IKLAN BULAN INI

Friday, 20 July 2012

Kanker Paru-paru Mantan Menkes


Di Balik Kanker Paru-paru Sang Mantan Menkes

KANKER Paru-paru menduduki urutan ke dua penyebab utama kematian seseorang akibat kanker, setelah kanker payudara. Kanker yang berasal dari sel-sel di dalam paru-paru ini bisa juga berasal dari kanker yang mengenai bagian tubuh lain, namun menjalar ke paru-paru.

Selama ini pengidap kanker paru-paru selalu diasosiasikan merupakan seorang “perokok hebat”, karena memang merokokmerupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita.

Tetapi kasus yang terjadi pada kanker paru-paru stadium empat yang menjadi penyebab mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal dunia jelas tidak bisa dihubungkan dengan rokok, karena Endang sendiri bukanlah seorang perokok.

Mantan Menkes, Kanker Paru-paru dan Rokok
Kematian mantan Menteri Kesehatan merupakan sesuatu yang mengherankan bagi beberapa kalangan orang yang mengenalnya.

Rekan seangkatan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang juga Sekjen Kementerian Kesehatan, Ratna Rosita mengatakan, Endang tidak memiliki riwayat penyakit di pernapasannya sejak dahulu. Sementara sejak menjadi pemimpin Kementerian Kesehatan, Endang pun secara rutin melakukan general check up.

Menurutnya, seluruh jajarannya di Kementerian Kesehatan baru saja mengetahui penyakit yang diderita Endang pada Oktober 2010.

Asap rokok ternyata bukanlah satu-satunya penyebab kanker paru-paru. Kemungkinan besar alasankanker paru-paru yang menyebabkan kematian mantan Menteri Kesehatan adalah akibat senyawa kimia. Seseorang yang tidak merokok dapat saja terkena kanker paru-paru, akibat terpapar radiasi atau menghirup zat-zat tertentu. Di laboratorium, zat-zat tersebut dapat ditemukan, seperti asbestos, arsen, kromat, nikel klorometil eter dan gas mustard.

Partikel-partikel pada zat berbahaya itu akan melukai paru-paru, yang kemudian menjadi “borok”. Hingga dalam jangka waktu 10 hingga 20 tahun, luka itu berubah menjadi kanker yang berbahaya. Dapat disimpulkan kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru-paru.

Beberapa penyebab lain Kanker paru-paru
Merokok dan asap rokok memang penyebab utama kanker paru-paru, tapi tetap saja bukan satu-satunya.

“Kanker paru-paru penyebabnya multifaktor. Tidak hanya rokok, tapi memang paling banyak dan yang utama penyebabnya adalah rokok. Lingkungan sekitar juga mempengaruhi. Tempat tinggal kita misalnya. Contohnya asbes, telah diketahui orang yang tinggal dengan langit-langit menggunakan asbes itu memiliki risiko (kanker paru-paru), karena itu syarat bikin bangunan sedapat mungkin menghindari asbes,” tutur dr Ronald Hukom SpPD-KHOM, spesialis kanker pada orang dewasa dari RS Kanker Dharmais.

Sebuah gas bernama radon misalnya, yang merupakan gas alami, tidak berwarna dan tidak berbau, yang berada di uranium, di lingkungan industri dapat berkontribusi sebagai penyebab timbulnya kanker paru-paru. Masyarakat yang tinggal di kawasan Industri mengantisipasi masalah udara tak sehat ini dengan menggunakan masker.

Kemudian zat-zat karsinogenik yaitu nikel dan kronium, juga terdapat di banyak lingkungan sehari-hari, seperti di lingkungan perkantoran.

Selain itu, sebagai salah satu pemicu kanker paru-paru yang tak kalah berbahayanya adalah alkohol. Orang yang banyak minum alkohol, suatu saat berpotensi terkena kanker paru-paru, apalagi pada usia tua.

Kemudian seperti umumnya sifat kanker lainnya, kanker paru-paru ini pun bersifat genetik, namun hanya 10 hingga 15 persen. Bagi yang sudah mengetahui memang memiliki genetika kanker paru-paru, lebih baik hindari faktor-faktor “pencetus” lainnya.

Banyak penderita yang baru menyadari mengidap kanker paru-paru setelah berada pada stadium lanjut. Gejala kanker paru-paru stadium dini memang tidak terlalu nampak. Seperti yang terjadi pada mantan Menkes, baru pada Oktober 2010, dokter memvonis beliau menderita kanker paru-paru stadium tiga. (Tiko Septianto / CN32 disarikan dari berbagai sumber

Sumber: SuaraMerdeka.com, 3-Mei-2012



Share This Post →


No comments:

Post a Comment