IKLAN BULAN INI

Showing posts with label anti kanker payudara. Show all posts
Showing posts with label anti kanker payudara. Show all posts

Monday, 19 December 2011

Obat Kanker Payudara

Avastin Dilarang untuk Obat Kanker Payudara

Bramirus Mikail | Lusia Kus Anna | Kamis, 30 Juni 2011 | 11:07 WIB


KOMPAS.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau FDA dengan tegas melarang penggunaan Avastin untuk mengobati kanker payudara. Menurut FDA, manfaat yang didapat dari obat tersebut tidak sebanding dengan risiko yang ditimbulkan.

Rekomendasi FDA tersebut putuskan setelah diadakan pertemuan antara Center for Drug Evaluation and Research dan Genentech (produsen obat Avastin).

“Meskipun kita mendapatkan informasi anekdotal, tapi kita tidak memiliki bukti bahwa obat dapat memperpanjang kelangsungan hidup atau meningkatkan kualitas hidup,” kata Natalie Compagni-Portis, sekaligus perwakilan pasien dan anggota voting dari panel FDA.

Dalam serangkaian empat pertanyaan, enam anggota panel mengatakan bahwa uji klinis yang dilakukan oleh Genentech tidak memberikan bukti bahwa Avastin dapat memperanjang kehidupan bagi pasien kanker payudara, juga tidak meningkatkan kualitas hidup mereka. Panel juga merekomendasikan kepada Komisaris FDA Peggy Hamburg agar tidak harus terus merekomendasikan Avastin untuk pasien kanker payudara.

Namun keputusan dari FDA ini justru menimbulkan kontra terutama dari sejumlah pasien dan keluarga pasien penderita kanker payudara. Pasalnya, mereka menganggap penggunaan Avastin justru telah banyak membantu dan memberikan manfaat kepada mereka.

Priscilla Howard, seorang penderita kanker payudara, telah menggunakan Avastin kurang lebih dua tahun dan telah melihat perbedaan yang luar biasa dalam perkembangan penyakit, hal itu diutarakannya dalam panel tersebut kepada di FDA pada sidang hari pertama dan kedua

“Saya ingin senjata (Avastin) itu tetap tersedia saat saya melawan penyakit yang merusak ini,” ujar Howard kepada panel.

Sebelumnya, FDA telah memberikan persetujuan penggunaan Avastin pada Februari 2008 untuk mengobati pasien kanker payudara stadium akhir. Karena disinyalir obat tersebut dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien secara keseluruhan.

Namun, hasil dari empat uji coba yang dilakukan, diketahui bahwa lebih dari 3.000 perempuan tidak mendapatkan perubahan yang cukup signifikan dalam perkembangan penyakitnya dan tidak ada pengurangan angka kematian di antara mereka yang telah menggunakan Avastin dan kemoterapi.

“Keputusan harus didasarkan pada totalitas bukti dalam semua uji klinis. Keseluruhan data yang disampaikan kepada FDA menunjukkan bahwa Avastin tidak aman dan efektif untuk mengobati kanker payudara” kata Dr Richard Pazdur, Direktur FDA of Oncology Drug Products, pada sidang Selasa, (29/6/2011), kemarin, seperti dilansir BBC.

Sementara itu para ahli yang membela Genentech (produsen Avastin), menunjukkan bahwa kombinasi Avastin dengan kemoterapi paclitaxel dapat memeberikan manfaat banyak bagi pasien.

“Kami sangat kecewa dengan rekomendasi FDA dan berharap Komisaris tidak memutuskan untuk menghapus obat ini. Avastin menjadi sangat bagi wanita, karena masih sangat sedikit sekali pilihan pengobatan untuk kanker payudara,” ujar Genentech.

Kristal Hanna, (35), seorang ibu penderita kanker payudara mengatakan bahwa dia yakin bahwa dirinya tidak akan hidup hari ini jika bukan karena Avastin. Hanna yang mendapat vonis menderita kanker payudara stadium 4 (empat) pada bulan Juli 2010 silam mengatakan bahwa kankernya tidak berkembang dan sampai saat ini dia masih memakai Avastin.

“Saya memiliki banyak harapan untuk hidup. Saya kesini untuk memohon kepada mereka (FDA) agar memberikan belas kasihan bagi kehidupan kami,” ujarnya.

Namun, hasil penelitian FDA tidak menemukan manfaat keseluruhan dari obat tersebut. Bahkan FDA mengklaim bahwa Avastin dapat meningkat risiko kematian kepada pasien, karena dalam beberapa hal obat tersebut mengandung toksik (racun).

