Kamis, 18/02/2010 20:25 WIB
Hasil Penelitian NZAID
Andri El Faruqi - Padang Today
Pengawasan pelaksanaan konstruksi di Sumatera Barat perlu ditingkatkan. Kampanye besar-besar agar membangun sesuai standar teknis harus dilakukan. Inilah jalan terbaik bangunan tidak membunuh penghuninya.
"Banyak bangunan yang bagus di Padang. Struktur bangunan yang khas dan elegan. Sebuah kebanggaan dalam arsitektural. Tetapi sepertinya amat penting meningkatkan kualitas praktek struktural bangunan," ungkap Ahli Struktur Konstruksi dari News Zealand Internasional Aid & Depelovment Agency (NZ AID), David Hopkin ketika membeberkan hasil penelitiannya selama dua bulan di Kota Padang, Kamis (18/2).
Di hadapan Tim Pendukung Teknis (TPT) Rehabilitasi dan Rekontruksi Sumatera Barat dan utusan Struktur Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang menyempatkan hadir dalam presentasi di Ruang Sidang PSDA Sumbar, David Hopkin menyatakan kesedihan atas bangunan yang bagus tapi sudah tak bisa dipakai lagi. Khususnya bangunan perkantoran.
"Ini tantangan untuk menerapkan perubahan. Membangun kembali menjadi lebih baik," tegas David.
David meneliti kantor gubernur, gedung BPKP, Masjid Raya Ganting, Gedung Arsip, Rumah Dinas Ketua DPR, Balai Diklat Sosial, Kantor DPRD, Balai Kota Padang.
"Hasilnya. Kesatuan atau integritas bangunan. Sambungan. Memang sangat bermasalah," jelas David.
Ada beberapa model ikatan yang dijelaskan David, namun secara umum tidak sesuai standar. Pada detail beton dan sengkang pengikat inti beton, sering kali kurang. Ini menunjukkan pengadaan tulang besi sering dikurangi.
"Seharusnya, gunakan tekukan 135 derajat untuk penahan inti beton. Kemudian juga, kualitas beton tidak bisa ditawar," jelas David yang didampingi tiga ahli struktur NZAID, Roger Bron, Scoot Miller dan Bernard Toh.
Rekomendasi NZAID kepada stakeholder, perlu meningkatkan desain konseptual, meningkatkan kualitas secara radikal rincian dari kolom beton, mengamankan bagian bangunan terutama dinding batu bata.
"Perlu ada pendidikan khusus dan pelatihan, agar ikatan kuat rangka besi atau baja yang menjadi tulangan. Ini tidak bisa ditawar di daerah rawan gempa seperti Padang," katanya.
Menjawab pertanyaan dari beberapa utusan SKPD, David memahami soal konstruksi praktis dan penghematan. Namun soal struktur utama tidak bisa ditawar. "Kreativitasnya berhemat jangan di struktur utama, tapi di desaign," usul David.
Pengawasan pelaksanaan konstruksi bagi NZAID sangatlah mutlak. Perizinan harus berjalan dengan baik dan terukur lewat mekanisme efektif.
NZAID di bawah koordinasi United Nation (UN) Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) memang diarahkan untuk meneliti dan memberi rekomendasi soal bangunan ramah gempa di Kota Padang khususnya perkantoran dan fasilitas umum.
Melalui TPT Rehabilatasi Rekontruksi Sumatera Barat Pasca Gempa, NZAID berharap rekomendasi bisa bermanfaat untuk menyelamatkan nyawa dan kerugian lebih besar.
"Sudah meneliti setidaknya 230 gedung baik yang rusak berat maupun ringan. Ini hasil yang patut dipuji dan diapresiasi," ungkap Anggota TPT RR Sumatera Barat, Ir. Sugeng Sentosa, MSc.
Sugeng juga menyatakan, hasil penelitian seperti ini bagi TPT akan jadi acuan dalam mengambil kebijakan rehab rekon pasca gempa. "TPT sudah melibatkan ahli struktur dari perguruan tinggi dalam mengembangkan budaya keselamatan. Memang benar NZAID, tidak ada kompromi dengan prinsip rekayasa gempa struktural. Harus dilaksanakan sesuai aturan," kata Sugeng.[]
http://www.padang-today.com/?today=news&id=13759
No comments:
Post a Comment