Jumat, 19 Pebruari 2010
PALU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Sulawesi Tengah terus mewaspadai merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya mengingat penderitanya terus bertambah.
"Kami mewaspadainya dengan cara menggalakkan pengasapan (fogging), dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat," kata Kabid Bina Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Sulteng Ida Bagus Yadnya Putra di Palu, Rabu.
Menurutnya, hal utama yang harus dilakukan untuk mencegah DBD adalah melakukan gerakan 3M yakni menutup dan menguras tempat penampungan air, serta menimbun barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
"Warga juga bisa menaruh bubuk abate di tempat penampungan air untuk mencegah pertumbuhan jentik-jentik nyamuk," katanya.
Berdasarkan data Dinkes pada 2009 terdapat 865 pasien DBD di seluruh Sulteng, tujuh di antaranya meninggal dunia.
Di Kota Palu sendiri terdapat 511 penderita DBD, di Kabupaten Tolitoli dan Poso masing-masing terdapt 49 dan 47 penderita, sisanya tersebar di delapan kabupaten lainnya.
Sementara itu, khusus di Kota Palu hingga pekan ketiga di bulan Februari 2010 tercatat 37 pasien DBD yang dirawat di sejumlah rumah sakit.
Ida Bagus juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat jika mendapati anaknya mengalami demam tinggi.
"Mungkin itu gejala awal terkena DBD, kita harus mewasadainya sejak dini," demikian Ida Bagus Yadnya Putra.
Di kompleks BTN Zebra Indah, rumah-rumah warga dilakukan pengasapan. Setiap kepala keluarga dikenakan biaya sesuai dengan luas tanah yang disemprot. Tapi rata-rata biaya dikenakan sebesar Rp40 ribu/rumah.
Penyemprotan ini disambut antusias warga. Satu persatu warga yang belum disemprot rumahnya bahkan meminta agar segera disemprot agar terhindar dari serangan nyamuk Aedesa Aegepty yang menyebabkan demam berdarah. (ant/pat)
http://mediaalkhairaat.com/index.php?option=com_content&task=view&id=5995&Itemid=1
No comments:
Post a Comment