IKLAN BULAN INI

Showing posts with label diet. Show all posts
Showing posts with label diet. Show all posts

Wednesday, 10 October 2012

Pemanis Buatan VS Berat Badan

Pemanis Buatan Cenderung Meningkatkan Berat Badan

Iklan-iklan pemanis buatan mungkin ingin agar Anda percaya bahwa badan Anda akan ramping seperti gitar setelah Anda rajin mengonsumsinya. Jangan percaya itu. Alih-alih memiliki badan seperti gitar, badan Anda mungkin malah tambah gemuk seperti drum!

Sebuah studi intervensi menunjukkan bahwa pemanis buatan tidak membantu mengurangiberat badan bila digunakan sendirian. Indeks massa tubuh (BMI) tidak berkurang setelah 25 minggu diet dengan pemanis buatan pada 103 remaja dalam uji coba terkontrol secara acak, kecuali di antara para peserta terberat.

Pemanis buatan memang berkalori rendah atau bahkan tidak berkalori sama sekali (non-kalori). Secara logika sederhana, hal itu berarti membuat mereka menjadi pengganti gula yang baik. Anda tetap dapat mengonsumsi aneka makanan yang manis tanpa perlu khawatir kelebihan kalori. Pemanis buatan melindungi Anda dari kegemukan. Ternyata tidak.

Bukti epidemiologi di Amerika Serikat, negara yang memelopori konsumsi pemanis buatan, menunjukkan hal sebaliknya. Seiring dengan meluasnya penggunaan pemanis buatan–seperti aspartam dalam Diet Coke dan sukralosa dalam Pepsi One– persentase penduduk AS yang mengalami obesitas juga meningkat. Berbagai penelitian eksperimental menunjukkan bahwa memang ada kaitan antara pemanis buatan dan kenaikan berat badan.

Membingungkan otak

Pemanis bebas gula seperti sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan lainnya secara paradoks justru meningkatkan hasrat makan secara berlebihan dengan membingungkan otak.

Dengan memonitor perubahan di otak, para ilmuwan telah menemukan bahwa otak bereaksi secara berbeda terhadap pemanis buatan dan gula pasir. Setelah mengonsumsi pemanis buatan, otak manusia akan menafsirkan rasa manis secara berbeda, menyebabkan reaksi yang juga berbeda.

Erin Green dan Claire Murphy dari University of California, San Diego dan San Diego State University merekrut 24 orang dewasa muda yang sehat untuk tes pemindaian otak. Setengah relawan secara teratur mengonsumsi soda diet, paling tidak sekali sehari. Setengah lainnya jarang atau tidak pernah mengonsumsi minuman tersebut. Sementara pemindaian otak dilakukan, para peneliti memasukkan sedikit air berpemanis sakarin atau gula (sukrosa) secara acak ke dalam mulut setiap relawan.

Baik peminum maupun non-peminum soda diet sama-sama melaporkan rasa manis yang menyenangkan dan intens. Namun, daerah otak yang berpendar saat mereka memberikan penilaian sangat berbeda, tergantung apakah mereka peminum atau bukan.

Otak biasanya mengaitkan rasa manis dengan kadar kalori untuk membantu mengatur asupan energi. Ketika kita berpuasa, misalnya, otak akan memotivasi kita untuk berbuka dengan yang manis-manis karena memiliki kalori yang diperlukan tubuh. Dalam kasus soda diet, ternyata rasa manis tidak terkait dengan kalori. Hal ini membuat otak bingung dan merasa “tertipu”. Setelah tertipu, sensor manis otak tidak lagi dijadikan alat ukur yang dapat diandalkan untuk mengatur konsumsi energi. Otak akan mengabaikan rasa manis dalam memprediksi kandungan energi dari makanan.