“ Tidak ada bukti bahwa Avastin menyelamatkan atau memperpanjang kehidupan,” tegas Dr Patricia Keegan, Direktur FDA Division of Biologic Oncology Products.

Sumber: Kompas.com

Linked Post:
Penyakit Kanker | Tumor | Mengobati Kanker Payudara | Mengobati FAM | Melia Propolis VS Kanker Payudara | Bukti Khasiat Propolis Dari Laboratorium
Read more ...

Saturday, 11 July 2009

Kanker Payudara --- Enam Makanan Anti Kanker Payudara

Kanker Payudara --- Enam Makanan Anti Kanker Payudara
Beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit Kanker Payudara. Simaklah, apakah ke enam jenis makanan tersebut sudah terdapat dalam daftar belanjaan atau tidak.

1. Gandum

Dalam hal ini Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap gelas gandum setara dengan 10gr dari kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakin merangsang pertumbuhan kanker payudara.

2. Ikan Salmon dan Tuna

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan mengkonsumsi ikan tuna dan salmon setiap hari, ternyata tingkat risiko terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut.

3. Wortel dan Bayam

Wanita yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan bayam, juga berisiko terkena kanker payudara dua kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.

4. Yoghurt

Pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium, diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.

5. Susu Kedelai Murni

Diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni ternyata dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara sebesar 28% dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan.

6. Jus Jeruk

Masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50%. Anderson Cancer Center menyimpulkan bahwa wanita yang mencukur bulu ketiaknya ternyata 10 kali lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang membiarkan bul u ketiaknya tumbuh apa adanya.

Dr. Therese Bevers dari M.D. Anderson mengungkapkan, dengan mencukur bulu ketiak, di ketiak akan timbul banyak luka tak kasat mata serta pori-pori di daerah ketiak akan membesar. Ini memungkinkan toxin dan zat kimia dari berbagai produk seperti deodorant, bedak, dan krim akan dengan mudah memasuki kulit. Deodorant antiperspirant menambah mudah toxin masuk ke dalam kulit, karena antiperspirant mencegah pengeluaran keringat yang bisa membantu melunturkan toxin yang masuk. Toxin yang masuk itu dapat tertimbun pada payudara, dan akibatnya adalah timbulnya kanker.

Bevers menjelaskan bahwa bulu ketiak memang berguna untuk melindungi ketiak dari zat racun yang hendak masuk dari luar tubuh, karena di ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan transportasi racun terutama ke payudara dan bagian tubuh lainnya. Kemungkinan transportasi toxin ke bagian tubuh lain juga ada, sehingga memang ketidakadaan bulu ketiak juga memudahkan tumbuhnya kanker dibagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan otak, terutama apabila di payudaranya sudah tumbuh kanker. Untuk wanita yang kurang menjaga kebersihannya, ketiadadaan bulu ketiak juga memungkinkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori dan memudahkan timbulnya bisul atau abses.

Kesimpulan adanya hubungan antara kanker dan mencukur bulu ketiak ini diperoleh dari pendataan terhadap wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun terakhir. American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2002 saja akan timbul 175.000 kasus baru kanker payudara ganas di Amerika Serikat, dan akan terjadi 43.000 kematian karena kanker payudara. Lebih lanjut, Bevers mengemukakan bahwa setiap rambut yang tumbuh pada tubuh kita memang dapat menjaga organ tubuh vital yang ada di dekatnya, dan adalah ironis bahwa banyak wanita yang membuang bulu ketiaknya hanya karena alasan mode padahal di dekat ketiak terdapat organ yang sangat penting yaitu payudara.

Pria terbukti jauh lebih aman terhadap bahaya ini karena kebanyakan pria tidak mencukur bulu ketiaknya. Ketika ditanya apakah menghilangkan bulu ketiak dengan cara lain seperti waxes dan mencabutnya juga meningkatkan kerentanan yang sama terhadap kanker, Bevers menjawab memang membuang bulu ketiak dengan mencukurnya adalah paling berbahaya karena kemungkinan timbulnya luka-luka minor lebih besar, namun cara lain justru memperbesar pori-pori jauh lebih besar daripada mencukur sehingga secara garis besar seluruhnya sama bahayanya. Bevers menyarankan agar wanita tidak perlu mencukur bulu ketiaknya karena bahayanya sangat besar dibandingkan dengan manfaatnya.

"Budaya menghilangkan bulu ketiak itu ditumbuhkan karena alasan bisnis semata, padahal dilihat dari sudut pandang medis sangat merugikan bagi yang melakukannya”, kata Bevers.

Baca juga info kesehatan "5 Siung Bawang Putih Per Hari Bisa Cegah Kanker?"

Read more ...