terlepas dari semua kekurangan yang ada di diri mereka masing-masing,” tuturnya.
Dengan slogan Aku Pasti Bisa, pihaknya ingin mengajak semua anak bermain dan belajar bersama tanpa saling membedakan. Acara tersebut juga berniat ingin menumbuhkan semangat belajar dan menanamkan keyakinan pada ABK dan juga anak-anak umum, sekalipun mereka memiliki kekurangan dalam diri.
Perlombaan yang digelar antara lain lomba baca puisi, mewarnai, dan menggambar. Para peserta lomba baca puisi memperebutkan trofi Gubernur DIY, lomba menggambar memperebutkan trofi Wali Kota Yogyakarta, dan trofi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta diperebutkan dalam lomba mewarnai.
Salah satu orang tua ABK Zulaikha mengatakan, anaknya yang bernama Muhammad Rizki Aditya baru pertama kalinya mengikuti perlombaan. Keikutsertaan Rizki dalam lomba mewarnai bertujuan untuk melatih konsentrasinya. ”Anak saya penderita autis yang cenderung hiperaktif. Dengan ikut acara-acara seperti ini, saya berharap dia bisa bersosialisasi dengan anak normal seumurannya. Selain itu, bisa sebagai latihan agar konsentrasinya bisa lebih terfokus,” ujarnya.
Jangan ketinggalan berita tentang Piala Dunia 2010, hanya di Okezone.com
Menurut Zulaikha, Rizki harus mendapat ekstra pendampingan meski tampaknya dia normal-normal saja. Sifatnya yang cenderung melukai diri sendiri dan orang lain kadang terjadi jika dirinya merasa tidak nyaman dan marah. Namun ternyata dibalik kekurangannya itu, Rizki termasuk anak yang jenius dengan IQ 130.
”Saya percaya Tuhan maha adil. Meski anak saya autis tapi dia diberi otak yang cerdas. Bahkan terkadang saya kalah kalau sudah menyangkut informasi-informasi di televisi karena hobinya menonton berita setiap hari,” ungkapnya.
(Koran SI/Koran SI/rhs)
http://kampus.okezone.com/read/2010/05/31/373/337744/ajak-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus
No comments:
Post a Comment