IKLAN BULAN INI

Showing posts with label penyakit menular. Show all posts
Showing posts with label penyakit menular. Show all posts

Friday, 27 April 2012

Penyakit Dan Musim Hujan

Waspadai penyakit pada musim hujan

Masyarakat diharap untuk dapat mengantisipasi penyakit-penyakit yang biasa muncul pada musim hujan yang diperkirakan mengalami puncaknya pada Januari hingga awal Februari ini.

“Datangnya musim hujan merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim hujan antara lain penyakit akibat virus seperti influenza dan diare,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis.

Penyakit lain yang sering muncul di musim hujan adalah yang disebabkan oleh bakteri dan parasit, terutama pada daerah yang airnya meluap sehingga bakteri dan parasit dari “septic tank” dan kotoran hewan terangkat dan hanyut kemudian mengkontaminasi air, bahan pangan, atau menginfeksi langsung manusia seperti diare, disentri, kecacingan, leptospirosis

Di musim hujan juga sering muncul penyakit akibat jamur yang terutama disebabkan akibat kelembaban pada pakaian.

Selain penakit menular, Tjandra juga memberikan penekanan pada penyakit tidak menular yang sering memburuk dengan cuaca hujan dan dingin seperti asma, rhinitis, dan penyakit kronik lainnya.
“Juga perlu diwaspadai penyakit demam berdarah, karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk. Di samping itu, pada peralihan musim penghujan ke musim kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu karena banyaknya tempat perindukan tadi,” papar Tjandra.

Untuk mengantisipasi ancaman penyakit tersebut, Tjandra mengatakan bahwa perlu tetap dijalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama dalam hal penggunaan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari untuk menjaga kesehatan dan menjaga sanitasi lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak meludah sembarangan.
Penggunaan alat pelindung diri juga disarankan seperti memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira atau memakai lotion anti nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.

Kementerian Kesehatan juga meningkatkan kewaspadaan dini bagi peningkatan penyakit selama musim hujan ini antara lain dengan melakukan surveilans melalui sarana yang tersedia seperti EWARS, laporan mingguan kewaspadaan penyakit, surveilans aktif mingguan atau “sms gateway”.
“Kami juga meningkatkan pengawasan faktor risiko lingkungan seperti higiene sanitasi air dan lingkungan, tempat perindukan nyamuk terutama di daerah banjir dan rawan banjir yang dilakukan oleh dinas kesehatan setempat bekerjasama dengan Balai/Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular,” ujar Tjandra.

Kemkes juga menyiapkan logistik bahan penjernih air (PAC, pembersih air cepat) di wilayah yang sulit mendapatkan air bersih bila diperlukan, menyiapkan obat dan alat kesehatan yang memadai di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan serta melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan seperti KKP dan B/BTKL dan lintas sektor.
(T.A043/E001) Editor: Ruslan Burhani

Sumber:  Antaranews.com,  Tanggal: 5 Januari 2012

Linked Posts:
Penyakit Demam Berdarah Penyakit ChikungunyaLeptospirosisMengobati Demam Berdarah (DBD)
Read more ...

Monday, 19 December 2011

Penyakit Menular

Penyakit Menular Atau Penyakit Infeksi


Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:

  • Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
  • Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

Infeksi awal

Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:

  • patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
  • patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.

Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik.

Terpuruknya mekanisme sistem kekebalan

Pada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. Tetapi lintasan infeksi tidak selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus infeksi berupa:

  • subversi sistem kekebalan oleh patogen
  • kelainan bawaan yang disebabkan gen
  • tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalan

Perambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk itu, patogen diharuskan untuk berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat.

Patogen yang dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk menghindari terpicunya sistem kekebalan.

Sumber: Wikipedia

Penyakit Chikungunya | Demam Berdarah Dengue | Malaria | TBC | Muntaber | Flu Burung | TORCH Bisa Menyerang Siapa Saja
Read more ...

Saturday, 15 October 2011

10 Penyakit Berbahaya

Hati – Hati! 10 Penyakit Berbahaya Berikut Ditularkan Antar Spesies

Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Apa saja penyakit yang mematikan itu?

Infeksi silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.

Penularan juga dapat terjadi dari kegiatan yang tampaknya sepele dan tidak berbahaya, seperti membiarkan monyet naik di atas kepala Anda, yang banyak terjadi di jalanan di Bali.

Mikroba dari dua varietas bahkan dapat berkumpul di usus Anda, membuat beberapa virus berevolusi dan ‘menari’ untuk mengubah Anda menjadi inang yang menular dan mematikan.

Penyakit menular dari hewan kepada manusia disebut zoonosis. Ada lebih dari tiga lusin penyakit, baik yang ditularkan melalui sentuhan maupun dari hasil gigitan.

