IKLAN BULAN INI

Showing posts with label cerita sukses pengusaha muda. Show all posts
Showing posts with label cerita sukses pengusaha muda. Show all posts

Wednesday, 17 April 2013

Cerita Sukses Pengusaha Muda : Bramantya Farid Prakosa

Cerita Sukses Pengusaha Muda : Bramantya Farid Prakosa

Pergumulannya dengan dunia Internet marketing berawal ketika ia mengikuti seminar Internet pada 2009. “Dari sanalah timbul keinginan pada diri saya untuk menekuni bidang Internet marketing, lebih spesifiknya search engine optimization atau SEO, dengan harapan kebebasan waktu dan finansial,” ungkap Bramantya Farid Prakosa, kelahiran Bontang 17 Juli 1987. Melalui berbagai macam kesulitan sekaligus pembelajaran, 6 bulan kemudian, lelaki yang akrab disapa Bram ini membuat situs web jaketmurah.com/ jaketjfleece.com untuk memasarkan produk jaket yang traffic generation utamanya melalui SEO.

Dalam tiga hari website tersebut mulai mendatangkan orderan dan sejak itu saya lihat SEO bisa jadi sumber uang,” ungkap bungsu dari dua bersaudara yang menghabiskan 15 jam sehari untuk belajar SEO. Tak hanya menghasilkan uang, ia juga diganjar berbagai penghargaan. Pada 2011, Bram memenangi dua kontes SEO tingkat nasional yang diadakan oleh Mercedes-Benz dan Acer. Januari 2012, ia mengukir prestasi di ajang kontes SEO tingkat internasional yang diadakan oleh Shiree Odiz, perusahaan yang menjual perhiasan berlian secara online, berbasis di Amerika Serikat.

Bermodal penghargaan itu, Juni lalu Bram membuat seoacademy.com, semacam sekolah untuk mempelajari SEO via online. Sebagai CEO seoacademy.co,di seoacademy.co dan jaketjfleece.com, Bram bertugas memantau pergerakan peringkat di Google, mempertahankan dan meningkatkan penjualan secara umum, membantu anggota seoacademy dalam belajar mengenai detail SEO, memimpin tim pemasaran dan pengembangan bisnis jfleece.

Ke depan, pehobi main sepak bola dan menonton film drama Korea ini menargetkan dapat membuat produk kelas dunia. “Saya ingin membuat digital start-up yang fokus di B2B marketplace paling lambat awal 2013,” ungkap pria yang pernah kuliah di jurusan Sastra Inggris Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung ini. 

SEO expert yang merilis sekolah seo online no.1 di Indonesia bernama www.seoacademy.co yang akan mengajarkan anda memahami ranking factors di google dan mendapatkan uang online melalui SEO

Belajar SEO langsung dari Ahli dan Pakar SEO yang telah menjuarai berbagai kontes SEO tingkat nasional dan internasional serta memiliki bisnis yang sukses dengan SEO sebagai penunjangnya -Bramantya Farid P SEO Academy-
 
Denoan Rinaldi
Read more ...

Sunday, 16 December 2012

cerita sukses pengusaha muda

cerita sukses pengusaha muda


Kisah Pengusaha Sukses di Indonesia - Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono
Kisah pengusaha sukses di Indonesia yang diangkat pada artikel berikut ini ialah sejarah berdirinya perusahaan taksi yang mempunyai lambang...


Pengusaha muda sukses Indonesia merupakan sosok yang melekat pada Reza Nurhilman yang akrab di panggil "AXL". Kerja keras dan inovasinya yan...


Kisah sukses seorang pengusaha yang bernama Chairul Tanjung ini patut menjadi referensi bagi kita semua. Liku-liku perjuangan dalam mendirik...


Kisah sukses pengusaha kecil pendiri sebuah lembaga pedidikan yang awalnya hanya mempunyai satu atau dua murid saja, kini telah memiliki ra...


Kisah pengusaha sukses dari nol tokoh yang satu ini adalah pengusaha yang memiliki mental baja. Mungkin anda telah mengenal namanya lewat S...


