IKLAN BULAN INI

Showing posts with label Perawatan Pasien. Show all posts
Showing posts with label Perawatan Pasien. Show all posts

Sunday, 16 September 2012

Bagaimana Cara Merawat Penderita Stroke

Bagaimana Cara Merawat Penderita Stroke?Mengobati stroke tidak terbatas dalam waktu empat rumah sakit dinding. Ketika korban meninggalkan rumah sakit, dia belum sepenuhnya pulih dari dampak stroke. Dia membawa pulang, yang dapat mempengaruhi orang-orang di dalamnya juga. Itulah sebabnya penting bagi masyarakat di sekitarnya untuk belajar bagaimana berurusan dengan korban stroke dan mengambil beberapa tugas yang para perawat dan dokter di rumah sakit itu lepas landas. Tentu saja, ini tidak mudah, terutama karena Anda tidak hanya belajar bagaimana untuk menjaga aspek fisik tetapi aspek emosional yang lebih kompleks juga.

Namun, mungkin. Berikut adalah hal-hal berikut dapat Anda lakukan.
  1. Karena beberapa cacat, korban stroke yang paling mungkin menderita depresi. Anda harus berhati-hati untuk ini. Jika Anda mengamati bahwa korban stroke adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan atas masalah yang sangat sederhana, sedang lesu, atau terlihat selalu dalam pemikiran yang dalam, dia bisa mengalami depresi. Jika ini terjadi, berbicara dengan dokter dan meminta nasihat tentang apa yang harus dilakukan. Biasanya, para anggota rumah tangga korban stroke dalam mengelola solusi awal untuk masalah ini.
  2. Dokter mungkin memberi tahu Anda sebelum Anda membawa pulang korban stroke kegiatan tertentu tentang apa yang harus dilakukan sebagai bentuk terapi fisik. Jangan terburu-buru dalam melaksanakan ini. Berikan waktu bagi pasien untuk santai dan nyaman di rumah pertama. Ini juga merupakan waktu ketika Anda dapat berbicara dengan dia dan mendorong dia untuk melanjutkan terapi di rumah dengan bantuan Anda. Jika tidak, Anda mungkin hanya terdengar terlalu menuntut untuk dia dan sesi terapi nya mungkin hanya menjadi beban bagi Anda dan kepadanya.
  3. Selama dua bulan pertama, ketika terapi fisik dan emosional tidak memiliki hasil yang belum jelas, ada orang di sekitar korban stroke setiap saat. Hal ini mungkin terdengar terlalu membosankan, tetapi ini adalah saat-saat korban stroke dapat melakukan hal-hal yang akan menempatkan dia dalam bahaya. Berada di rumah, ia mungkin berpikir untuk melakukan hal-hal yang ia biasanya tidak. cacat-Nya pasti bisa membuat dia rentan terhadap kecelakaan.
  4. Ada kasus dimana seorang korban stroke menemukan kesulitan untuk menelan makanannya. Ini disebut disfagia. Anda harus selalu memperhatikan gejala ini. Selain dari masalah ini di makan, adalah mungkin bahwa ia akan memiliki masalah dengan usus dan kontrol kandung kemih. Hal ini dapat dibuat lebih buruk karena kesulitan dalam membuat ke kamar mandi. Anda harus menemukan cara untuk membuat ini lebih mudah untuk dia tanpa menempatkan dia dalam situasi yang memalukan.
Tugas ini tidak dapat dengan mudah dilakukan sendiri. Beberapa orang, yang memiliki sarana, sebenarnya menyewa seorang perawat pribadi hanya untuk merawat korban stroke di rumah mereka. Namun, Anda dapat melakukan pekerjaan perawat bahkan lebih baik karena, jika korban adalah bagian dari keluarga dan Anda layanan Anda keluar dari cinta.
Read more ...

Tips Merawat Pasien Alzheimer

Anda punya anggota keluarga yang mengidap Alzheimer? Jangan langsung frustrasi menghadapi sang pasien. Seperti juga Anda, penderita alzheimer butuh bantuan. 