Seperti dilansir dari LiveScience, Sabtu (15/5/2010), berikut 10 penyakit mematikan yang menular dari silang-spesies:

1. Pandemik influenza. Wabah flu mematikan seperti flu Spanyol, flu babi atau flu burung telah menyerang di beberapa negara. Potensi pandemi ini sangat mudah menular melalui kontak langsung, sehingga bisa sangat berbahaya.

Antara tahun 1918 dan 1919, flu Spanyol telah membunuh 20 hingga 40 juta orang. Ini benar-benar bencana global. Flu mematikan ini menyerang orang usia 20 sampai 40 tahun, dan menginfeksi 28 persen penduduk Amerika.

Dan akhir-akhir ini juga sedang marak flu babi dan flu burung yang telah menjadi wabah di beberapa negara. Kini, pemerintah lebih siap, secara ilmiah dan logistik untuk mengelola wabah. Namun, tidak ada vaksin untuk melawan flu babi.

2. Pes. Penyakit pes yang lebih dikenal dengan ‘Black Death’, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pesti, paling sering dibawa oleh hewan pengerat dan kutu. Pada abad pertengahan, jutaan orang di seluruh Eropa meninggal karena wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak terdapat di rumah-rumah dan perkantoran.

3. Penyakit karena gigitan. Berbagai penyakit zoonosis diperkirakan meningkat disebabkan oleh gigitan hewan yang membunuh ratusan ribu orang setiap tahun. Nyamuk adalah penyebab utama, seperti demam berdarah dan malaria.

Selain itu juga ada wabah penyakit yang disebabkan oleh gigitan serangga, rabies karena gigitan anjing dan hewan liar lainnya.

4. HIV/AIDS. HIV, virus penyebab AIDS, berasal dari simpanse dan primata lainnya dan diperkirakan manusia pertama terinfeksi setidaknya satu abad lalu.Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh, membuka pintu ke inang dari infeksi mematikan atau kanker.

5. Parasit otak yang ditularkan kucing pada manusia. Parasit aneh Toxoplasma gondii menginfeksi otak lebih dari setengah populasi manusia, termasuk sekitar 50 juta orang Amerika. Diperkirakan meningkatkan risiko neurotisisme dan dapat menyebabkan skizofrenia. Penyebab utamanya adalah kucing rumah, yang merupakan mikroba reproduksi secara seksual. Biasanya ini berasal dari kotoran kucing.

6. Manusia memberi kucing bakteri penyebab borok lambung. Kucing telah ditularkan bakteri penyebab tukak lambung, Helicobacter pylori, dari nenek moyang manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Dan menurut para ilmuwan, kini penyakit ini menyebar ke hewan lain seperti singa, zebra, dan harimau.

7. Ebola. Ebola adalah ancaman luas untuk gorila dan simpanse di Afrika Tengah, dan mungkin sudah menyebar ke manusia dari orang-orang yang makan binatang yang terinfeksi.

Sekarang menular dari manusia ke manusia, melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, dan telah membunuh beberapa ratus orang di setiap beberapa wabah pada pertengahan 1970-an.

8. Polio, Frambusia, Antraks. Fabian Leendertz, seorang epidemiologi satwa liar di Robert Koch-Institut dan Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Jerman, mengatakan bahwa simpanse di Taman Nasional Gombe Streaming di Tanzania ditularkan polio dari manusia.

Menurut Leendertz, ada juga kekhawatiran bahwa gorila tertular frambusia, penyakit yang terkait dengan sifilis, tetapi bukan penyakit menular seksual, dari manusia.

Gorila dan simpanse di Afrika Barat telah terbunuh oleh wabah antraks, yang mungkin berasal dari ternak yang digiring oleh manusia, meskipun menurut Leendertz peristiwa ini mungkin disebabkan oleh antraks yang ada secara alami di hutan.

9. Virus manusia membunuh simpanse. Ekowisata memicu wabah penyakit pernapasan antara simpanse Afrika. Human Respiratory Syncytial Virus (HRSV) dan Human Metapneumovirus (HMPV) membunuh bayi manusia di negara-negara berkembang.

Hampir semua manusia punya kontak dengan kuman, meskipun telah dikembangkan antibodi alami yang dirancang untuk melawan kuman. Tapi dalam bukti pertama yang telah dikonfirmasikan tentang penularanvirus langsung dari manusia ke kera liar, virus ini membunuh seluruh populasi simpanse di beberapa bagian Afrika Barat pada tahun 1999 dan 2006.

10. Gorila memberi manusia kutu kemaluan ‘kepiting’. Manusia mendapat kutu kemaluan dari gorila sekitar 3 juta tahun yang lalu. Penyakit ini menular tidak melalui hubungan seksual dengan gorila, melainkan dengan bermalam atau makan di sarang gorila. Para ilmuwan pada tahun 2007 menamai penyakit ‘kepiting’.