Kisah sukses pengusaha makanan Ayam bakar Wong Solo, Siapa yang tidak mengenal nama rumah makan yang satu ini. Restoran yang selalu menguba...


Profil Pengusaha Sukses Indonesia adalah blog yang berisi kisah-kisah inspirasi untuk para pengusaha Indonesia dalam membangun kejayaan b...


Kisah orang sukses berwirausaha yang berikut ini akan menambah wawasan anda bahwa ternyata dari berbagai bidang usaha yang berbeda bisa men...


Orang cacat yang sukses tokoh berikut ini sangatlah luar biasa dan bermental baja. Keterbatasannya tidak menghalangi untuk mencapai kesukses...


Motto hidup orang sukses ini adalah do the right thing, do the thing right. Do the on right thing maksudnya adalah sebagai suatu pedoman pa...


Kisah 25 Pengusaha Muda Yang Sukses | Berbagi Yang Kudapat anwar-lahai.blogspot.com › Bijak - Translate this page Rating: 5 - Review by anwar sofi'i 23 Feb 2012 – Kisah 25 Pengusaha Muda Yang Sukses | Disaat jenuhnya nge-blog disini eh malah nemu ni artikel yang sangat menginspirasi kita untuk ... Anwar Sofiiby Anwar Sofii - in 22 Google+ circles Inilah Kisah Pengusaha Sukses yang Berusia 18 Tahun forum.kompas.com › ... › Nasional - Translate this page 10 posts - 8 authors - 3 Mar Kisah Pengusaha Sukses yang Berusia 18 Tahun Bisnis aneka ... wah gini ini contoh anak muda yang bisa dibanggakan, baru SMA udh ... Kisah Sukses Pengusaha Muda Elang Gumilang « Rahma O-Shop rahmaoshop.wordpress.com/.../kisah-sukses... - Translate this page 29 Jun 2012 – Elang Gumilang Sukses di Usia 24 Tahun Adalah Elang Gumilang (25) , wirausaha muda yang berada di balik pembangunan perumahan ... Belajar Tips Sukses dari Kisah Sukses Pengusaha Muda www.anneahira.com/kisah-sukses-pengusah... - Translate this page Berbagai kisah sukses pengusaha muda menunjukkan bahwa pemuda pun ternyata bisa menjadi pengusaha. Pandangan yang banyak terjadi adalah ... Kisah Sukses Merry Riana,Seorang pengusaha Muda Sukses Indonesia forumukm.com › ... › Motivasi dan inspirasi - Translate this page Siapa Merry Riana...? Dia adalah seorang entrepreneur yg sukses di usia muda.Seorang Speaker,Trainer dan menjadi Motivator Wanita No.1 di Asia. Kisah Pengusaha Muda Sukses inilahpengusaha.blogspot.com/ - Translate this page 19 Sep 2010 – RODA kehidupan memang berputar. Kesabaran, ketekunan, kerja keras,dan pantang menyerah menjadi modal utama seorang pedagang ... Kisah Sukses Steve Jobs, Pendiri Apple | Sekolah Pengusaha Muda sekolahpengusahamuda.org/kisah-sukses-ste... - Translate this page 11 Mei 2012 – Cerita sukses tak selalu bermula dari ide besar. Banyak sukses yang justru lahir dari gagasan sepele. Ada juga yang menangguk untung ... Kisah Sukses Pengusaha Muda Indonesia - Sang Pemenang blogsangpemenang.blogspot.com/.../kisah-s... - Translate this page 5 Mar 2012 – Indonesia memiliki banyak pengusaha top dan terkenal, diantara mereka masih berusia muda namun memiliki materi yang luar biasa atau ... kisah orang SUKSES yang mulai dari NOL ~ Inspirasi Pengusaha ... junnaedymuis.blogspot.com/.../kis... - Translate this page Junnaedy Muis by Junnaedy Muis 16 Sep 2012 – Kisah-kisah nabi, tentunya sudah sering kita dengar dan kita hafalkan disemasa kecil, tapi, kisah sukses para pengusaha dan para penjiwa ... Kisah Sukses Pengusaha Muda Winarto Estillo Dimulai dari Nol inspirasi-wiraswasta-online.blogspot.com/.../... - Translate this page Kisah Sukses Pengusaha , Winarto Estillo, Di lahirkan di Trenggalek, 30 tahun silam. Tamatan formal STM Kartanegara Kediri, Pernah Kuliah di Universitas ... Searches related to cerita sukses pengusaha muda kisah nyata pengusaha sukses kisah sukses aburizal bakrie cerita kisah sukses kumpulan kisah kisah orang sukses
Read more ...