Berikut adalah beberapa tips yang layak dicoba oleh keluarga dan pasien yang mengidap alzheimer.
  1. Buat jadwal harian yang sederhana, seperti jadwal makan, minum obat, buang air besar, dan rutinitas lain yang mempermudah Anda memantau rutinitas si penderita. Jadwal ini juga berguna agar pasien terbiasa melakukan sesuatu yang sederhana sehingga mempertahankan kemampuan kognitifnya.
  2. Gunakanlah kata-kata yang sederhana agar pasien dapat lebih mengerti pesan yang Anda sampaikan.
  3. Ajaklah pasien membicarakan masa lalu. Ini untuk membantu merangsang memori. Kalau perlu, gunakan alat bantu seperti foto kenangan, video, atau lagu yang bisa membuat pasien terstimulus mengingat masa lalu.
  4. Terakhir, jangan abaikan perasaan penderita. Perhatikan hal-hal kecil yang diperhatikan penderita. Boleh jadi, hal kecil itu dapat membuat dia terstimulus mendapatkan kembali memorinya

Memang sejauh ini belum ada penelitian atau ahli yang bisa memastikan penyebab utama penyakit kepikunan atau alzheimer. Namun, beberapa peneliti berkesimpulan, risiko terkena alzheimer bisa dikurangi jika di dalam tubuh terdapat Omega 3 dalam jumlah cukup. Omega 3 ini dipercaya bisa meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi.

Zat yang banyak terdapat pada lemak ikan ini juga terbukti sukses mengobati depresi, gejala penyakit kejiwaan atau schizophrenia. Ikan memang merupakan sumber asam lemak Omega 3 alami, yaitu EPA dan DHA. Zat ini berfungsi mencegah aterosklerosis dan secara nyata menurunkan kadar trigliserida dalam darah dan kolesterol dalam hati dan jantung.

Kadar asam lemak Omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di perairan Indonesia antara 0,1 gram sampai 0,5 gram dalam per 100 gram ikan. Ini lebih tinggi ketimbang ikan di perairan Thailand, yang kadar Omega 3-nya hanya 0,084 gram per 200 gram.

Adapun ikan laut Indonesia yang kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram adalah ikan sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna

Sumber : kompas.com
Read more ...

Sikap dan Cara Merawat Pasien

Bentuk pekerjaan yang spesifik di sarana kesehatan adalah mengangkat dan memindahkan pasien, pekerjaan ini sebagian besar dilakukan oleh pekerja wanita yang sering harus mengangkat pasien yang kadang-kadang mempunyai berat yang lebih berat dari badannya sendiri (Depkes RI, 1990).

Di Rumah Sakit banyak pekerjaan angkat-mengangkat pasien yang tidak dapat diremehkan. Cidera yang disebabkan oleh cara mengangkat dan menggotong pasien yang salah telah mengakibatkan banyak absen sakit dikalangan perawat dan tenaga kesehatan lainnya (Kuswadji, 1996).

Cidera pada penggotong terjadi akibat berbagai hal yang belum jelas benar menurut :