Merry Wahyuningsih - detikHealth

Linked Posts:
Flu Burung | Flu Babi | HIV bisa hilang dengan Nutrisi | Penyakit Malaria | DBD
Read more ...

Friday, 27 May 2011

Penyakit Sifilis

Mengenal Gejala Penyakit Sifilis


Banyak di antara kita mungkin sering mendengar penyakit-penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual, termasuk salah satunya sifilis alias ”Raja Singa”. Namun, apakah Anda benar-benar tahu mengenai penyakit yang satu ini?

Apakah sifilis?
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral. Sifilis tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang, dan tukar-menukar pakaian.

Gejala dan tanda-tanda sifilis
Banyak dari para penderita sifilis yang tidak menyadari jika mereka terkena sifilis dan karena itu mereka tidak mendapat pengobatan yang baik. Infeksi terutama didapat apabila ada kontak langsung dengan luka terbuka sifilis yang sedang aktif.

Sifilis mempunyai beberapa stadium infeksi. Setelah terinfeksi dengan sifilis, ada masa inkubasi, yaitu masa sampai sebelum timbulnya gejala luka terbuka yang disebut ”chancre” sekitar 9-90 hari, umumnya rata-rata saat 21 hari sudah terlihat.

Stadium pertama sifilis bisa ada sebuah luka terbuka yang disebut chancre di daerah genital, rektal, atau mulut. Luka terbuka ini tidak terasa sakit. Pembesaran kelenjar limfe bisa saja muncul. Seorang penderita bisa saja tidak merasakan sakitnya dan biasanya luka ini sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu, maka dari itu penderita biasanya tidak akan datang ke dokter untuk berobat, tetapi bukan berarti sifilis ini menghilang, tapi tetap beredar di dalam tubuh. Jika tidak diatasi dengan baik, akan berlanjut hingga stadium selanjutnya.

Stadium kedua muncul sekitar 1-6 bulan (rata-rata sekitar 6-8 minggu) setelah infeksi pertama, ada beberapa manifestasi yang berbeda pada stadium kedua ini. Suatu ruam kemerahan bisa saja timbul tanpa disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu,seperti telapak tangan dan kaki, atau area lembab, seperti skrotum dan bibir vagina. Selain ruam ini, timbul gejala-gejala lainnya, seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, nyeri otot, dan perlu diketahui bahwa gejala dan tanda dari infeksi kedua sifilis ini juga akan bisa hilang dengan sendirinya, tapi juga perlu diingat bahwa ini bukan berarti sifilis hilang dari tubuh Anda, tapi infeksinya berlanjut hingga stadium laten.

Stadium laten adalah stadium di mana jika diperiksa dengan tes laboratorium, hasilnya positif, tetapi gejala dan tanda bisa ada ataupun tidak. Stadium laten ini juga dibagi sebagai stadium awal dan akhir laten. Dinyatakan sebagai sifilis laten awal ketika sifilis sudah berada di dalam badan selama dua tahun atau kurang dari infeksi pertama dengan atau tanpa gejala. Sedangkan sifilis laten akhir jika sudah menderita selama dua tahun atau lebih dari infeksi pertama tanpa adanya bukti gejala klinis. Pada praktiknya, sering kali tidak diketahui kapan mulai terkena sehingga sering kali harus diasumsikan bahwa penderita sudah sampai stadium laten.

Sifilis tersier yang muncul pada 1/3 dari penderita yang tidak ditangani dengan baik. Biasanya timbul 1-10 tahun setelah infeksi awal, tetapi pada beberapa kasus bisa sampai 50 tahun baru timbul, stadium ini bisa dilihat dengan tanda-tanda timbul benjolan seperti tumor yang lunak. Pada stadium ini, banyak kerusakan organ yang bisa terjadi, mulai dari kerusakan tulang, saraf, otak, otot, mata, jantung, dan organ lainnya.

Jika penanganan baik
Untuk ke depannya, jika sifilis menerima penanganan dengan baik pada awal terkena sifilis, akan memberikan hasil yang cukup baik. Perlu diingat, kegagalan terapi bisa saja terjadi dan bisa saja terjadi reinfeksi. Tidak ada kriteria pasti mengenai kesembuhan pasien dengan infeksi sifilis pertama dan kedua, tetapi sifilis bisa dipertimbangkan sembuh jika selama dua tahun tes darah negatif dan tidak ada gejala yang timbul.
dr Intan Airlina Febiliawanti

Sumber: Kompas.com, Rabu, 10 Maret 2010

Linked Posts:
Penyakit Kelamin Gonorrhea | Herpes Simpleks | Kasus HIV / AIDS | HIV Bisa Hilang Dengan Nutrisi | Sunat Bantu Cegah AIDS
Read more ...