Sunday, 11 November 2012

Cerita Sukses Pengusaha Muda - Rangga Umara

Cerita sukses pengusaha muda yang ini sangatlah luar biasa, jatuh bangun dalam menitih karir dibisnis kuliner membuatnya semakin handal disetiap tantangan dan cobaan saat menghadapi masalah. Akan banyak sekali yang kita petik dari cerita perjalanan kesuksesan pengusaha muda yang satu ini.

Yang pasti semangat wirausaha tertanam di jiwa dan raga Rangga Umara untuk selalu konsisten dijalur entrepreneur. Menghadapi semua masalah walaupun sulit dan akhirnya membuahkan hasil yang manis sekali. Saya berharap cerita sukses pengusaha muda Rangga Umara bisa menginspirasi kita semua untuk tetap maju dan berjuang dijalur wirausaha yang lebih mandiri.

profil pengusaha sukses indonesia
 Rangga Umara

Sebelum di-PHK dari jabatan manajer di sebuah perusahaan, Rangga Umara (31) memilih jualan pecel lele di pinggir jalan. Modal cekak membuat ia terjerat hutang renternir. Bagaimana jatuh-bangun Rangga membangun usaha bisnis RM Pecel Lele Lela? Yuk, simak kisahnya.

”Selamat Pagi!” Begitu sapaan khas di RM Lele Lela, begitu Anda masuk ke sana. Tak peduli Anda datang pada pagi, siang, sore, atau malam, tetap disambut dengan ucapan, “Selamat pagi!”

Begitulah aku “mendoktrin” stafku dalam menyambut tamu di rumah makan Lele Lela milikku. Hal itu kulakukan agar para karyawan termotivasi dan produk yang disediakan selalu segar seperti segarnya suasana pagi hari.


Lela bukanlah nama istri atau anak-anakku, melainkan singkatan dari Lebih Laku. Oh, ya, kenalkan, namaku Rangga Umara. Meski usiaku tergolong muda, 31 tahun, pahit getirnya membangun usaha sudah kurasakan sejak bertahun-tahun lalu, sebelum akhirnya RM Pecel Lele Lela dikenal luas. RM ini kudirikan sejak Desember 2006. Bolehlah kini dibilang sukses. Sebab, aku telah melewati masa - masa sulit. Karena itu, aku lebih bisa menghargai jerih payahku, menghargai hidup dan orang lain.

Profesi yang kugeluti ini bisa dibilang melenceng dari pekerjaan bapakku, Deddy Hasanudin, seorang ustaz dan ibuku, Tintin Martini, pegawai negeri yang sebentar lagi bakal memasuki masa pensiun.

Dulu, cita-citaku memang menjadi pengusaha. Namun, entah kenapa akhirnya aku kuliah di sebuah perguruan tinggi di Bandung Jurusan Manajemen Informatika. Ilmu akademis ini mengantarku bekerja di sebuah perusahaan pengembang di Bekasi sebagai marketing communication manager di perusahaan itu.

Sayang, setelah hampir lima tahun bekerja, kuketahui kondisi perusahaan sedang tidak sehat. Hal itu membuat banyak karyawan di-PHK. Saat itulah aku tersadar, aku tinggal menunggu giliran. Karena itu aku mulai memikirkan lebih serius soal rencana hidupku berikutnya. Yang jelas, saat itu yang terpikir olehku, tak ingin lagi menjadi karyawan kantoran karena sewaktu-waktu bisa menghadapi masalah PHK lagi.