1. Kuswadji (1996) beberapa hal berikut merupakan faktor yang menyebabkan perawat tidak melakukan tindakan keselamatan :
  • Beban terlalu berat
  • Beban terlalu berat serta terjadi ketidakseimbangan dalam jangka lama
  • Berdiri terlalu jauh dari beban
  • Kesukaran mencapai pasien sehingga posisi penggotong terhambat
  • Pakaian penggotong terlalu ketat sehingga pergerakan paha terhambat baik oleh celana atau gerakan tidak bebas.
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
  1.  Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
  2. Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
  • Posisi kaki yang benar
  • Punggung kuat dan kekar
  • Posisi lengan dekat dengan tubuh
  • Mengangkat dengan benar
  • Menggunakan berat badan (www.depkes.go.id).
2. Suma’mur (1992) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut, yaitu :
  • Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
  • Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dan lain-lain
  • Keterampilan kerja
  • Peralatan bekerja beserta keamanannya
3. Teori (brief survey) posisi yang benar pada saat mengangkat pasien sebagai berikut :
  • Gerakan siku tidak dilakukan secara menyeluruh secara menyeluruh dari posisi lurus sampai dengan membentuk sudut 450.
  • Tangan tidak berada pada belakang tubuh dalam waktu yang cukup lama pada saat mulai atau sedang mengangkat pasien.
  • Posisi bahu lurus tidak terlalu mencondong ke depan.
  • Tidak berdiri dengan satu kaki dalam waktu yang lama.
  • Posisi kaki tidak ditekuk sehingga memerlukan tenaga yang cukup besar pada bagian kaki dan paha.
  • Posisi punggung dalam keadaan lurus tidak membungkuk dan membelok. (Applied ErgonomicsTraining Manual, 1995).
Menurut Kuswadji (1996) menahan punggung merupakan bagian utama untuk memelihara posisi yang benar pada saat mengangkat sesuatu. Ada dua hal penting pada saat mempertahankan punggung ini :
  1. Menahan punggung bawah dilakukan dengan suatu gerakan yang disebut dengan penahanan perut secara dinamis, dimana perut bawah dikontraksikan dengan mengangkat kearah atas dan menuju sisi pinggang. Perut bagian bawah menjadi lebih datar namun pinggang menjadi lebih besar ke samping. Bila dilakukan secara benar gerakan ini tidak akan mengganggu pernafasan normal dan tidak akan menaikan tekanan darah dan denyut nadi. Tindakan ini mirip dengan pemasangan korset.
  2. Menahan bagian lain dari tubuh yang terkait dengan penggotongan termasuk mengencangkan bagian tubuh anda dan pasien. Menahan tubuh penggotong bisa dicapai dengan jalan sedikit mengangkat kepala penggotong dan menunjangkan punggung penggotong seperti yang dilakukan untuk penahan perut secara dinamis.
Selanjutnya dikatakan oleh Kuswadji (1996) bahwa dalam proses mengangkat dan menggotong pasien yang baik harus ada seorang komando yang bertugas. Peran komando ini bertujuan agar setiap orang yang melakukan penggotongan pasien mempunyai persepsi yang sama dalam kesiapan mengangkat dan menggotong pasien sehingga teknik mengangkat dan menggotong dapat dilakukan benar.

Menurut Suma’mur (1992), cara-cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi dua prinsip kinetis, yaitu :
  1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
  2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan untuk menerapkan kedua prinsip kinetis itu setiap kegiatan mengangkat dan mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :
  • Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan ketegangan statis lokal pada jari tersebut dihindarkan.
  • Lengan harus berada sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan otot statis yang melelahkan.
  • Punggung harus diluruskan.
  • Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang diluruskan.
  • Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan kearah jurusan gerak yang dituju. Kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh pada gerakan pertama.
  • Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong serta gaya untuk gerakan perimbangan.
  • Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh.
Teori (brief survey) posisi yang benar pada saat mendorong tempat tidur adalah sebagai berikut :
  • Genggaman tangan tidak terlalu keras pada saat memegang tempat tidur
  • Gerakan siku tidak secara menyeluruh
  • Tangan tidak berada pada belakang tubuh dalam waktu yang cukup lama pada saat mulai atau sedang mendorong tempat tidur
  • Pada bahu tidak terlalu mencondong ke depan
  • Posisi leher tegak lurus
  • Pinggang dalam keadaan lurus
  • Posisi punggung tegak lurus
  • Tidak berdiri dengan satu kaki dalam waktu yang lama dan posisi kaki tidak membentuk sudut 450 sehingga memerlukan tenaga besar pada lutut
Posisi yang benar pada saat memasang infus adalah sebagai berikut :
  1. Posisi telunjuk dan ibu jari pada saat memegang alat dengan rileks (santai) tidak memerlukan tenaga yang cukup keras
  2. Posisi jari tidak menekan terlalu kuat
  3. Posisi tangan tidak digerakkan secara menyeluruh atau lebih dari posisi normal
  4. Posisi bahu tegak lurus dan tidak terlalu mencondong ke depan dalam waktu yang lama.
  5. Posisi leher tegak lurus
  6. Pinggang dalam keadaan lurus
  7. Posisi punggung tegak lurus
  8. Tidak berdiri dengan satu kaki dalam waktu yang lama dan posisi kaki tidak membentuk sudut 450 sehingga memerlukan tenaga besar pada lutut.
Read more ...