Asupan kalori berlebihan

Pengabaian otak ini, yang terjadi pada peminum soda diet, memiliki korelasi langsung dengan peningkatan risiko obesitas. Setelah terbiasa mengonsumsi pemanis buatan, otak tidak lagi mengaktifkan reseptor manis. Anda dapat mengonsumsi makanan yang manis (bahkan yang berkalori tinggi) dalam jumlah banyak, tanpa ada perintah otak untuk berhenti karena kebanyakan kalori. Selain itu, pemanis buatan membingungkan kemampuan otak untuk mengambil kalori atau energi darinya, menyebabkan Anda untuk tetap terus mengonsumsinya melampui ambang kenyang. Konsumsi makanan dan minuman secara berlebihan inilah yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.

Temuan ini menguatkan kesimpulan dari penelitian sebelumnya pada hewan. Tikus yang diberi suplemen sakarin secara signifikan mengalami pertambahan berat badan dan lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi glukosa.

Sumber : Majalahkesehatan.com   29/6/2012

Produk sehat dan berkualitas untuk solusi kesehatan keluarga tersedia di : Tokosehat.net
Read more ...

Monday, 22 June 2009

DIET SESUAI DENGAN GOLONGAN DARAH --- Bisa Menurunkan Berat Badan ?

DIET SESUAI DENGAN GOLONGAN DARAH --- Bisa Menurunkan Berat Badan ?


Diet sesuai dengan golongan darah diperkenalkan oleh Peter J D’ Adamo ND, seorang dokter naturopathic, dan diyakini punya banyak manfaat, di antaranya membuat tubuh jadi lebih sehat dan bugar. Bahkan bisa menurunkan berat badan.


Sejak dikenalkan tahun 1996, semakin banyak orang yang menjalani diet sesuai golongan darah. Artinya, mereka hanya mengonsumsi makanan tertentu yang sesuai dengan golongan darahnya, apakah O, A, B atau AB.


Dalam bukunya berjudul "Eat Right For Your Type", Dr. D’Adamo menyebutkan bahwa manusia yang memiliki tipe darah berbeda pasti memiliki respon atau tanggapan terhadap makanan yang berbeda pula. Gagasan ini berakar pada sejarah evolusi, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan golongan darah (O, A, B, dan AB).


Perbedaan Tipe


Menurut D’Adamo, setiap golongan darah itu unik, dan setiap golongan darah memberikan reaksi yang merugikan ketika mengkonsumsi makanan tertentu. Hal itulah yang bisa menyebabkan masalah kesehatan kemudian. Menyesuaikan diet dengan golongan darah akan menghasilkan pencernaan dan penyerapan makanan yang lebih efisien, berikut ini sifat masing-masing golongan darah :


Golongan Darah O (Tipe Pemburu)


Tipe golongan darah O adalah pemburu sejati, yang cenderung aktif dan berotot. Sistem kekebalan tubuhnya berlebihan, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan jika stress akan melakukan aktivitas fisik sebagai respon terhadap stess. Orang dengan golongan darah O beresiko menderita penyakit radang dan kerusakan organ seperti arthritis, jika makanan yang dikonsumsi tidak sesuai. Sesuai dengan karakteristiknya yang karnivora, pemilik golongan darah O perlu melakukan banyak aktivitas fisik untuk memperoleh kesehatan prima. Karena itu, pemilik golongan darah O harus banyak makan daging, yang diimbangi dengan konsumsi sayur dalam jumlah sedikit hingga sedang. Tapi, produk-produk susu dan gandum sedapat mungkin dihindari karena menyebabkan kegemukan.
Sayuran seperti kobis , kol kembang dan taoge tidak baik dikonsumsi karena meredam fungsi tiroid yang menyebabkan kelelahan dan pertambahan berat badan. Kopi juga harus ditinggalkan.


Golongan Darah A (Tipe Petani)


Berdasarkan teori evolusi, golongan darah A muncul ketika manusia yang tadinya bergolongan darah O berubah gaya hidup jadi peramu dan kemudian agraris. Sistem kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang bertipe golongan darah O. Jika stres, ia akan melakukan meditasi. Ia juga memiliki saluran pencernaan yang sensitive. Pemilik golongan darah A dianjurkan menjadi vegetarian atau mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak, serta menghindari produk susu dan daging.