 Nekat Wira­usaha

Akhirnya, aku bertekad ingin membuka usaha sendiri. Sayangnya aku bingung mau berbisnis apa. Sebelumnya, aku pernah membuka beberapa usaha kecil-kecilan, antara lain penyewaan komputer, tapi bisnisku selalu gagal. Setelah kupikir-pikir, kuputuskan membuka usaha di bidang kuliner. Alasannya sederhana saja, aku suka sekali makan.

Aku memilih membuka warung seafood seperti yang banyak ditemukan di kaki lima. Modalku hanya Rp 3 juta. Uang itu kuperoleh dari hasil menjual barang-barang pribadiku ke teman-teman, antara lain telepon genggam, parfum, dan jam tangan. Sampai sekarang, barang-barang itu masih disimpan mereka, katanya buat kenang-kenangan. Istriku, Siti Umairoh yang seumur denganku, mendukung keputusanku.

Awalnya, ia pikir aku hanya berbisnis sampingan saja seperti sebelumnya, karena aku mulai berjualan sebelum mengundurkan diri dari perusahaan. Ia kaget ketika aku benar-benar menekuni bisnis ini, meski tetap saja ia mendukung.

Yang keberatan justru orang tuaku. Mungkin mereka khawatir memikirkan masa depan anaknya yang jadi tidak jelas. Maklum aku yang sebelumnya kerja kantoran dengan berbaju rapi, malah jadi terkesan luntang-lantung tidak jelas.

Warung semi permanen berukuran 2x2 meter persegi kudirikan di daerah Pondok Kelapa. Lantaran modal pas-pasan, aku mencari yang sewanya cukup murah, sekitar Rp 250 ribu per bulan. Aku mempekerjakan tiga orang, dua di antaranya adalah suami-istri. Berbeda dari warung seafood  di kaki lima yang umumnya bertenda biru dan berspanduk putih, warungku kudesain unik.

Ternyata, desain unik tak membantu penjualan. Tiga bulan pertama, hasil penjualan selalu minus. Tak satu pun pembeli datang. Aku mencoba berbesar hati, mungkin warungku sepi lantaran banyak yang tidak tahu keberadaan warung tendaku itu. Aku mulai melirik lokasi lain yang lebih ramai. Kutawarkan sistem kerjasama dengan rumah makan dan warung lain, tapi selalu ditolak.

Sampai suatu hari, aku mendatangi sebuah rumah makan semi permanen di kawasan tempat makan, masih di kawasan Pondok Kelapa. Seperti yang lain, pemilik rumah makan ini juga menolak tawaran kerjasamaku. Ia justru menawariku membeli peralatan rumah makannya yang hendak ia tutup lantaran sepi pembeli. Aku menolak, karena tak punya uang. Akhirnya, ia menawarkan sewa tempat seharga Rp 1 juta per bulan. Aku pun setuju.

Mirip Pisang Goreng

Bulan pertama buka usaha, mulai tampak hasilnya. Pembeli mulai berdatangan. Aku tahu, usaha yang bisa sukses dan bertahan adalah usaha yang punya spesialisasi. Kuputuskan untuk berjualan pecel lele, makanan favoritku sejak kuliah. Ya, semasa kuliah dulu, aku rajin berburu warung pecel lele yang enak. Kupikir, orang yang khusus berjualan makanan dari lele belum ada.

Lagi-lagi, nasib baik belum sepenuhnya berpihak kepadaku. Begitu aku berjualan lele, yang laku justru ayam. Kalau menu ayam habis, pembeli langsung memilih pulang. Namun, aku tak mau menyerah. Karena aku tahu lele itu enak. Jadi, ketika para pembeli duduk menikmati hidangan, aku berkeliling meja, minta mereka mencicipi lele hasil masakan kami. Syukurlah, mereka berpendapat masakannya enak.

Dari situ, aku berusaha lebih giat untuk memperkenalkan masakan lele. Aku berusaha menonjolkan kelebihan lele yang terletak pada dagingnya yang lembut dan gurih. Untuk menutupi kekurangan tampilan fisik lele yang mungkin kurang menarik, lelenya aku baluri tepung lalu digoreng. Hasilnya? Gagal total!

Kuamati lele berbalur tepung itu. He..he..he.. ternyata memang mirip pisang goreng. Aku pantang menyerah. Kucoba lagi menggoreng lele dengan tepung. Kali ini, digoreng dengan telur dan melalui beberapa kali proses. Alhamdulillah, sukses! Pembeli makin suka makan lele olahan kami. Pelangganku yang suka makan ayam, mulai beralih ke lele tepung.

Setelah tiga bulan pindah ke tempat baru itu, pendapatan rumah makanku meningkat menjadi Rp 3 juta per bulan. Aku sangat bersyukur. Dari situ aku berpikir untuk lebih total menekuni bisnis ini. Apalagi bila dibandingkan dengan penghasilanku sebagai karyawan kantoran yang cuma “tiga koma”. Maksudnya, setelah tanggal tiga, lalu “koma” Ha… ha.. ha…

Terjebak Rentenir

Tahu usahaku laris, pemilik rumah makan menaikkan biaya sewa jadi dua kali lipat, yaitu Rp 2 juta per bulan. Aku mulai merasa seolah-olah bekerja untuk orang lain karena hasil yang kuraih hanya untuk membayar sewa tempat.

Masalah bertambah lagi karena aku juga harus memikirkan gaji karyawan. Kuputar otakku guna mendapatkan uang untuk membayar gaji karyawan. Aku sudah mantap tidak akan kerja kantoran lagi. Sebab ada tiga orang karyawan yang menggantungkan nasibnya padaku.

Aku mencoba tetap bertahan, walaupun pendapatanku masih minus. Saking pusingnya, di awal 2007 aku nekat berhutang pada seorang rentenir sebesar Rp 5 juta, sekadar untuk menggaji karyawan. Aku berprinsip, dalam kondisi seperti apa pun, karyawan tetap harus diprioritaskan.

Setelah berkali-kali jatuh bangun merintis Pecel Lele Lela, akhirnya Rangga mulai mereguk manisnya madu berbisnis kuliner. Usahanya kian menanjak, terutama setelah banyak orang tertarik menjadi pewaralaba Pecel Lele Lela.

Syukurlah, masalah demi masalah yang menimpa usahaku satu per satu berhasil kulalui. Selain pantang menyerah setiap kali bertemu masalah, aku juga tak ingin terfokus pada masalah yang sedang kuhadapi. Aku lebih suka mencari peluang untuk membuka jalan keluar. Bukannya lari dari masalah, lho. Cara seperti ini justru membuatku terus berpikir optimis dan semangat mencari solusi terbaik.

Berkat lele goreng tepung andalan, rumah makanku semakin ramai pengunjung. Pecinta lele dari berbagai kawasan datang ke rumah makanku di Pondok Kelapa untuk menikmatinya. Senang rasanya melihat perubahan positif ini, terutama bila mengingat bulan-bulan pertama yang sepi pembeli. Ini membuatku makin bersemangat mengajak kerjasama dengan lebih banyak orang lagi.

Sehingga, akhirnya aku bisa segera pindah dari tempat makan pertama yang kusewa seharga Rp 2 juta per bulan. Menu lele yang disediakan pun makin beragam, antara lain lele goreng tepung, lele fillet kremes, dan lele saus padang. Tiga menu inilah yang jadi andalan kami, bahkan jadi favorit pembeli hingga kini.

Namun, di balik kesuksesanku, cobaan kembali menimpa. Salah satu kokiku berhenti bekerja. Belakangan, aku tahu ternyata ia membuka usaha sejenis sepertiku. Apakah aku marah? Tidak. Aku justru kecewa mengapa ia tak memberitahuku sejak awal. Kalau saja tahu, aku pasti akan mendukungnya. Tak bisa kita berharap orang akan seterusnya loyal bekerja pada kita. Aku senang, kok, melihat orang lain maju.