Golongan Darah B (Tipe Nomad)


Tipe golongan darah B muncul akibat percampuran dari berbagai ras dan terjadinya migrasi dari Afrika ke Eropa, Asia dan Amerika. Tipe golongan darah ini merupakan tipe yang paling seimbang. Sistem kekebalan tubuhnya kuat, dan jika stres sangat cocok melakukan pekerjaan yang menuntut kreativitas. Dianjurkan melakukan diet dengan berbagai variasi dari semua tipe golongan darah, namun paling cocok dengan asupan susu dan hasil produknya. Selain itu, tipe golongan darah B ini juga dianjurkan melakukan latihan gerak, seperti renang dan jalan kaki. Bila makanan yang dikonsumsi tidak cocok, orang dengan tipe golongan darah ini beresiko tinggi terkena virus yang menyerang system saraf.


Golongan Darah AB (Tipe Enigma )


Di zaman modern, evolusi tipe golongan darah AB muncul sebagai akibat dari semakin banyaknya aneka ragam manusia. Gabungan dari tipe golongan darah A dan B. Tipe golongan darah ini memiliki system kekebalan tubuh yang toleran. Jika stres, respon yang dikeluarkan adalah melakukan kegiatan spiritual yang disertai dengan aktivitas fisik dan kreativitas. Paling mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan bentuk diet.


Terkait Lektin


Metode diet sesuai dengan golongan darah memang masih jadi perdebatan di kalangan para ilmuwan. Sebab, diet tersebut dianggap kurang bisa memenuhi pola gizi seimbang. Atau tidak menjamin terpenuhinya semua unsure gizi, seperti : karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang cukup. Walaupun begitu, diet sesuai dengan golongan darah secara ilmiah bisa dilogika terutama terkait dengan adanya lektin.


Lektin adalah protein yang umumnya terdapat dalam makanan. Khususnya, biji-bijian dari tanaman kacang-kacangan. Protein yang masuk dalam tubuh ini hanya cocok dengan tipe golongan darah tertentu. Ketika lektin yang masuk tidak sesuai dengan golongan darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah akibat lektin itulah yang menyebabkan seseorang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Lektin bisa berdampak buruk ketika berada dalam tubuh dan bahkan bisa merusak kesehatan.


Jika anda makan suatu makanan yang kandungan lektinnya tidak cocok dengan golongan darah anda, lektin bisa merusak salah satu organ atau system dalam tubuh. Hal itu bisa berdampak negative pada sel-sel darah dan mungkin bisa menimbulkan penyakit serius seperti ginjal dan kanker. Dampak negative bisa dihindari dengan hanya mengonsumsi makanan yang sesuai dengan golongan darah.


D’Adamo juga berteori bahwa kemampuan seseorang mencerna makanan bervariasi bergantung pada golongan darah masing-masing. Sebagai contoh, orang dengan golongan darah O bisa mencerna daging secara efisien karena mereka cenderung punya asam lambung dalam kadar yang tinggi. Sebaliknya, kadar asam lambung pemilik golongan darah A rendah dan daging yang tidak bisa dicernanya disimpan sebagai lemak. Setiap golongan darah mempunyai kadar asam lambung dan enzim-enzim pencernaan yang berbeda. Variasi ini menciptakan adanya perbedaan dalam hal bagaimana makanan dicerna dan diserap dan bagaimana lemak dimetabolisasikan.

Banyak orang yang menyukai diet golongan darah ini karena mereka tidak perlu repot-repot menghitung angka-angka kalori ataupun berat lemak. Diet ini justru menekankan untuk mengkonsumsi makanan-makanan tertentu dalam jumlah sesuka hati anda.

Baca juga info kesehatan "Diet Rendah Protein untuk Penderita Gagal Ginjal"


Read more ...