Aku juga senang bila usahaku bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Bagiku, rezeki sudah ada yang mengatur. Bahkan ketika saat ini banyak orang berbisnis kuliner lele sepertiku, aku tak menganggap mereka sebagai ancaman. Ini justru memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik. Namun, tak urung aku kelimpungan dengan mundurnya sang koki. Apalagi, saat itu rumah makanku mulai ramai.

Istriku kini juga ikut membantu mengembangkan usahaku.

Buka Waralaba

Berkat kerja keras para karyawan, rumah makanku tetap bisa berjalan seperti biasa. Suatu hari, dalam perjalanan pulang ke rumah orangtuaku di Bandung, aku mampir ke sebuah restoran cepat saji asal Amerika. Di situlah aku bertemu Bambang, teman lamaku saat SMA. Dulu, kami sering main basket bareng. Rupanya, Bambang bekerja di restoran itu sebagai manajer.

Aku lalu bercerita, aku sudah punya rumah makan dan mempersilakannya untuk mampir bila ada waktu. Tak disangka, beberapa minggu kemudian ia datang berkunjung ke rumah makanku yang sebetulnya lokasinya sangat jauh dari tempat kerjanya.

Dari situlah kami banyak mengobrol soal bisnis rumah makan. Aku juga curhat  soal kebingunganku sebelumnya ketika ditinggal koki. Bambang lalu banyak memberi masukan, bagaimana mengelola sebuah rumah makan. Tertarik dengan saran-sarannya, akhirnya aku menjadikannya sebagai konsultan, meski kecil-kecilan.

Sebagai honornya, aku mengganti uang bensinnya. Ia membantuku membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menjalankan rumah makan. Dengan cara seperti ini, aku tak lagi kelimpungan bila ditinggal koki. Bambang juga melatih para karyawan sehingga mereka bekerja lebih profesional, sesuai SOP.

Peran Bambang memang cukup besar. Rupanya, ia menaruh perhatian pada rumah makanku ini, sehingga akhirnya ia berhenti bekerja dari tempatnya bekerja dan pindah kerja padaku. Bahkan, temannya banyak yang mengikuti jejaknya. Kini, Bambang jadi General Manager untuk Pecel Lele Lela.

Syukurlah, dengan adanya SOP ini, usahaku jadi makin berkembang. Aku bisa membuka cabang lagi. Istriku juga ikut membantu usahaku. Bahkan, atas permintaan banyak orang, sejak 2009 Pecel Lele Lela mulai kuwaralabakan. Sebenarnya, aku tak punya rencana untuk mewaralabakannya. Namun, para peminat justru mendukungku untuk melakukannya.

Usahaku tak sia-sia, tahun lalu aku mendapat penghargaan dari Menteri UKM.

Raih Penghargaan

Banyaknya permintaan bisnis waralaba, membuatku akhirnya tak bisa menolak untuk mewaralabakan Pecel Lele Lela. Ya, hitung-hitung lebih memperkenalkan rumah makanku kepada lebih banyak orang sekaligus bagi-bagi rezeki. Meski awalnya permintaan waralaba hanya berasal dari Jabodetabek, kini mulai merambah ke daerah. Di antaranya, Bandung, Yogyakarta, Karawang, dan Purwokerto.

Beberapa cabang lagi akan dibuka dalam waktu dekat, di Medan dan beberapa kota lain. Bahkan, sudah ada permintaan waralaba dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Jeddah, Penang, Kuala Lumpur, dan Singapura. Rencananya, cabang-cabang di luar negeri akan direalisasikan tahun ini. Alhamdulillah, kini Pecel Lele Lela telah memiliki 27 cabang, 3 di antaranya adalah milikku sendiri.

Nama Lela sendiri sebenarnya bukan nama istriku atau anak-anakku. Kedua anakku laki-laki, Razan Muhammad (2,5) dan Ghanny Adzra Umara (1,5). Lela hanyalah sebuah singkatan, yaitu Lebih Laku. Ini sekaligus menjadi doa buatku, agar usahaku makin lancar. Alhamdulillah, Ramadan lalu Pecel Lele Lela ikut mengisi menu acara buka bersama yang diadakan Presiden SBY di Istana Negara, yang dihadiri para menteri dan duta dari negara sahabat.

Selain itu, tahun lalu aku juga menerima penghargaan dari Menteri Perikanan dan Kelautan karena usahaku dinilai paling inovatif dalam mengenalkan dan mengangkat citra lele dengan menciptakan makanan kreatif sekaligus mendorong peningkatan konsumsi ikan. Penghargaan lain yang juga kuraih, Indonesian Small and Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) 2010 dari Menteri Usaha Kecil dan Menengah.

Dua penghargaan ini makin memotivasi diriku untuk lebih bekerja giat sekaligus senang karena usahaku membuat lele jadi menu modern ternyata tak sia-sia. Kini, selain sibuk mengembangkan Pecel Lele Lela, aku juga kerap diundang jadi pembicara di berbagai seminar, termasuk di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Senang rasanya berbagi ilmu, agar mereka kelak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Mentraktir karyawan makan di restoran lain jadi salah satu caraku menghargai hasil kerja mereka.

 Gratis Makan

Cita-citaku untuk jadi pengusaha kini tercapai sudah. Asal tahu saja, dulu aku pernah bermimpi punya rumah makan dengan konsep seperti restoran cepat saji terkenal. Kini, pelan-pelan mimpi itu mulai terwujud. Aku sendiri tak pernah membayangkan usahaku akan sesukses ini. Banyak orang bilang, kesuksesanku terbilang cepat datangnya.

Aku sangat bersyukur, kini omzet seluruh cabang mencapai Rp 1,8 miliar per bulan, mengingat dulu aku punya banyak rasa takut untuk memulai. Sampai kini, aku masih memegang keyakinan, jika kita mau fokus dalam melangkah, pasti akan sukses.

Prinsipku yang lain sejak memulai usaha adalah selalu mengawali sesuatu dengan akhir yang positif. Maksudnya, aku selalu memikirkan bagaimana nanti kalau usahaku sukses, bukan sebaliknya. Dengan demikian, aku selalu optimis.

Inovasi juga harus jadi kebiasaan, selain terus meningkatkan kualitas dan pencitraan Pecel Lele Lela. Itu sebabnya, kini aku sedang menggodok konsep baru untuk jangka panjang. Diversifikasi menu dan pencitraan Pecel Lele Lela sendiri juga semakin kupikirkan.

Kini, ada banyak pilihan menu lele di Pecel Lele Lela. Untuk menarik hati pembeli, Pecel Lele Lela juga menggratiskan hidangannya bagi pembeli yang berulang tahun di hari kedatangannya. Dan, pembeli bernama Lela juga akan mendapat keistimewaan berupa makan gratis seumur hidup. Menarik, bukan?

Namun, kesuksesan yang kuraih bukan semata-mata kematangan konsep dan kelezatan menu saja, lho. Para karyawan juga punya andil besar. Itu sebabnya, penting bagiku membuat mereka betah dan bekerja dengan hati.

Sebagai penghargaan, tak jarang mereka kutraktir makan di restoran lain. Jika hati senang, mereka juga pasti akan bekerja dengan semangat. Oh ya, soal logo Pecel Lele Lela yang sempat diprotes kedai kopi asal Amerika karena dianggap mirip, juga sudah kuganti sejak membuka cabang ke-16. Doakan aku makin sukses, ya!  (Sumber : http://www.tabloidnova.com/)


Seru sekali bukan? Cerita sukses pengusaha muda ini sangatlah membuat kita akan semakin bersemangat dan bisa membuka wawasan baru serta ide-ide segar untuk meningkatkan bisnis kita masing-masing. Saya berharap cerita sukses pengusaha muda ini bermanfaat bagi kita semua untuk selalu berkreasi dijalur wirausaha mandiri. Tetap semangat para pengusaha muda, Salam sukses!
Read more ...